Bahkan nun jauh sebelum dirinya terpilih menjadi anggota DPRD NTT 2014 silam Patris Lali Wolo sudah terjun membantu keluarga kurang mampu khusunya keluarga yang anaknya menderita gizi buruk dan kurang gizi di beberapa pelosok desa di NTT. Tak heran jika media menjuluki sebagai “Politisi Stunting” di Nusa Tenggara Timur.
DELEGASI.COM, MBAY – Perjuangan Politisi PDI Perjuangan, Patris Lali Wolo memerangi masalah stunting di Nusa Tenggara Timur tak pernah surut.
Saban kali melakukan kunjugan ke daerah daerah, anggota DPRD NTT Dapil NTT V itu fokus mengunjungi dan membantu anak anak penderita stunting di desa desa.
Bahkan nun jauh sebelum dirinya terpilih menjadi anggota DPRD NTT 2014 silam Patris Lali Wolo sudah terjun membantu keluarga kurang mampu khusunya keluarga yang anaknya menderita gizi buruk dan kurang gizi di beberapa pelosok desa di NTT.
Tak heran jika media menjuluki sebagai “Politisi Stunting” di Nusa Tenggara Timur.
Julukan itu beralasan, sebab aksi kemanusiaanya tidak saja di wilayah daerah pemilihanya, tapi merambat di hampir semua pelosok desa di NTT
“Kebetulan sebelum jadi anggota DPRD, saya seorang pengusaha ayam/telur ayam. Dan saya sudah lakukan pendampingan terhadap keluarga kurang mampu, khusus anak anak stunting di NTT. Jadi kita menolong mereka bukan karena dari kelebihan tapi dari kekurangan kita,” ungkap Patris datar kepada wartawan di Kupang pekan lalu.
Selama kegiatan resesnya sebagai anggota DPRD NTT jumlah bantuan kemanusiaan secara langsung untuk warga kurang mampu hingga tak terhitung jumlahnya.
Yang terbaru ada 16 Desa yang disambangi Patris Lali Wolo menemui keluarga penderita Stunting di Nagekeo.
Desa desa tersebut antara lain Desa Ngera, Desa Lewa Ngera, Desa Paumali, Desa Witurombaua, Desa Ladolima Utara, Desa Ladolima Timur, Desa Ladolima dan Desa Kotowuji Barat.
“Total desa dan total anak stunting yang kita dampingi selama tigz bulan kedepan bersama jajaran partai PDI Perjuangan dan tim kerja kami di Nagekeo untuk perode ini adalah 16 Desa dan 170 anak stunting. Tiap anak mendapatkan 60 butir telur ayam, uang susu Rp 150.000/anak, Bibit Hortikultira 1000 pcs per anak untuk Program Pekerangan Tri Funsi ( PRO PATRIS),” ungkap Patris Lali Wolo.
Tidak hanya itu dalam kesempatan yang sama Patris juga menyumbang telur dan uamg tunai bagi kader posyandu dan bagi staf desa yang di kunjungi.
“Kita kuga menyumbang 60 butir telur dan dana Rp2,5 juta, Tiap Kader Posyandu, PPL dan Bidan Desa juga mendapatkan Telur ayam, Bibit Horti dan uang pulsa. Saya himbau untuk kita semua bergotong royong untuk percepatan penyelesaian persoalan stunting.Karena ini adalah persolan kemanusiaan,” jelas Patris.
Untuk periode reses kali ini menurut Patris, total bantuan yang sudah disalurkan di 16 Desa yaitu 14.500 butir telur, 17.000 psc bibit bayam, 12.000 pcs sawi, 5000 pcs terung, 1000 pcs Bunga kol dan 1000 pcs bibit pepaya california.
Pro PATRIS
Patris Lali Wolo tidak saja sebatas menyumbang bagi keluarga kurang mampu. Namun tindaklanjut dari sumbangan itu dia membuat program kerja mendampingi keluarga kurang mampu.
Program itu bertujuan untuk ketahan pangan rumah tangga dalam pemenuhan gizi bagi anak serta untuk berdikari dalam bidang ekonomi keluarga.
Patris menyebutnya Program Pekarangan Tri Fungsi ( Pro PATRIS).
Program ini kata Patris sebagai antisipasi menghadapi krisis multidimensi antara lain krisis ekonomi, pangan dan energi dan juga anomali iklim,” ungkap Patris.
Patris juga menggerakan warga untuk pemanfaatan program perhutanan sosial lainya seperti buah tropis seperti Alpukat, Durian, Manggis, Rambutan, suku dan pengebangan tanaman pendamping beras seperti umbi-umbian dan tanaman rempah di bawah tegakan pohon.
“Saya sampaikan juga tentang recovery unsur hara tanah menggunakan kotoran ayam, penjarangan dan peremajaan tanaman perkebunan serta kompensasi petani cengkeh yang gagal panen selama tiga tahun, harus mendapat perhatian serius dari pemerintah disemua tingkatan.
“Ini penting bagi masyarakat sebagai implementasi nilai luhur PANCASILA. Saya yakin kalau kita fokus dan berpihak pada petani peternak dan nelayan dengan infrastruktur jalan yang baik di seluruh NTT malan pariwisata pasti mengikuti. Maka itulah cara membawa rakyat menuju kesejahteraan,” tutupnya.
//delegasi(Hermen Jawa)