KUPANG, DELEGASI.COM—Kehadiran Program Transformasi Ekonomi Kampung Terpadu ( TEKAD ) melalui program pemberdayaan diharapkan mampu menjawab kebutuhan masyarakat desa melalui program pemberdayaaan ekonomi desa, pola kemitraan dalam pengembangan ekonomi desa dan inovasi serta pembelajaran dan penguatan kelembagaan desa dalam mendukung pengembangan ekonomi desa.
Hal ini di sampaikan Kepala Desa Were III Asterius Kaju, saat menerima kunjungan Tim monitoring dan evaluasi program Tekad dari Dinas Pembedayaan Masyarakat Desa Provinsi NTT. Kamis, (4/11/2021)
Asterius memaparkan Desa Were III memiliki jumlah penduduk 475 kepala keluarga dan 2.885 jiwa serta luas wilayah 900.03 km2. Berada dalam wilayah Kecamatan Golewa Selatan Kabupaten Ngada.
“Kami siap melaksanakan program Tekad, karena program Tekad ini dapat membantu menggerakan ekonomi Kampung dalam desanya dimulai dari tingkat rukun tetangga (RT), sebab yang di tingkat RT yang lebih mengetahui keberadaan keluarga miskin dan potensi ekonomi yang ada di sekitarnya,” ungkap Asterius
Menurut Kades Asterius, pola pemberdayaan jika dimulai dari tingkat RT ini di harapkan dapat memperbaiki ekonomi rumah tangga masyarkat miskin dan di desa Were III ada 24 rukun tetangga untuk ikut dalam pelaksanaan program TEKAD dan bisa menyentuh seluruh kebutuhan masyarakat baik melalui pembanguanan fisik dan non fisik untuk kesejahteraan masyarakat kampung.
“Khusus untuk potensi di desa Were III ada wisata pertanian sawah terasering di dusun Rodo, wisata pantai pasir putih Enabhara, serta olahan kuliner kubi gurita hasil kerja Pokdarwis Were III dalam kemasan mika yang kini terus di promosikan,” tuturnya.
Asterius berharap, agar kehadiran Tekad di desa Were III mampu saling mengembangkan pola kemitraan dan partisipasi dan motifasi untuk pengembangan ekonomi kampung melalui perempuan desa dan pemuda desa.
Sementara itu, Koordintaor tim monitoring dan Evaluasi program TEKAD Dinas PMD Provinsi NTT, Sry Hesti Mei Rini menyampaikan terimakasih kepada Kades dan perangkatnya yang bersedia mau berpartisipasi dalam kegiatan TEKAD dan kedepan akan ada kesepakatan bersama tentang peran dan kewajiban masing masing pihak panandatanganan nota kesepakatan, oleh Kepala Desa, Camat dan Bupati dan Tekad dengan kewajibanya.
Sry Hesty juga menjelaskan dalam rangka menyukseskan program Tekad di Kabupaten Ngada di dukung Fasilitator Kabupaten 5 orang, Faskab Kecamatan 8 orang dan Kader Desa di setiap Desa masing masing 1 orang 20 orang sesuai jumlah desa yang menerima program Tekad.
“Diharapkan fasilitator pemerintahan desa, kepala daerah dan kordinator kabupaten TEKAD akan menilai dan mencari solusi yang memungkinkan partisipasi desa untuk memulai kegiatan proyek pada tahun kedua dan terus bersinergi dalam kegiatan TEKAD dalam mengentaskan kemiskinan masyarakat kampung.
Sementara itu, Kepala Bidang usaha ekonomi desa dan pemberdayaan perempuan desa dan perlindungan anak Agustinus Naru, menambahkan kegiatan monitoring dan evaluasi ini merupakan pra kondisi untuk melihat kesiapan desa yng terpilih sebagai desa penerima program TEKAD.
Agus juga menjelaskan, Pemerintah Kabupaten Ngada melalui Dinas Pemdes pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak dalam kunjungan kerja ke desa selalu melakukan motivasi dan pelatihan untuk pembentukan BUMDES dan di Kabupaten Ngada sudah ada 70 Bumdes yang sudah di daftarkan ke Kementrian Hukum dan HAM (Kemenkuham) dan sudah ada penyertaan modal sebesar Rp 10 miliar untuk 90 Bumdes di Kabupaten Ngada.
Agus juga mengharapkan, melalui program TEKAD transformasi ekonomi kampung terpadu yang di danai oleh IFAD, (International fund for agriculture development) dapat memberi solusi ekonomi dan menjawab kebutuhan masyarakat kampung, demi pengentasan kemiskinan
//delegasi(gerwiz)