KUPANG, DELEGASI.COM – Wali Kota Kupang, Jefri Riwu Kore menghadiri perayaan HUT ke-29 Rumah Tenun Ina Ndao. Dalam perayaan tersebut Jefri yang didampingi Ketua TP PKK Kota Kupang, Ny. Hilda Riwu Kore-Manafe juga meresmikan Rumah Tenun dan Cafe Ina Ndao yang ditandai dengan penandatanganan prasasti olehnya dan pengguntingan pita oleh pejabat yang mewakili Gubernur NTT serta pemotongan tumpeng oleh Kepala BI Perwakilan NTT di lokasi Rumah Tenun Ina Ndao, Kelurahan Naikoten I, Kamis (10/9).
Perayaan ini juga sekaligus merupakan syukuran atas terpilihnya sentra tenun ikat Ina Ndao sebagai salah satu nominasi dalam anugerah pariwisata Indonesia Tahun 2020.
Dalam sambutannya, Jefri, menyampaikan usia 29 tahun tentu bukan waktu yang singkat bagi sentar tenun Ina Ndao dalam menekuni upaya melestarikan budaya NTT khususnya tenun ikat.
“Ina Ndao terpilih sebagai salah satu nominator yang mewakili NTT dalam ajang anugerah pesona Indonesia bersama 8 obyek wisata NTT lainnya,” tuturnya.
Pada kesempatan yang sama Jefri juga menjelaskan Pemkot Kupang saat ini terus berupaya mendorong sektor pariwisata sebagai salah satu penyumbang pendapatan Negara dan daerah terutama di tengah pandemic covid 19.
Menurutnya dengan meningkatnya industri pariwisata seperti yang dijalankan oleh Ina Ndao tentu akan meningkatkan jumlah kunjungan dan minat beli masyarakat yang tentunya akan mendorong perekonomian daerah ini. Karena itu Wali Kota minta Dinas Pariwisata Kota Kupang untuk memberi perhatian terhadap usaha-usaha yang mendukung pariwisata dan ekonomi kreatif di daerah ini guna mewujudkan misi Pemkot Kupang yakni Kota Kupang makmur.
Dengan gedung baru yang diresmikan ini, ia berharap sentra tenun ikat Ina Ndao terus sukses menjadi usaha pariwisata yang menginspirasi munculnya usaha-usaha jasa obyek wisata khususnya yang berperan dalam mempromosikan budaya tradisional khas NTT yang unik.
Direktris Ina Ndao Group, Dorce Lusi berterima kasih kepada Wali Kota dan segenap undangan yang telah berkenan hadir dalam perayaan HUT ke-29 Ina Ndao sebagai bentuk dukungan.
Dituturkannya usaha ini mulai dirintis bersama suaminya, Yus Lusi 29 tahun silam diawali dengan bangunan sangat sederhana yang terbuat seng-seng bekas. Berkat dukungan dari berbagai kalangan termasuk pemerintah daerah setempat di usia ke-29 ini mereka bisa meresmikan gedung baru sentra tenun ikat serta café Ina Ndao.
Menurutnya usaha ini mereka bangun dengan cita-cita besar yakni melestarikan budaya sekaligus mengentaskan kemiskinan dengan membuka lapangan kerja baru yang berbasis ekonomi rumah tangga dan mengangkat martabat kaum perempuan.
Nama Ina Ndao sengaja mereka pilih karena Ina yang dalam bahasa Rote berarti mama yang menjelaskan bagaimana mereka belajar menenun dari ketulusan hati seorang mama. Sedangkan Ndao merupakan nama kampung asal mereka yang merupakan pulau terselatan dari wilayah NKRI.
Dorce menambahkan pelajaran penting yang mereka peroleh adalah hasil yang didapat saat ini merupakan buah dari perjalanan panjang dan kerja keras tak kenal lelah mereka selama ini. Karena itu mereka berharap agar dukungan yang mereka peroleh selama ini bisa terus dijaga demi memajukan tenun ikat NTT. Pada kesempatan yang sama Dorce juga memohon kesediaan para tamu undangan yang hadir untuk mendukung mereka sebagai destinasi wisata budaya dalam ajang anugerah pesona Indonesia.
Turut hadir dalam acara tersebut Kepala Bank Indonesia Perwakilan NTT, I Nyoman Ariawan Atmaja, Kepala Biro Ekonomi dan Kerja Sama Setda Pemprov NTT, Dr. Lery Rupidara,M.Si, Ketua DPRD Kota Kupang Yeskiel Loudoe,S.Sos, Wakil Ketua I DPRD Kota Kupang, Padron Paulus, Anggota DPRD Kota Kupang, Richard Odja, Wakil Ketua TP PKK Kota Kupang, Ny. Elisabeth Man Rengka, Sekretaris Daerah Kota Kupang, Fahrensy Priestly Funay, S.E, M.Si, bersama Ketua Dharma Wanita Kota Kupang, para Asisten Sekda, segenap pimpinan perangkat daerah lingkup Pemerintahan Kota Kupang serta Camat Kota Raja dan Lurah Naikoten I.
Perayaan tersebut dimeriahkan dengan suguhan tarian daerah NTT serta fashion show busana dengan bahan dasar tenun ikat khas NTT. Semua tamu undangan yang hadir juga dihadiahi dengan oleh-oleh berupa kerajinan tangan yang terbuat dari bahan tenun ikat NTT pula.
//delegasi (*/tim)
Ruang tamu, jantung sebuah rumah, kini bertransformasi. Tren minimalis, didorong oleh penelitian psikologis tentang keterkaitan…
Bayangkan sebuah ruangan, tenang, seimbang, dan penuh ketenangan. Itulah keajaiban seni dinding minimalis. Lebih dari…
Ruang sempit bukan lagi penghalang bagi hunian yang nyaman dan estetis. Faktanya, ilmu desain interior…
Bayangkan rumah yang bukan sekadar tempat tinggal, tetapi sebuah karya seni fungsional. Rumah minimalis modern,…
Bayangkan rumah mungil yang nyaman, di mana setiap sudutnya dirancang dengan cermat untuk memaksimalkan ruang…
Bayangkan sebuah rumah, bersih, lapang, dan menenangkan. Bukan sekadar tren, desain minimalis didasarkan pada prinsip-prinsip…