Categories: Hukrim

Siswa SMA 11 Kupang Ditemukan Tewas Gantung Diri

KUPANG, DELEGASI.COM – Pria paru baya yang saat ini duduk di bangku kelas 2 SMA Negeri 11 kota Kupang ditemukan tewas gantung diri di salah satu kamar rumahnya yang beralamat di RT 28 Kelurahan Kolhua Kota Kupang sekitar pukul 07.15 Wita, Rabu (16/9/2020).

Seperti disaksikan tim media pada pukul 07.20 Wita pagi ini, terlihat pria paru baya berinisial EB, anak dari HB tersebut sudah terbujur kaku dalam keadaan tergantung dengan seuntai tali nilon masih terbelit di leher.

EB yang  diketahui saat ini juga sedang menempuh pendidikan dibangku kelas 2 di SMA Negeri 11 Kota Kupang.

Informasi yang dihimpun tim media ini, keluarga baru mengetahui EB dalam keadaan gantung diri dan sudah tidak bernyawa lagi di salah satu kamar belakang rumah lamanya sekitar pukul 07.00 Wita.

Beberapa teman-teman EB yang tidak mau menyebutkan namanya,  ketika ditemui tim media ini mengatakan EB selama ini tidak ada persoalan dan ceria seperti anak remaja pada umumnya. Bahkan EB pada dua hari yang lalu masih berkomunikasi via Whats App Group.

“Dia (EB, Red),  tidak ada persoalan, dua hari yang lalu dia masih komen di  WA group, setelah itu tidak lagi Chat sampai hari ini baru tau ada gantong diri” ungkap salah satu teman dekat rumahnya.

Saat ini, Jasad EB ditangani oleh Kepolisian Sektor  Maulafa dan dibawa ke rumah Sakit Bayangkara untuk keperluan Otopsi.

Kapolsek Maulafa, AKP,  Jerry S.  Puling, A. Md mengatakan bahwa EB ditemukan dalam keadaan gantong diri dan sudah tidak bernyawa lagi. Untuk itu dirinya mengharapkan semua pihak tidak boleh berpolemik apa penyebab kematian.

“EB ditemukan sudah tewas dan dalam keadaan gantung diri. Saat ini kita tidak mau berpolemik,  apakah EB gantung diri atau digantung. Kita serahkan ke pihak medis untuk melakukan Otopsi, sehingga tahu sebenarnya, apakah penyebab kematian benar-benar karena gantung diri atu penyebab lain” pinta  AKP Jerry.

HB ayah dari EB minta pihak kepolisian saat membawa jasad anaknya untuk keperluan otopsi  tidak boleh memperlakukan layaknya pasien Covid-19.

“Saya minta pihak kepolisian untuk tidak memperlakukan anak saya seperti pasien Covid,  karena kami ingin anak kami diperlakukan dengan baik,  sehingga tau apa penyebab yang sebenarnya, karena kami sangat terpukul dengn kejdin ini”. Harap HB.

Lurah Kolhua,  Silvester Hello ketika dimintai keterangan saat berada di lokasi kejadian mengatakan kejadian gantung diri yang dialami oleh EB ini menjadi pelajaran penting antara orang tua dan anak untuk selalu terbuka  dalam segala hal.

“Ini menjadi pelajar berharga bagi semua keluarga di kelurahan Kolhua. Saya berharap adanya keterbukaan diantara anak-anak dan orang tua di keluarga masing-masing, sehingga tidak ada terjadi lagi kejadian yang sama” Ungkap Lurah Silvester.

//delegasi(*/tim)

Komentar ANDA?

Penulis Delegasi

Recent Posts

Keindahan Ngapali Beach: Surga Pantai Tropis di Myanmar

Myanmar, negara yang kaya akan budaya dan sejarah, juga menawarkan keindahan alam yang luar biasa,…

19 jam ago

Keindahan Kuang Si Falls: Air Terjun Turquoise di Laos

Laos, negara yang terkenal dengan kekayaan alam dan keindahan alamnya, memiliki banyak tempat wisata yang…

4 hari ago

Keindahan Pondoland dan Pesona Alam serta Pantainya

Afrika Selatan selalu menjadi destinasi yang memikat hati para wisatawan dengan kekayaan alam dan budaya…

6 hari ago

Keindahan Tulbagh Wine Route: Wisata Anggur

Afrika Selatan terkenal dengan keindahan alamnya yang memukau dan sejarah budaya yang kaya, salah satu…

1 minggu ago

Keindahan Pretoria: Mengunjungi Kota yang Penuh Sejarah

Pretoria, ibu kota administratif Afrika Selatan, adalah sebuah kota yang kaya akan sejarah, budaya, dan…

2 minggu ago

Keindahan Cederberg: Keindahan Alam yang Tersembunyi

Afrika Selatan dikenal dengan keindahan alamnya yang menakjubkan, mulai dari pantai yang indah hingga pegunungan…

2 minggu ago