Ekbis  

Pemprov NTT Usul 8 Jembatan Yang Ambruk Akibat Bencana Ditangai Pemerintah Pusat

Avatar photo
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nusa Tenggara Timur, Maxi Nenabu//Foto: delegasi.com(Hermen jawa)

KUPANG, DELEGASI.COM – Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) catat delapan jembatan pada ruas jalan nasonal / startegis nasional maupun di ruas jalan provinsi yang ambruk akibat terjangan badai Siklon Tropis Seroja pada 4-5 April 2021. Pemprov sudah memasukkan agar delapan jembatan yang ambruk itu ditangan oleh pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian PUPR.

Demikian dikatakan Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Nusa Tenggara Timur, Maxi Nenabu kepada wartawan di Kupang, Senin (3/5/2021).

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nusa Tenggara Timur, Maxi Nenabu // Foto: delegasi.com (Hermen jawa)

 

Baca Juga: Validasi Data Tuntas, Rumah Rusak Akibat Bencana di NTT Tercatat 52.793 Unit
Baca Juga:  21 Rumah Hunian di Desa Narasaosina Adonara Timur Siap Tampung Korbn Bencana

“Secara resmi kita sudah lapor ke pemerintah pusat yaitu ke Kementerian PUPR. Dan Pak Gubernur sudah menandatangi laporan itu secara resmi dan sudah di kirim ke kementerian PUPR, agar delapan jembatan yang ambruk itu diambil alih pusat, ”kata Nenabu.

“Saat ini, ada delapan jembatan yang ambruk, tidak bisa dilewati kendaraan. Proses pendataan sudah selesai dan kami sudah kirim laporanya ke pemerintah pusat,” katanya.

Dijelaskan, jembatan-jembatan yang ambruk akibat badai itu antara lain Jembatan Termanu di Kabupaten Rote Ndao, Jembatan Fatutuaf di Kabupaten Kupang, Jembatan Maukumu di Kabupaten Malaka, Jembatan Neotnana di Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), dan Jembatan Waiburak di Pulau Adonara, Flores Timur. Lalu, Jembatan Talimetan dan Jembatan Fatubenao di Kabupaten Belu dan Jembatan Benenain. Semuanya terletak di wilayah yang berbatasan dengan negara Timor Leste.

Kondisi Jembatan Benanaen di Kabupaten Malaka- Nusa Tenggara Timur // Foto: ISTIMEWA

 

“Pendataan senjumlah jembatan yang ambru itu sudah selesai, termasuk perhitungan biaya. Dan semua itu secara resmi kita sudah lapor ke pemerintah pusat. Mudah mudahan mulai tahun depan rehabilitas atau pembangun 8 jembatan yang ambruk itu bisa dimulai,” kata Maxi Nenabu.

Selain jembatan, sejumlah ruas jalan provinsi di wilayah itu juga rusak akibat longsor.

“Saat ini kami masih terus melakukan pendataan. Kita mengharapkan proses pendataan Ciptanya selesai dilakukan, sekaligus penghitungan kerugian,” katanya.

// delegasi (agusT)

Komentar ANDA?