Categories: Hukrim

Penganut Radikalisme Jadikan Media Sosial Alat Kampanye

Kupang, Delegasi.com – Penganut radikalisme, ekstrimisme, dan terorisme termasuk ISIS lebih banyak menggunakan media sosial sebagai alat kampanye terhadap doktrin yang dianut.

Demikian dikatakan Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar ketika membuka Rapat Pimpinan Wilayah (Rapimwil) DPW PKB NTT di Kupang, Senin (5/6/2017) lalu. Menurut Muhaimin, para penganut radikalisme, ekstrimisme, dan terorisme termasuk ISIS menggunakan media sosial sebagai alat kampanye karena tidak membutuhkan biaya besar untuk memosting doktrin agar bisa diketahui publik. Bahkan setiap hari jutaan orang meng-upload doktrin- doktrin tersebut tanpa biaya yang harus dikeluarkan.

“Tentunya hal ini berpengaruh terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara yang saat ini sedang menghadapi ancaman serius,”katanya. Ia menyatakan, ISIS sebagai kekuatan besar terorisme saat ini, tidak bisa dikendalikan lagi. Memang pada awal- awal hadirnya ISIS, sejumlah negara besar di dunia bisa mengatasinya. Namun dalam perkembangannya, tidak lagi dibendung. “ISIS telah menguasai jual beli senjata dan energi yang menyebabkan harga minyak dunia turun drastis dan harga batu bara yang sebelumnya menjadi primadona Indonesia ikut ambruk,” kata Muhaimin. Ia menyampaikan, dunia global sedang menghadapi dinamika yang ekstrim, bukan saja iklim yang ekstrim. Artinya, ada pengaruh globalisme yang tidak baik, seperti radikalisme dan primordialisme yang berbasis agama dan suku yang ditopang oleh teknologi informasi. Harus disadari bahwa, teknologi informasi selain untuk mempermudah, tapi juga membawa agenda negatif. Karena cara kampanye primordialisme dan radikalisme sangat mudah yakni menggunakan media sosial. “Munculnya primordialisme karena dunia sedang goyah di bidang ekonomi, identitas, serta tantangan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat di Indonesia. Dalam kondisi seperti ini, orang aka mencari tempat sebagai rumah rujukan, salah satunya bergabung dalam gerakan primordialisme dan radikalisme,” terang Muhaimin. Ia menegaskan, gairah keagamaan yang dahsyat bila tidak dikelola dengan baik, akan menjadi masalah, seperti radikalisme dan primordialisme. Semestinya, gairah keagamaan harus dikelola menjadi energi yang baik dalam menjunjung tinggi kemanusiaan. “Pemerintah dan partai politik harus mampu menghadirkan kesejahteraan dan keadilan bagi masyarakat,” tandas Muhaimin//delegasi(hermen/ger)

Komentar ANDA?

Penulis Delegasi

Recent Posts

Menata Rumah dengan Furniture yang Nyaman

Rumah, tempat bernaung dan beristirahat, tak hanya sekadar bangunan. Ia adalah refleksi diri, sebuah ekosistem…

12 jam ago

Menata Rumah dengan Kombinasi Warna Cerah

Bayangkan rumah Anda dibanjiri cahaya, bukan hanya dari matahari pagi, tetapi juga dari keceriaan warna-warna…

12 jam ago

Cara Menata Ruang Makan Agar Lebih Nyaman

Bayangkan ruang makan Anda bukan sekadar tempat makan, melainkan sebuah oasis kenyamanan di tengah hiruk…

13 jam ago

Cara Menata Rumah Agar Terlihat Elegan

Rumah, lebih dari sekadar tempat tinggal, adalah cerminan diri. Tahukah Anda, penataan rumah yang tepat…

13 jam ago

Menata ruang keluarga dengan desain modern minimalis

Bayangkan ruang keluarga Anda berubah menjadi oasis ketenangan modern. Cahaya alami membasahi ruangan, pantulannya menciptakan…

13 jam ago

Tips Menata Ruang Keluarga yang Sederhana

Ruang keluarga, jantung rumah, seringkali menjadi cerminan kepribadian penghuninya. Lebih dari sekadar tempat berkumpul, tata…

13 jam ago