LARANTUKA, DELEGASI.COM – Sungguh memprihatinkan nasib Desa Sagu saat ini.
Meski menjadi satu-satunya desa yang berstatus zona merah di Flores Timur, sejak dua warganya dinyatakan positif Covid-19, hingga ribut sampai gaduh ‘warga satu kabupaten’ yang dipimpin Bupati Anton Hadjon dan Wakil Bupati Agust Boli gara-gara 22 warganya tolak dirapid test, namun apesnya, Sagu tak pernah sekalipun mendapat bantuan dari Pemda Flotim, baik Alat Pelindung Diri (APD) seperti Masker, maupun Vitamin C dan Multivitamin.
Pengakuan ini dilontarkan Kepala Desa Sagu, Taufik Nasrun kepada Delegasi.Com, saat dihubungi Sabtu, 06/06/2020, Malam.
Dikatakannya, sampai saat ini tidak ada bantuan dari Pemda Flotim sejak 2 warga Sagu dinyatakan positip Covid-19 hasil test swebnya.
Pun, adanya ribut gaduh terkait 22 warga yang tolak rapid test
“Apakah itu APD, maupun bantuan lainnya seperti Vitamin C, Multivitamin ataupun sembako,”katanya.
Sementara terkait kelengkapan posko jaga Covid-19 di Desa Sagu, Taufik Nasrun sampaikan kalau selama ini pemerintah Desa Sagu hanya menyiapkan tempat cuci tangan saja.
Sedangkan untuk APD dan Vitamin tak ada pengadaan dari anggaran desa,”pungkasnya, lagi.
Pasalnya, sambung Taufik, pihaknya untuk sementara belum memikirkan kebutuhan apa saja yang harus dipenuhi terkait hal ini, apalagi kini Desa Sagu sedang diperhadapkan dengan polemik seputar 22 warga yang menolak rapid test.
“Terus-terang, Kami belum mendapatkan bantuan apapun dari Pemda Flotim hingga kini, sejak 2 warga Kami dinyatakan positip Covid-19, sampai dengan polemik 22 warga tolak dirapid test itu ,”timpalnya, serius.
Padahal, Pemda dan DPRD Flotim hari ini sepertinya terlihat begitu peduli dengan situasi di Sagu hanya karena 22 warga menolak rapid test,”ketusnya.
Bahkan, adanya ancaman menggunakan alat negara yakni Polri dan TNI untuk paksa warga ikut rapid test.
Baginya, jauh lebih penting membantu APD , Masker, Vitamin C dan Multivitamin, ketimbang berpolemik tentang 22 warga yang tolak rapid test.
“Yah, percuma saja bicara banyak dan salahkan warga Sagu kalau tak pernah beri bantuan masker,
Vitamin C, E dan Multivitamin,”tohoknya, serius.
Lebih lanjut Taufik menjelaskan, warganya pun ada yang berupaya sendiri untuk mendapatkan masker dan juga APD lainnya.
Ironisnya, Pemda dan DPRD Flotim telah gelontorkan anggaran Rp.14 M untuk tangani Covid-19.
Asal tahu saja, Desa Sagu hari ini betul-betul jadi pusat perhatian.
Baik pasca 2 warganya dinyatakan positif Covid-19, maupun ketika 22 warga Sagu tolak rapid test.
Sementara Ketua Harian Satgas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Flotim, Paulus Igo Geroda,M.AP yang sempat dihubungi belum bisa dikonfirmasi hingga berita ini turun.
//delegasi(BBO)
Ruang tamu, jantung sebuah rumah, kini bertransformasi. Tren minimalis, didorong oleh penelitian psikologis tentang keterkaitan…
Bayangkan sebuah ruangan, tenang, seimbang, dan penuh ketenangan. Itulah keajaiban seni dinding minimalis. Lebih dari…
Ruang sempit bukan lagi penghalang bagi hunian yang nyaman dan estetis. Faktanya, ilmu desain interior…
Bayangkan rumah yang bukan sekadar tempat tinggal, tetapi sebuah karya seni fungsional. Rumah minimalis modern,…
Bayangkan rumah mungil yang nyaman, di mana setiap sudutnya dirancang dengan cermat untuk memaksimalkan ruang…
Bayangkan sebuah rumah, bersih, lapang, dan menenangkan. Bukan sekadar tren, desain minimalis didasarkan pada prinsip-prinsip…