Jakarta, Delegasi.Com – Rencana pembangunan patung Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Nusa Tenggara Timur menuai polemik. Sebagian kelompok seperti dirilis Tempo.co, mendukung rencana pembangunan tersebut, sementara sebagian yang lain mempertanyakan.
Kepala Bidang Bantuan Hukum dan Advokasi Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean menilai rencana pembangunan patung Jokowi tersebut berlebihan. Sebab, menurut dia, dana pembangunan patung tersebut dapat dialokasikan untuk program lain yang lebih berpotensi mendatangkan keuntungan dari sektor pariwisata.
Ferdinand pun meminta masyarakat tak terburu-buru merencanakan pembangunan patung tersebut. Selain itu, menurut dia, Kementerian Pariwisata perlu mengkaji nilai ekonomis dari keberadaan patung tersebut.
“Patung ini simbol yang sensitif. Saya takut patung itu nanti bernasib sama dengan patung Saddam Hussein di Irak yang akhirnya dirobohkan,” ujarnya, Senin /10/2018).
Ia juga meminta pembangunan dilakukan setelah masa jabatan Jokowi berakhir pada 2019.
Adapun Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan keinginan membangun patung adalah apresiasi masyarakat NTT terhadap kerja pemerintah Presiden Jokowi.
Menurut dia, aspirasi masyarakat itu tak lepas dari peran Jokowi membangun NTT, di antaranya membangun tujuh bendungan dan Pos Lintas Batas Negara Motaain.
“Masyarakat mengapresiasikan secara jujur pemimpinnya, tapi saya tahu Pak Jokowi lebih mengedepankan kepentingan rakyat daripada sekadar membuat patung,” tuturnya.
Rencana pembangunan patung tersebut awalnya disampaikan Pemerintah Provinsi NTT kepada Menteri Pariwisata Arief Yahya saat Festival Fulan Fehan pada Sabtu pekan lalu.
Rencananya patung tersebut dibangun di Kabupaten Belu, perbatasan Indonesia dengan Timor Leste.
Menurut Kepala Dinas Pariwisata NTT Marius Ardu Jelamu, ide membuat patung Jokowi itu berasal dari masyarakat.
Pembangunan patung di perbatasan itu diyakini bisa memancing kedatangan wisatawan.
“Sosok Pak Jokowi ini banyak dikagumi masyarakat NTT, bahkan Timor Leste. Dengan adanya patung Jokowi, destinasi wisata akan laris,” kata Marius kemarin. Rencananya patung itu dibuat dari bahan fiber.
Kepala Biro Komunikasi Publik Kementerian Pariwisata Guntur Sakti membenarkan pernyataan Marius.
Ide pembangunan patung tersebut bukan dari pemerintah pusat. Usul membuat patung Jokowi di sebuah bukit di Desa Tulakadi berasal dari warga Desa Belu untuk mengembangkan destinasi wisata di sana.
“Kementerian akan mendukung masyarakat yang ingin mengembangkan potensi daerahnya,” ucapnya.
//delegasi(tempo/hermen)
Myanmar, dengan keindahan alamnya yang memukau, memiliki banyak destinasi wisata yang menarik untuk dijelajahi. Salah…
Ngwe Saung Beach adalah salah satu destinasi wisata paling menawan yang terletak di pesisir barat…
Myanmar, negara yang kaya akan budaya dan sejarah, juga menawarkan keindahan alam yang luar biasa,…
Laos, negara yang terkenal dengan kekayaan alam dan keindahan alamnya, memiliki banyak tempat wisata yang…
Afrika Selatan selalu menjadi destinasi yang memikat hati para wisatawan dengan kekayaan alam dan budaya…
Afrika Selatan terkenal dengan keindahan alamnya yang memukau dan sejarah budaya yang kaya, salah satu…