Kupang, Delegasi.com– Plan Indonesia dan Uni Eropa memberikan Bantuan kepada pemerintah provinsi (pemprov) NTT dengan meluncurkan “Switch Asia II Project”.
Sebuah program untuk mempromosikan suplai dan konsumsi ikan secara berkelanjutan.
Program ini bergerak dalam sektor pengolahan ikan dengan bekerja bagi kaum muda, khusus perempuan.
Tak hanya itu, program yang didanai Uni Eropa tersebut, diperuntukan juga bagi para pelaku usaha kecil.
Launching dan Kick Off Workshop Switch Asia II Project, dilakukan oleh Asisten II bidang Perekonomian dan Pembangunan, Ir. Alexander Sena, seorang pejabat Gubernur NTT, di aula Fernandes kantor Gubernur, Rabu (16/5/2018).
Turut hadir antara lain, Direktur Eksekutif Plan Indonesia, Dini Widiastuti, Program Specialist Plan Jerman, Tobias Zehe dan Hans Farnhammers (Kerjasama Delegasi Uni Eropa).
Alexander Sena, menyatakan program Switch Asia II sangat relevan dan dibutuhkan masyarakat NTT.
Melalui lokakarya yang dapat digunakan untuk berbagai hal.
Juga bisa mensinergikan antara program internasional dengan program lain di Indonesia dan NTT khususnya.
“Kita berharap kerjasama pemprov NTT dengan organisasi non-pemerintah (LSM) dapat memberikan manfaat yang lebih besar lagi. Tujuan dari kemitraan ini adalah lebih banyak pada masyarakat yang menggunakan teknologi pengolahan ikan,” ucapnya.
Alexander Sena, Biro Cinta Kerjasama NTT dapat memfasilitasi kemitraan dengan lembaga-lembaga internasional dalam mendukung program pemprov NTT.
Lanjut Sena, memang ada kemajuan menuju NTT, seperti dapat dikatakan, pertumbuhan ekonomi di atas rata-rata nasional dan kemiskinan yang berangsur menurun.
Direktur Eksekutif Plan Indonesia, Dini Widiastuti, mengatakan Switch Asia II meluncurkan dengan nama program Mata Kail (program Mari Kita Kreatif dan Arif agar Ikan Lestari).
Program ini akan berlangsung selama tiga tahun kedepan (2018 – 2021).
Tujuannya, Pertama, meningkatkan peluang ekonomi anak muda, khususnya perempuan; Kedua, lingkungan yang menguntungkan dari pengolahan ikan dan Ketiga, mengurangi masalah gizi anak balita dengan memberikan asupan ikan.
Lanjut Widiastuti, Uni Eropa telah memberikan Dana sebesar 20 juta euro per tahun melalui berbagai program SDGs (Tujuan Pembangunan Berkelanjutan) di Indonesia. Hingga saat ini Plan Indonesia memiliki 21 kabupaten dan kota di Indonesia.
Sedang penerima manfaat dari program Switch Asia II di provinsi NTT, kata Widiastuti, untuk kabupaten Lembata, sejumlah 132.174 pemuda, Nagekeo, 139.577 dan Sikka, 313.509 pemuda.
Penerim amanfaat dari program ini untuk masa waktu 36 bulan, yaitu Januari 2018 sampai Desember 2020).
Ditargetkan 160 UMKM di NTT akan ditukarkan teknologi inovasi pengolahan ikan.
Tobias Zehe (Program Specialist Plan German), menjelaskan proyek yang didanai Uni Eropa, fokus pada produksi dari konsumsi pengobatan ikan di NTT.
Rencanakan Jerman, berkat kasih karena dapat memberikan bantuan.
“Kami gembira dan percaya bekerja sama dengan pemerintah Indonesia adalah hal yang sangat penting. Kami mengharapkan kedepan kerja seperti ini dapat ditingkatkan lagi,” tutur Tobias Zehe.
Kerjasama Delegasi Uni Eropa, Hans Farnhammers, mengharapkan dengan dilaunching proyek ini dapat berjalan dengan baik.
Dia, senang karena proyek ini fokus pada sektor olahraga terutama dalam kegiatan promosi produksi dan konsumsi ikan secara berkelanjtan. // delegasi (ger)
Editor: Hermen Jawa
Myanmar, negara yang kaya akan budaya dan sejarah, juga menawarkan keindahan alam yang luar biasa,…
Laos, negara yang terkenal dengan kekayaan alam dan keindahan alamnya, memiliki banyak tempat wisata yang…
Afrika Selatan selalu menjadi destinasi yang memikat hati para wisatawan dengan kekayaan alam dan budaya…
Afrika Selatan terkenal dengan keindahan alamnya yang memukau dan sejarah budaya yang kaya, salah satu…
Pretoria, ibu kota administratif Afrika Selatan, adalah sebuah kota yang kaya akan sejarah, budaya, dan…
Afrika Selatan dikenal dengan keindahan alamnya yang menakjubkan, mulai dari pantai yang indah hingga pegunungan…