LARANTUKA, DELEGASI.COM –Kian ironis, namun mengundang selera mata menyaksikan suasana ‘perang dagang’ di Pasar Inpres Larantuka yang berhasil direkam seketika oleh Media, saat ikut berbelanja di Pasar Inpres Larantuka, Jumat(03/04/2020), pagi hingga sore, akibat dihantam badai virus Corona.
Betapa tidak, Pasar andalan yang menjadi pusat pertumbuhan ekonomi di Kota Larantuka itu, meski hari-hari belakangan ini tampak sepi dan sangat jauh dari biasanya, namun para pedagang sayur, ikan, bawang merah dan berbagai bahan pokok rumah tangga lainnya, tetap semangat berjibaku bertarung harga menjual dan memenangkannya.
Tak sampai disitu, para pedagang bahan kebutuhan pokok pun mulai menaikan beberapa barang jualannya seperti bawang merah, bawang putih dan kacang tanah.
Bawang merah misalnya, pada Jumat(3/4/2020) sudah menembus Rp 50.000/kg, dari sebelumnya dikisaran Rp.p30.000 -40.000/kg.
Sedangkan Bawang Putih dari Rp60.000/kg kini sudah tembus Rp80.000/kg.
Kacang tanah dari Rp25.000/kg, kini sudah Rp35.000/kg.
Berbeda dengan harga jualan sayuran seperti kacang panjang, bunga pepaya, kangkung dan sawi milik petani relatif murah.
Sementara sayur jenis lainnya seperti col, wortel masih stabil.
Kacang panjang misalnya,
Ada yang seikat Rp1.000, tapi ada yang dijual 4 ikat Rp5.000.
Mungkin lagi musim panen raya petaninya.
Hanya sayangnya, disaat jualan melimpah, daya beli menurun karena tak banyak yang datang berbelanja, akibat takut virus corona.
Sejumlah pedagang saat ditemui mengakui, saat ini pendapatannya sangat fluktuatif.
Daya beli menurun, pembeli juga praktis berkurang.
Sementara soal harga, juga sangat tergantung pedagangnya. Prinsipnya, sama-sama cari untung.
“Di saat pasokan dari luar seperti bawang, maka jelas harganya naik. Karena barang berkurang, permintaan banyak. Jelas harga naik untuk menang. Dan, Itu hukumnya agar bisa bertahan dagang,”ujar salah seorang pedagang saat diajak ngobrol sebentar disela-sela belanja.
Berbeda dengan sayuran lainnya yang adalah milik sendiri atau dibeli dari petani di Flotim, harganya relatif murah.
Salah seorang Warga, Bernard saat ditemui di Larantuka berharap, Pemerintah dan Satgas Gugus Tugas Covid 19 mesti gerak lebih cepat dan stand by di pasar untuk awasi dan semprot disinfektan pagi maupun sore agar warga tak takut ke pasar.
“Berikutnya, ikut memastikan agar stok bahan pokok tak boleh langka di pasar untuk mencegah gejolak harga.
Sebab, jika ini dibiarkan longgar maka bisa berbahaya bagi konsumen, maupun nasib pedagang kecil akan makin tertekan,”ujarnya.
Ia berharap DPRD dan Pemda Flotim bisa cepat mensikapinya.
Di bagian lainnya, beberapa pedagang klontong Sembako pun mengeluh omset jualannya turun.
“Pak,.pembelinya kurang le. Tidak seperti biasanya. Ini pengaruh Corona. Bagaimana caranya biar cepat pulih e,”gumam pemilik Toko di bagian bawah belokan Pasar Inpres Larantuka tersebut.
Sementara itu, Jumat (3/4/2020), pagi disaksikan media, dilakukan penyemprotan Disinfektan di SPBU Lamawalang.
Ketua Komisi B DPRD Flotim, Rofinus Baga Kabelen,SH meminta agar dua titik sentral ekonomi di Kota Larantuka tersebut yakni SPBU dan Pasar Inpres Larantuka mesti diawasi dan diupayakan agar tidak alami stagnan.
Termasuk pihak terkait agar terus memantau fluktuasi harga dan ketersediaan stok di pasar tetap ada dan nyaman.
//delegasi(BBO)
Editor: Hermen Jawa
Bayangkan rumah yang bukan sekadar tempat tinggal, tetapi sebuah karya seni fungsional. Rumah minimalis modern,…
Bayangkan rumah mungil yang nyaman, di mana setiap sudutnya dirancang dengan cermat untuk memaksimalkan ruang…
Bayangkan sebuah rumah, bersih, lapang, dan menenangkan. Bukan sekadar tren, desain minimalis didasarkan pada prinsip-prinsip…
Bayangkan rumah yang bukan hanya tempat tinggal, tetapi juga perwujudan harmoni antara manusia dan alam.…
Bayangkan sebuah hunian yang memadukan kesederhanaan minimalis dengan aura industri yang kokoh. Rumah minimalis dengan…
Rumah, tempat bernaung dan beristirahat, tak hanya sekadar bangunan. Ia adalah refleksi diri, sebuah ekosistem…