Categories: Polkam

Pagar Puskesmas yang Baru Dibangun Ambruk, Bupati Sikka Nyaris Tendang Pengawas Proyek

MAUMERE, DELEGASI.COM – Bupati Kabupaten Sikka NTT, Fransiskus Roberto Diogo langsung melakukan inspeksi mendadak ke lokasi proyek puskesmas senilai Rp 4 miliar lebih di Desa Egon, Kecamatan Waigete, yang roboh dihantam banjir, Minggu (29/12/2019).

Dirilis kompas.com, sekitar pukul 12.00 WIT, Bupati bersama rombongan tiba di lokasi proyek puskesmas yang pagarnya roboh tersebut.

Di dekat pagar puskesmas yang roboh, Bupati Sikka yang biasa dipanggil Robi itu memarahi pengawas proyek pembangunan ruang rawat jalan Puskesmas Waigete.

Bupati Robi memarahi pengawas proyek itu di hadapan rombongan bupati, camat, dan warga desa setempat.

“Mana galinya, mana. Suruh bongkar semua ini. Periksa itu. Kamu pegawas, bagaimana. Kamu pakai anting lagi, bagaimana mau ngawas di sini. Ini mau diapakan lagi,” ungkap Bupati Robi dengan nada keras dalam video berdurasi 1 menit 13 detik yang diperoleh Kompas.com, Senin (30/12/2019) sore.

Dalam video itu, terlihat Bupati Robi begitu emosi dengan pengawas proyek. Bahkan Bupati hampir saja menendang si pengawas, namun ia bisa mengontrol emosinya.

Sekitar pukul 19.00 WIT, Kompas.com bersama 2 rekan jurnalis televisi berupaya menemui Bupati Robi ihwal dirinya memarahi pengawas karena pagar proyek pembangunan ruangan rawan jalan di Puskesmas Waigete roboh terhantam banjir.

Kami menemui Bupati Robi di rumah pribadinya yang beralamat di Lingkar Luar, Kelurahan Nangalimang, Kecamatan Alok, Kabupaten Sikka. Bupati Robi pun bersedia untuk diwawancara terkait ekpresi amarahnya kepada pengawas proyek miliaran yang baru saja jebol itu.

Bupati Robi pun membenarkan, dirinya melakukan inspeksi terhadap pekerjaan-pekerjaan yang indikasinya tidak memuaskan.

“Tadi saya temukan di Puskesmas Waigete, terutama pengerjaan pagar. Yang mana, banjir beberapa hari yang lalu, itu sampai roboh. Saya sudah melihat apa yang terjadi di sana. Ternyata fondasinya itu, mungkin tidak digali. Dan saya minta korek dengan linggis, ternyata betul tidak digali,” ungkap Bupati Robi kepada sejumlah awak media, Senin malam.

Bupati Robi mengatakan, di lokasi proyek, dirinya marah terhadap konsultan pengawas, perencanaan, dan juga pelaksana yang tidak memperhatikan kualitas pengerjaan.  Bupati menyebut, ia memarahi konsultan pengawas proyek karena berbohong.  “Ketika saya tanya, ini fondasi beberapa sentimeter ? Dia bilang sesuai aturan 30 sentimeter. Ternyata setelah saya korek, ternyata batu diletakan di atas tanah. Mungkin galinya 5 sampai 10 sentimeter.

Bangunan itu jadinya rapuh, goyang. Saya instruksikan supaya diperkuat lagi dengan cara digali ulang. Isi batu, kemudian, laksanakan sesuai ketentuan konstruksi supaya tidak roboh,” ungkap Bupati Robi.

Bupati Robi juga menegaskan, jika bangunan itu roboh dan mengenai anak kecil, siapa yang bertanggung jawab.

Sebagai pemimpin, pemilik pekerjaan, ia tentu harus marah.  Ia mengimbau, kerja proyek tidak bisa seperti itu. Asal jadi. Itu sangat berbahaya. Bukan saja merugikan, tetapi berbahaya bagi keselamatan orang lain. Jadi untuk mennangani soal seperti itu, perlu ketegasan.

“Saya bilang, kalau zaman orde baru kamu saya pukul. Kamu cara kerja begini membohongi rakyat. Berbahaya,” ujar Bupati Robi.

Ia menambahkan, dirinya juga sudah memarahi PPK dan Dinas Kesehatan yang tidak memperhatikan pekerjaan.

“Masa bupati mesti turun sendiri. Saya tadi minta mreka bongkar lagi. Tanggal 2 Januari saya cek lagi,” tambah Bupati Robi.

Sebelumnya diberitakan, pagar tembok di Puskesmas Waigete, Desa Egon, Kecamatan Waigete, Kabupaten Sikka, NTT ambruk dihantam banjir bandang, Minggu (29/12/2019).

Pagar tembok itu adalah bagian dari paket proyek pembangunan ruang rawan jalan Puskesmas Waigete senilai Rp.4.256.033.441.

Kontraktor pelaksana proyek adalah CV. Hesty Indah. Sementara konsultan pengawas adalah CV. Sahwana.  Proyek ini mulai dikontrakkan sejak tanggal 12 Juli 2019.

Dana proyek ini bersumber dari dana alokasi khusus (DAK).  Pengamatan Kompas.com, Senin (30/12/2019), pagar tembok yang itu jebol sepanjang 20 meter.  Diduga kerja asal jadi.

Fondasi pagar tidak dalam. Dalam fondasi tembok sekira 20 sentimeter saja.

“Pas kalau pagar tembok ini jebol Pak. Memang kerja asal jadi. Kerjanya asal cepat selesai dan dapat uang. Kualitas mereka tidak perhatikan,” ujar Nong Marsel, warga Desa Egon kepada Kompas.com, Senin (30/12/2019).

//delegasi (*/yani lioduden)

Komentar ANDA?

Penulis Delegasi

Recent Posts

Keindahan Patershol, Ghent

Belgia, negara kecil di jantung Eropa, terkenal dengan keindahan arsitektur, budaya, dan kulinernya. Salah satu…

5 jam ago

Keindahan Manneken Pis Brussels

Belgia adalah negara yang kaya akan budaya dan sejarah, salah satu keindahan destinasi wisata yang…

3 hari ago

Dinas Perpustakaan Rote Ndao Gelar Pelatihan untuk Inovasi dan Meningkatkan Ekonomi

Delegasi.com - Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Rote Ndao kembali mengambil langkah maju dalam penguatan…

2 minggu ago

Usut Dugaan Politik Uang, Bawaslu Kabupaten Kupang Siap Bentuk Dua Tim Investigasi

Delegasi.com - Bawaslu Kabupaten Kupang langsung menanggapi laporan dugaan Politik Uang yang dilakukan salah satu…

2 minggu ago

Tokoh Perempuan Aleta Baun Nyatakan Dukungan Untuk Paket SIAGA

Delegasi.com - Tokoh aktivis perempuan dan lingkungan hidup Nusa Tenggara Timur (NTT), Aleta Baun mengatakan…

2 minggu ago

Warga Sarotari Tengah Pingsan Saat Kampanye Dialogis Bersama Ibu Asty Lakalena

Delegasi.com - Insiden mengejutkan terjadi saat kampanye dialogis pasangan calon gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT)…

2 minggu ago