Kupang, Delegasi.com – Testimomi politik Pastor Yohanes Jonga terhadap salah satu paslon Bupati Manggarai Timur dinilai sangat dikotomi terhadap paslon lain. Sebagai Pastor Katolik, Yohanes Jonga mestinya menjaga netralitas dan memberikan pendidikan politik yang benar untuk masyarakat Manggarai Timur.
Demikian benang merah pendapat pengamat Dosen Fisip Undana Kupang, Lasarus Jehamat menanggapi ajakan Pastor Jhon (demikian Yohanes Jonga disapa) agar memilih Paslon Marsel Sarimin dan Paskal Saradjudin (MERPATI) di pilkada Manggarai Timur saat ini.
“Mestinya dia (Yohanes Jonga) harus menempatkan diri sebagai pastor. Dia harus menyerukan politik yang damai dan memberikan pendidikan politik yang netral di Manggarai Timur,” kata Lasarus Jehamat, Dosen Fisip Undana kepada wartawan di Kupang, Selasa(19/6/2018).
Jehamat menilai, testimoni politik Pastor Yohanes Jonga terhadap Cabub Marsel Sarimin adalah sebuah entitas statis. “Beliau (Yohanes Jonga) menempatkan Marsel Sarimin sebagai malaikat pembawa berkat dan bisa saja itu benar menurut kaca mata agama.
“Tetapi di ruang politik, semua watak malaikat bisa berubah bentuk dan wujud. Malaikat Marsel bisa berubah menjadi lucifer di titik yang lain kan?’
Menurut Jehamat, jika terjadi perubahan perilaku demikian maka yang dilakukan Cabub Marsel Sariman di Papua sebenarnya berkedok. Atau dengan kata lain perilaku positif Marsel di Papua sarat kepentingan.
Toh faktanya banyak kebijakan Marsel yang jauh dari anasir-anasir kemanusiaan. Semua beraroma politik.
“Kalau benar dia aktivis kemanusiaan, mestinya dia pegi bertemu semua paket dan tidak hanya Marsel. Perilaku ini menunjukan pastor Yohanes Jonga tidak mengerti arti kemanusiaan. Kemanusiaan yang dia paham dalam kategori asimetris kami-mereka; we-you,” kata Jehamat.
Jehamat menilai, testimoni politik Pastor Yohanes Jonga terhadap Cabub Marsel Sariman adalah sebuah entitas statis.
“Beliau (Yohanes Jonga) menempatkan Marsel Sariman sebagai malaikat pembawa berkat dan bisa saja itu benar menurut kaca mata agama. Tetapi di ruang politik, semua watak malaikat bisa berubah bentuk dan wujud. Malaikat Marsel bisa berubah menjadi lucifer di titik yang lain kan?
Menurut Jehamat, jika terjadi perubahan perilaku demikian maka yang dilakukan Cabub Marsel Sariman di Papua sebenarnya berkedok. Datau dengan kata lai perilaku positif Marsel di Papua sarat kepentingan. Toh faktanya banyak kebijakan Marsel yang jauh dari anasir-anasir kemanusiaan. Semua beraroma politik.
“Kalau benar dia aktivis kemanusiaan, mestinya dia pegi bertemu semua paket dan tidak hanya Marsel. Perilaku ini menunjukan pastor Yohanes Jonga tidak mengerti arti kemanusiaan. Kemanusiaan yang dia paham dalam kategori asimetris kami-mereka; we-you,”. jelas Jehamat.
Seperti dirilis floreseditorial.com, pastor Yohanes Jongan memberi kesaksian soal prestasi Cabun Marsel semenjak beliau masih bertugas di Papua.
“Saya berharap agar masyarakat kabupaten Manggarai Timur dapat memilih Marselis Sarimin untuk menjadi Bupati Manggarai Timur, karena saya yakin di tangan Marselis dan Paskalis, akan ada perubahan yang baik secara besar-besaran dan cepat bagi masyarakat kabupaten Manggarai Timur” ungkap Yohanes Jonga saat memberikan kesaksian bagi ratusan simpatisan Paket Merpati ketika menghadiri pertemuan internal bersama Tim Pemenangan paket Merpati di Borong, 06 Juni 2018.
Menurutnya, sejumlah kesulitan yang kini tengah dialami oleh masyarakat kabupaten Manggarai timur cuma bisa ditangani oleh Marselis Sarimin dan Paskalis Sirajudin
“Kalau di Papua, dirinya sukses dan berhasil membangun Papua, kenapa ditanah kelahirannya sendiri tidak bisa?. Saya yakin dibawah pimpinan Beliau (Marselis,red), Manggarai Timur akan lebih maju,” tutur pastor Paroki Waris Merangkap Dekan Dekanat Keerom Keuskupan Jayapura itu.
Yohanes juga menjelaskan bahwa, kehadiran paket Merpati adalah kesempatakn emas bagi masyarakat kabupaten Manggarai Timur untuk bisa membawa perubahan yang lebih baik secara cepat dan total.
“Kalau di Kitab Suci, Kata Pastor Yohanes,” Merpati itu lambang ketulusan, lambang kejujuran dan lambing Roh Kudus. Karena itu, saya minta kepada pak marselis dan Pak Paskalis harus menyediakan hari-hari khusus yang dialokasikan untuk langsung bertemu dengan masyarakat kabupaten Manggarai Timur.
Menurutnya hal ini bertujuan agar bisa mendengar secara langsung keluhan masyarakat Manggarai Timur. “Seperti yang pak Marselis buat di Papua dulu ketika membangun Honay Bicara (Rumah Bicara,red),” tandas lulusan Sekolah Tinggi Filsafat Teologia (STFT) Fajar Timur Abepura Jayapura Papua itu.
Ia berujar bahwa dirinya tidak sedang berkampanye untuk memenangkan paket Merpati,
“Saya Cuma tiga hari disini, tetapi saya hadir disini untuk memberikan kesaksian tentang sejumlah karya besar Marslis yang telah ia lakukan di tanah Papua,” ungkapnya sembari menutup pertemuan tersebut dengan memberikan berkat perutusan bagi ratusan tim pemenangan paket Merpati.//delegasi (germanus}