KUPANG, DELEGASI.COM – Tidak mudah bagi seseorang meninggalkan kemapanan yang telah membesarkan namanya selama ini.
Di benak Santi Sima Leda Gama “Menjadi Perempuan Berkarakter dan Berbudaya di tengah Era Modernisasi”, adalah sebuah pertaruhan dan pilihan.
Demi sebuah cita-cita mulia ini, penulis dan pemerhati masalah budaya, perempuan dan anak ini rela keluar dari pekerjaannya sebagai dosen.
Ia lebih memilih fokus mengurusi keluarga.
Kini, mantan dosen, pembicara di sejumlah seminar dan simposium ini merambah dunia fashion.
Bersama suaminya Alexander Leda, Kepala Balai Wilayah Sungai Papua Barat, ia mendirikan AleSandra Butik. AleSandra Butik hadir di Provinsi NTT mengusung tenun NTT dan batik Papua.
AleSandra memiliki arti istimewa bagi Santi. AleSandra adalah perpaduan nama suaminya Alexander, dan Santi.Sedangkan dra berarti (derma/persembahan). Jadi arti nama AleSandra adalah persembahan atau berkah dari Alex dan Santi bagi sesama.
“Semoga usaha ini membawa berkah bagi sesama dan kami bisa peduli menderma kepada anak-anak di panti asuhan yang membutuhkan tangan dan hati terbuka kami.” ujar Santi.
Perpaduan dua budaya yang berbeda ini sengaja diusung pemiliknya Santi Sima Leda-Gama.
Ia sengaja memadukan dua unsur etnik tersebut untuk mengangkat budaya Indonesia, yakni NTT dan Papua.
“Ada bahan kain sutera, semi sutera, khusus saya promo di situ,” kata Santi. Selain kain, AleSandra Butik juga menyediakan tas-tas cantik bernuansa Papua. Disamping itu, tersedia juga sepatu motif, gaun yang didesain sendiri, ole-ole kas NTT, pernak-pernik dan souvenir.
Ia mengakui, sejak kecil menyukai fashion dan suka yang cantik-cantik dan modis. Dengan demikian, butik ini hadir sebagai wujud kecintaan akan fashion.
“Butik ini pun didukung penuh oleh suami tercinta dan anak-anak, sehingga saya tidak takut untuk melangkah di dunia fashion,” katanya.
Sabtu, (11/7/2020) adalah momentum bersejarah bagi Santi dan Alex. Butik AleSandra yang berada di Jalan Taebanu, Kelurahan Naimata, Kota Kupang tersebut resmi dilaunching, diawali dengan sebuah ibadat dipimpin Pater Dagobertus Sota Ringgi, SVD.
Kehadiran Butik AleSandra yang sengaja mengusung Batik Papua dan tenun NTT, bukan tanpa alasan.”K ami makan minum dan mencari nafkah dari tanah Papua. Suami saya bekerja di Provinsi Papua Barat. Tidak salah, kalau saya turut mempromosikan Papua dengan mengangkat batik Papua yang indah dan elegan,” kata Santi.
AleSandra Butik menyediakan berbagai jenis kain tenun dari seluruh NTT namun yang menjadi ikon di butik ini adalah Batik Premium Papua. Selain itu, menyediakan berbagai jenis kain tenun dari seluruh NTT. Namun yang menjadi ikon butik ini adalah Batik Premium Papua.
Baju berlabel AleSandra Collection yang didesainnya sendiri, menyasar perempuan dengan usia 20 tahun ke atas dengan desain formal dan semi formal.
Santi juga masih berpikir untuk desain modifikasi gaun paduan antara motif Papua dan tenun NTT.
“Saya mau mengubah paradigma, butik harus menyentuh banyak kalangan, harus familiar juga bukan hanya dengan kalangan atas atau kalangan tertentu tetapi dengan siapa saja,” ujarnya.
Santi mengatakan harga barang di AleSandra Butik bisa dijangkau siapa saja. “Paling murah kain di sini seharga Rp 300 ribu, barang-barang, souvenir mulai dari Rp 50 ribu sampai Rp 100 ribu ada,” jelasnya.
Ia ingin butiknya menjangkau semua kalangan termasuk anak-anak sekolah dan mahasiswa.Untuk anak sekolah dan mahasiswa, salah satu produknya adalah kotak pensil yang dijual dengan harga standar.
Sedangkan untuk koleksi kain sendiri, sebagian didatangkan dari agen-agen dari seluruh kabupaten di NTT, sebagian lagi dicari sendiri oleh Santi.
Ketua DPD WKRI NTT, Ursula Dando Lio, pada kesempatan tersebut, memberikan apresiasi kepada Santi, yang menangkap peluang untuk membuka usaha tenun NTT dan Batik Papua di tengah pandemi Covid-19.
Ursula mengatakan, sebagai warga negara Indonesia yang baik, Santisima Leda-Gama telah memotivasi kaum perempuan di NTT dan anggota WKRI untuk berani berkreasi dan inovatif dan menangkap peluang usaha.
Ia mengatakan, sebagai pengusaha perempuan yang mengangkat budaya Indonesia dan NTT khususnya juga sudah menjalankan upaya bela negara.
Ia berharap, dalam menjalankan usaha butik, Santi tidak bekerja mencari uang.Jika bekerja mencari uang maka sampai usia lanjutpun akan mencari uang.
“Tetapi jika bekerja membangun aset maka asetlah yang akan bekerja sampai usia lanjut sampai tidak dapat berkarya lagi,” imbuhnya.Proficiat… dan sukses selalu.
//delegasi (hermen jawa)
Bayangkan rumah yang bukan sekadar tempat tinggal, tetapi sebuah karya seni fungsional. Rumah minimalis modern,…
Bayangkan rumah mungil yang nyaman, di mana setiap sudutnya dirancang dengan cermat untuk memaksimalkan ruang…
Bayangkan sebuah rumah, bersih, lapang, dan menenangkan. Bukan sekadar tren, desain minimalis didasarkan pada prinsip-prinsip…
Bayangkan rumah yang bukan hanya tempat tinggal, tetapi juga perwujudan harmoni antara manusia dan alam.…
Bayangkan sebuah hunian yang memadukan kesederhanaan minimalis dengan aura industri yang kokoh. Rumah minimalis dengan…
Rumah, tempat bernaung dan beristirahat, tak hanya sekadar bangunan. Ia adalah refleksi diri, sebuah ekosistem…