Categories: Sosbud

Pempus Alokasi Rp 5,2 Miliar Untuk KUBE di NTT

Kupang, Delegasi.Com –  Tahun 2019 pemerintah mengalokasikan Rp 5, 2 miliar  untuk 260 Kelompok Usaha Bersama (KUBE) yang bersumber dari APBN dan dari Kementerian Sosial RI.

Demikian dikatakan Kepala Bidang Penanganan Fakir Miskin Dinas sosial Nusa Tenggara Timur, DJoese Nai Boti kepada wartawan di Kupang, Jumat(4/8/2019).

Yang bersumber sari APBN sebeaar Rp2,2 miliar untuk 150 kelompok, sedangkan dari dana Dekonsentrasi dari Kementeeian Sosial sebesar Rp3 miliar untuk 110 kelompok. Jadi total Rp5,2 miliar untuk 260 KUBE,” jelas Nai Boti.

Pada Tahun 2019 Provinsi NTT dialokasikan dana dekonsentrasi sebesar Rp 3 miliar dari Kementerian Sosial untuk 150 Kelompok Usaha Bersama (KUBE) di enam kabupaten. Selain itu Kemensos juga mengalokasikan dana APBN sebesar Rp 2,2 miliar kepada 110 KUBE untuk empat kabupaten. Dengan demikian total dananya sebesar Rp 5,2 miliar lebih untuk 260 KUBE.

Nai Boti menjelaskan, enam  kabupaten yang mendapat alokasi dana Dekomsentrasi Kementeeian Sosial  itu antara lain; Kabupaten Manggarai Barat untuk kategori KUBE pedesaan, Kabupaten Manggarai Timur untuk kategori KUBE perkotaan, Kabupaten Rote Ndao dan Sabu Raijua untuk kategori KUBE kepulauan, pesisir dan batas negara.

Sementara Kabupaten TTS untuk kategori KUBE perkotaan dan Kabupaten Belu untuk kategori KUBE pedesaan dan perbatasan antar negara.

Sedangkan empat kabupaten yang mendapat alokasi dari dana APBN yakni Kabupaten Flores Timur (Flotim), Kota Kupang, TTU dan Kabupaten Malaka.

Prosedur pencairan dana  yang bersumber APBN menurut Nai Boti, langsung disalurkan dari pusat ke Dinas Sosial Kabupaten/Kota tanpa melalui Dinas Sosial Provinsi.

Adapun syarat penerima dana itu adalah KK miskin yang terdata dalam basis data kemiskinan yang disebut Basis Data Terpadu Penanganan Kemiskinan yang dikeluarkan oleh Kementerian Sosial. Data itu sebagai acuan di tingkat desa.
Namun jika hasil seleksi oleh tim teknis di tingkat desa dan ditemukan data itu mengalami pergeseran mereka bisa melakukan validasi data di tingkat bawah.

Setelah itu mereka akan mengusulkan ke Dinas Sosial Kabupaten dan diverifikasi lagi di tingkat kabupaten baru data itu dikirim ke tingkat provinsi. Dan proposal itu diusulkan oleh kelompok yang telah dibentuk dan diseleksi dari tingkat desa.

“Tim Operator kita disini akan verifikasi ulang lagi data.  Kemudian kita turun seleksi
pendamping. Kita utamakan pendamping dari anak-anak desa itu yang mempunyai pengalaman kerja atau kalau tidak ada kita bisa ambil anak-anak dari desa tetanggan,” ungkapnya.

“Kita juga sudah melakukan bimtek kepada semua pengurus KUBE yang ada dan bimteknya sudah selesai. Kita lakukan itu supaya mereka paham tugas dan tanggung jawabnya seperti apa. Hal itu kita lakukan mulai dari pencairan dana dan pembukuannya seperti apa serta pengembangan usaha yang mereka lakukan,” ujarnya.

Nai Boti menjelaskan kebanyakan bidang usaha yang dominan digeluti KUBE  di NTT kebanykan   usaha dibidang peternakan, tenun ikat, kios dan usaha sayur.  Untuk satu KUBE terdiri dari 10 anggota dengan alokasi dana sebesar Rp20 juta.

 

Alokasikan Rp 6,5 Miliar

Pada sisi lain Kabid Djose M. Nai Boti mengatakan, Pemerintah Daerah Provinsi NTT pada tahun 2019 juga mengalokasikan dana sebesar Rp 6,5 miliar untuk 650 KUBE di NTT.

“Dari APBD I Provinsi NTT tahun 2019 ini dialokasikan dana enam miliar lebih untuk 650 kelompok KUBE. Dimana polanya  juga sama yaitu masyarakat membentuk kelompok dan mengusulkan bantuan dalam bentuk proposal yang nanti kita verifikasi, seleksi kemudian ditetapkan dengan keputusan gubernur”.

“Dengan SK Gubernur itu dana kita dicairkan. Tahap satu tahun ini dana sudah kita cairkan untuk 374 kelompok sehingga masih ada 276 kelompok KUBE yang akan cair pada tahap kedua pada bulan Oktober 2019 mendatang. Dana itu tetap bergulir di masyarakat tidak dikembalikan ke pemerintah,”  kata Nai Boti

Dikatakan, pada tahun 2018 lalu yang mendapat dana KUBE tersebut adalah Kabupaten Alor, Flores Timur, Ende, Sumba Barat, dan Sumba Timur karena pagu anggaran terbatas makanya digilir untuk semua  kabupaten.

Kita yang tentukan kabupaten mana dapat dana ini karena ada kriteria yang kita pakai. Antara lain jumlah penduduk miskin, apakah kabupaten itu sudah pernah mendapat bantuan dua atau tiga tahun kita pending dulu dan kita prioritaskan yang belum dapat. Kalau ada KUBE perbatasan maka kita utamakan kabupaten-kabupaten di daerah perbatasan negara,” pungkasnya.

//delegasi(hermen)

Komentar ANDA?

Penulis Delegasi

Recent Posts

Keindahan Ngapali Beach: Surga Pantai Tropis di Myanmar

Myanmar, negara yang kaya akan budaya dan sejarah, juga menawarkan keindahan alam yang luar biasa,…

16 jam ago

Keindahan Kuang Si Falls: Air Terjun Turquoise di Laos

Laos, negara yang terkenal dengan kekayaan alam dan keindahan alamnya, memiliki banyak tempat wisata yang…

4 hari ago

Keindahan Pondoland dan Pesona Alam serta Pantainya

Afrika Selatan selalu menjadi destinasi yang memikat hati para wisatawan dengan kekayaan alam dan budaya…

6 hari ago

Keindahan Tulbagh Wine Route: Wisata Anggur

Afrika Selatan terkenal dengan keindahan alamnya yang memukau dan sejarah budaya yang kaya, salah satu…

1 minggu ago

Keindahan Pretoria: Mengunjungi Kota yang Penuh Sejarah

Pretoria, ibu kota administratif Afrika Selatan, adalah sebuah kota yang kaya akan sejarah, budaya, dan…

2 minggu ago

Keindahan Cederberg: Keindahan Alam yang Tersembunyi

Afrika Selatan dikenal dengan keindahan alamnya yang menakjubkan, mulai dari pantai yang indah hingga pegunungan…

2 minggu ago