Informasi yang dihimpun, insiden tersebut bermula saat korban bersama rekan-rekannya mandi di embung yang tak jauh dari asrama mereka. Bonifasia mandi bersama tujuh teman asramanya yakni, Dian, Putri, Sofi, Yun, Novi, dan Ansi.
Dikabarkan, sesaat sebelum tenggelam beberapa rekannya sempat memperingatkan korban agar mandi tidak ke tengah embung. Namun korban tidak menggubriskan peringatan itu.
Tak lama berselang, ketujuh rekannya selesai mandi. Saat hendak pulang ke asrama, mereka menunggu korban tak muncul-muncul dari dalam embung.
Lantaran Bonifasia tak muncul, rekan-rekannya kemudian langsung teriak minta tolong. Mereka meminta ke teman laki-laki di asrama yang tak jauh dari tempat kejadian perkara (TKP).
Sembari minta tolong, rekan lainnya berusaha mencari korban di tepi embung. Mendengar informasi tenggelamnya Bonifasia, warga setempat pun langsung ke TKP untuk melakukan pencarian. Proses pencarian warga kamis sore itu masih berbuntut nihil, korban tidak ditemukan.
“Sempat dicari oleh warga tapi tidak dapat korbannya,” kata Aron Reo, seorang warga yang ikut dalam pencarian korban kepada media ini, Jumat (3/3/2017) pagi.
Aron menambahkan setelah seharian melakukan pencarian, korban kemudian berhasil ditemukan dalam keadaan tewas pada Jumat pagi sekitar pukul 08.00 Wita.
Ia berhasil ditemukan setelah warga dibantu oleh anggota Polsek Riung dan TNI menyedot air embung dengan mengunakan dua mesin generator.
Sebagian air disedot, korban kemudian ditemukan masih tergeletak di atas lumpur pada dasar embung.
Hingga korban sedang disemayamkan di rumah duka di Desa Tanalain.//delegasi(*)