Pandemi, WHO Dirikan Badan Ekonomi Kesehatan untuk Semua

  • Bagikan
Ilustrasi Gedung WHO. (AFP/Fabrice Coffrini)

JAKARTA, DELEGASI.COM- Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO mendirikan entitas baru yang diberi nama Badan Ekonomi Kesehatan untuk Semua atau Council on the Economic of Health for All.

Badan yang beranggotakan para ekonom dan ahli kesehatan tingkat dunia tersebut akan fokus pada investasi di bidang kesehatan. Kehadirannya untuk mencapai pertumbuhan ekonomi berbasis inovasi, inklusif dan berkelanjutan, di bidang kesehatan.

Badan ini akan bekerja dengan mengusung motto Health for All sebagai pusat dan basis dasar untuk pertumbuhan ekonomi serta penciptaan nilai.

Mazzucato, Profesor Ekonomi Inovasi dan Nilai Publik serta Direktur Institut Inovasi dan Tujuan Publik di University College London, ditunjuk sebagai ketua dari badan baru tersebut.

Di bawah pimpinan Mazzucato, badan tersebut akan menciptakan unit-unit kerja yang melihat investasi sistem kesehatan di tataran lokal dan global di dunia sebagai investasi jangka panjang, alih-alih jangka pendek.

“Waktunya telah tiba untuk sebuah narasi baru bahwa kesehatan bukanlah biaya melainkan investasi, yang menjadi dasar dari ekonomi yang stabil, resilient dan produktif,” ujar Tedros.

Menurut dia, dengan menciptakan desain investasi sedemikian rupa akan membuat ekonomi dunia lebih sehat, inklusif dan berkelanjutan.

“Saya sangat bersemangat untuk bekerja erat dengan WHO dalam agenda ekonomi Health for All ini, untuk membentuk ekonomi kita menjadi betul-betul lebih baik. Serta inclusion menjadi pusat bagaimana kita menciptakan nilai, mengukurnya dan mendistribusikannya,” ujar Mazzucato.

Hingga saat ini, pandemi Covid-19 telah mengenai lebih dari 52 juta orang di dunia dan lebih dari 1,3 juta di antaranya dilaporkan meninggal dunia. Realita itu menunjukkan konsekuensi mengerikan dari investasi yang kronis di sektor kesehatan terhadap kehidupan miliaran orang di dunia serta terhadap ekonomi global.

Dalam setahun terakhir, pandemi Covid-19 telah menyebabkan krisis sosial-ekonomi yang tidak pernah terjadi sebelumnya: krisis yang telah meruntuhkan stabilitas dan solidaritas global. Krisis ini juga menekankan bagaimana situasi saling bergantung antara sektor kesehatan dan ekonomi, serta sebagai pengingat bahwa kesehatan adalah hak setiap orang.

“Kita hidup dalam krisis yang multiple, yakni krisis ekonomi, iklim sekaligus kesehatan. Jika kita terus menambal sistem kita dari waktu ke waktu, kita akan terus selangkah di belakang,” katanya.

Sementara itu di Indonesia, pandemi Covid-19 telah menjangkiti sebanyak 465.007 pasien, di mana sebanyak 388.094 di antaranya dinyatakan sembuh dan 15.148 lainnya meninggal dunia.

Mengacu laman resmi Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Nasional atau #SatgasCovid19, pandemi di dalam negeri telah ditemukan di sebanyak 505 kota/kabupaten di 34 provinsi.

Juru Bicara Satgas Covid-19 Reisa Broto Asmoro mengingatkan kepada masyarakat untuk menyadari bahwa virus Covid-19 ini nyata. Oleh karena itu, dia meminta kontribusi seluruh elemen masyarakat untuk menjalankan protokol kesehatan 3M yang mencakup memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan.

Dia menyebutkan bahwa penerapan protokol 3M dengan disiplin akan efektif mencegah penularan virus Covid-19.

“Wajib mencegah dan melindungi diri dari penyakit. Karena yang namanya mencegah jauh lebih mudah, lebih murah, lebih berfaedah daripada mengobati,” ujarnya.

//delegasi(CNN)

Komentar ANDA?

  • Bagikan