DELEGASI COM, KUPANG – Penjabat Wali Kota Kupang , George M. Hadjoh, S.H., meminta para pengurus cabang olahraga (cabor) di Kota Kupang untuk mendesain kompetisi mulai dari tingkat kelurahan.
Permintaan tersebut disampaikannya dalam pertemuan bersama Pengurus KONI dan para pengurus cabang olahraga Kota Kupang di Aula Garuda Kantor Wali Kota Kupang, hari ini, Selasa (30/8).
Menurutnya pembinaan atlet sejak usia dini dari tingkat kelurahan perlu dilakukan untuk menemukan bakat-bakat baru.
Karena itu dalam waktu dekat Penjabat Wali Kota berencana akan duduk bersama para lurah dan camat serta para pengurus cabang olahraga untuk memetakan cabang olahraga yang tepat di tiap-tiap kelurahan.
Para pengurus cabang olahraga diwajibkan untuk merancang even di tingkat kelurahan.
“Kalau tidak saya tidak akan kasih dana. Lebih baik uang itu saya pakai untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat dan kepentingan kemanusiaan dari pada untuk atlet yang tidak berprestasi,” tegasnya.
Guru Besar (Shinsei) Kempo tersebut mempunyai komitmen untuk mengembangkan olahraga di Kota Kupang sebagai barometer olahraga NTT.
Untuk itu para pengurus cabang olahraga perlu mendesain pola pembinaan atletnya secara baik.
Menurutnya untuk menjadi atlet yang berprestasi di level nasional dan internasional dibutuhkan waktu kurang lebih 12 tahun. Karenanya pola pembinaan harus dilakukan secara terstruktur dan sistematis dengan target yang terukur, terutama untuk persiapan PON 2024 dan PON 2028 yang rencananya NTT akan menjadi tuan rumah.
Kepada para pelatih dan atlet, George minta untuk berlatih ekstra keras dengan menggunakan standar internasional atau Olimpiade.
Sebagai olahragawan yang sudah menuai banyak medali, dia mengakui untuk mencapai prestasi membutuhkan perjuangan dan pengorbanan yang luar biasa. Para pengurus cabang olah raga juga diimbaunya untuk mulai berpikir tentang olahraga sebagai industri, sehingga mulai mengurangi ketergantungan dukungan dana dari pemerintah.
Untuk pengelola anggaran olahraga dia juga berpesan untuk menggunakannya secara baik dan bertanggung jawab sehingga tidak menimbulkan masalah di kemudian hari.
George yang mengaku sebagian besar hidupnya didedikasikan untuk olahraga itu menyadari sektor ini memberi kontribusi besar pada peningkatan sumber daya manusia dan regenerasi kaum muda yang sehat dan kuat.
“Kalau Kota Kupang mau jadi kota dengan SDM yang unggul maka harus memberi perhatian serius pada pengembangan olahraga. Mari bangun Kota Kupang jadi kota yang berprestasi,” pungkasnya.
Ketua Harian KONI Kota Kupang, Drs. Dumuliahi Djami, M.Si, menjelaskan, pertemuan hari ini juga dalam rangka menyampaikan persiapan menjelang penyelenggaraan Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) NTT yang akan berlangsung pada Oktober 2022 mendatang.
Menurutnya ada 18 cabang olahraga yang dipastikan ikut serta dalam kontingen Kota Kupang untuk perhelatan tersebut. KONI dan para pengurus cabang olahraga sangat mengharapkan dukungan dari Pemerintah Kota Kupang agar bisa berjalan dengan baik dan mendulang prestasi.
Hadir dalam pertemuan tersebut Ketua Komisi III DPRD Kota Kupang, Adrianus Talli, yang juga menjadi pengurus cabang olahraga Pencak Silat Kota Kupang dan Anggota DPRD Kota Kupang, Zeyto Ratuarat, yang menjadi pengurus cabang olahraga kriket Kota Kupang.
Turut mendampingi Penjabat Wali Kota Kupang, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kota Kupang, Maxi Jemy Deerens Didok, S.Pd, M.Si dan Kepala Badan Keuangan Daerah Kota Kupang, Dra. Thruice Balina Oey, M.Si.
//delegasi(tim)
Bayangkan rumah yang bukan sekadar tempat tinggal, tetapi sebuah karya seni fungsional. Rumah minimalis modern,…
Bayangkan rumah mungil yang nyaman, di mana setiap sudutnya dirancang dengan cermat untuk memaksimalkan ruang…
Bayangkan sebuah rumah, bersih, lapang, dan menenangkan. Bukan sekadar tren, desain minimalis didasarkan pada prinsip-prinsip…
Bayangkan rumah yang bukan hanya tempat tinggal, tetapi juga perwujudan harmoni antara manusia dan alam.…
Bayangkan sebuah hunian yang memadukan kesederhanaan minimalis dengan aura industri yang kokoh. Rumah minimalis dengan…
Rumah, tempat bernaung dan beristirahat, tak hanya sekadar bangunan. Ia adalah refleksi diri, sebuah ekosistem…