Para pejabat keamanan Irak dan milisi lokal pada hari Senin mengonfirmasi serangan drone yang menargetkan seorang komandan Garda Revolusi Iran. Namun, mereka tidak dapat memastikan identitas sang komandan, yang menurut mereka korban terbunuh bersama tiga pria lainnya yang bepergian dengan mobil bersamanya.Dua pejabat keamanan Irak yang berbicara secara terpisah mengatakan mobil yang ditumpangi komandan IRGC itu membawa senjata melintasi perbatasan Irak dan dihantam serangan drone setelah memasuki wilayah Suriah.
Menurut kedua pejabat tersebut, kelompok paramiliter Irak yang didukung Iran membantu mengambil jenazah-jenazah korban. Namun, kedua pejabat itu tidak merinci waktu pasti kejadian tersebut.
Sumber militer Irak juga mengonfirmasi serangan tersebut. Kantor berita Reuters, dalam laporannya hari Selasa (1/12/2020), tidak dapat memverifikasi secara independen bahwa seorang komandan Iran telah terbunuh.
Israel diketahui melancarkan serangan udara terhadap apa yang disebutnya berbagai sasaran Suriah dan Iran di Suriah pekan lalu. Itu menandakan bahwa rezim Zionis akan mengejar kebijakannya untuk menyerang sasaran Iran di kawasan itu ketika Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump bersiap untuk meninggalkan kantor Gedung Putih.
Para pejabat Irak khawatir akan terjadi serangan menjelang Presiden terpilih AS Joe Biden menjabat karena ia dipandang kurang konfrontatif dengan Iran daripada pemerintahan Trump.
Milisi Irak yang didukung Iran masih menyimpan dendam atas pembunuhan pemimpin mereka, Abu Mahdi al-Muhandis, yang tewas bersama jenderal top Iran; Qassem Soleimani, oleh serangan drone AS pada Januari lalu. Militer Iran maupun kelompok milisi Irak telah bersumpah akan membalas dendam terhadap AS.
//delegasi(Reuter)