LARANTUKA, Delegasi.Com – Aksi gerak cepat dan bernyali besar Wakil Bupati Flores Timur, Agustinus Payong Boli,SH memimpin ratusan Aparatur Sipil Negara (ASN) memadamkan api di puncak Gunung Ile Mandiri, bersama aparat TNI Kodim 1624 Larantuka dan Polres Flotim, patut diacungi jempol.
Dan, mesti dijadikan sebagai contoh yang baik bagi semua pihak untuk bahu membahu naik ke gunung untuk bantu padamkan api.
Pasalnya, semua pihak akan terkena dampak buruknya, jikalau tidak segera diatasi.
Demikian, pernyataan yang disampaikan Anggota DPRD Partai Gerindra, Muhidin DS.Tokan, SH, saat dimintai komentarnya, Kamis, 19/09/2019 pagi.
Menurutnya, apa yang diperlihatkan Wakil Bupati, Agus Payong Boli itu sebuah contoh yang baik, agar semua pihak bahu membahu bergerak cepat untuk memadamkan api di puncak Ile Mandiri.
“Mesti dilihat sebagai hal yang positif. Pemimpin itu harus berani dan bernyali besar untuk turun langsung ke lapangan, kalau ada masalah.
Apalagi, ini sangat berpotensi mengancam keselamatan warga Kota Larantuka dan sekitarnya,”sebut Muhidin DS.Tokan.
Baginya, dibutuhkan pemimpin yang kapan saja bisa turun memecahkan masalah dan mencari solusi di lapangan.
Tidak sekadar hanya bicara di belakang meja atau diatas panggung, pergi membuka kegiatan atau menutup, menghadiri undangan atau panen raya.
“Tetapi, saat emergency seperti ini pun siap turun ke lapangan,”pungkasnya lagi.
Sementara, Wabup Agus Boli kepada media mengatakan, dirinya terlibat langsung memimpin tim ASN memadamkan api di puncak Ile Mandiri, dengan berjalan kaki sejauh 3 km, pada kemiringan lereng mencapai 40 derajat, sebenarnya mau memberi contoh yang baik, membangkitkan kesadaran moril semua pihak yang bermukim dibawah kaki Ile Mandiri, agar bisa gerak cepat bahu membahu naik ke gunung membantu padamkan api supaya tidak meluas.
“Sebagai warga juga mesti bantu naik untuk padamkan. Caranya sederhana yakni dengan membuat kanal atau jebakan api, membersihkan areal antara yang sudah dilahap api dan yang belum sehingga api tidak menjalar lagi ke areal perkebunan dan permukiman warga,”.
“Karena kalau api terus menjalar, maka masyarakat akan susah nanti. Kebun-kebun warga pasti habis. Tanamannya akan mati semua. Apalagi, merembes masuk ke permukiman warga dan membakar rumah-rumah maupun harta benda lainnya.
“Lalu, yang lebih parah lagi adalah, jika hutan belukar di puncak disikat habis, maka akan menjadi gundul, yang berpotensi menimbulkan banjir dan lumpur pada musim hujan nanti. Dan menimpa Kota Larantuka dan sekitarnya, seperti yang pernah terjadi pada 27 Februari 1979 dan tahun 2003 silam, yang hingga kini dikenang sebagai hari kelabu Kota Larantuka,”imbuhnya.
Agus Boli menambahkan, semua camat, lurah dan kepala desa yang ada di wilayah Larantuka, Ile Mandiri dan Lewolema juga sudah dihimbau menggerakan masyarakatnya untuk naik ke gunung.
Berikutnya, pihak pewaris Raja Larantuka yakni Bapak Don Martinus,DVG pun sudah dimintai untuk melakukan ceremonial adat meminta hujan untuk memadamkan api.
Dalam aksi pemadaman kali ini, kata Wabup Agus Boli, timnya mampu mematikan api di arah lereng ke Kelurahan Amagarapati, dekat dengan Makam Raja Larantuka.
Sementara titik api lainnya, masih terus diupayakan bersama tim gabungan.
Termasuk meminta bantuan Badan Penanggulangan Bencana Nasional.
//delegasi(BBO)
Belgia adalah negara yang kaya akan budaya dan sejarah, salah satu keindahan destinasi wisata yang…
Delegasi.com - Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Rote Ndao kembali mengambil langkah maju dalam penguatan…
Delegasi.com - Bawaslu Kabupaten Kupang langsung menanggapi laporan dugaan Politik Uang yang dilakukan salah satu…
Delegasi.com - Tokoh aktivis perempuan dan lingkungan hidup Nusa Tenggara Timur (NTT), Aleta Baun mengatakan…
Delegasi.com - Insiden mengejutkan terjadi saat kampanye dialogis pasangan calon gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT)…
Delegasi.com - Kelompok Mahasiswa di Kota Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) yang tergabung dalam…