Sukses STBM dan Revolusi Pertanian, Bokang Wolomatang, Jadi Desa Model Kredit Merdeka Binaan Bank NTT

Avatar photo
Bupati Flotim Anton Hadjon, sedang menggunting pita, setelah diterima secara adat, di Desa Bokang Wolomatang, Titehena, untuk mendeklarasikan STBM. Ia tiba bersama Direktur Kredit Bank NTT, Steven Mesakh, mensosialisasi pembiayaan ekosistem pertanian, melalui program 'kredit merdeka' bagi petani di Desa Bokang Wolomatang, Kamis, 09/12/2021, Pagi. Bupati Anton Hadjon, juga datang bersama Ibu Lusia Gege Hadjon. (Delegasi.Com/BBO)

LARANTUKA-DELEGASI.COM–
Terdeklarasinya 5 pilar Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM), yakni Stop Buang Air Besar Sembarangan, Cuci Tangan Pakai Sabun, Pengelolaan Air Minum-Makanan Rumah Tangga, Pengolahan Sampah Rumah Tangga dan Pengelolaan Limbah Cair, di Desa Bokang Wolomatang Kecamatan Titehena, oleh Bupati Flores Timur, Anton Hadjon, Kamis, 09/12/2021, Pagi, setelah sempat tertunda sejak Januari 2019, membawa angin segar bagi masa depan desa.

Betapa tidak, selain Desa yang dipimpin Mustafa Dapi itu, telah sukses dengan Gerakan Revolusi Pertanian sejak tahun 2018 dirintis Camat Aster Lewerang, S.Kep, yang lahir dari rahim kandung misi Selamatkan Tanaman Rakyat Bupati Anton Hadjon dan Wakil Bupati Agus Boli.

Baca juga: Dana APBD Flotim ke PT BPR Bina Usaha Rp 17,250 Miliyar Lebih, Baru Disetor Kembali Rp 12,630 M lebih

Kini, Desa Bokang Wolomatang pun didapuk menjadi satu-satunya Desa Model Terekosistem Pertanian, Binaan Bank NTT, melalui program pembiayaan dengan sandi ‘Kredit Merdeka’ yakni Kredit tanpa agunan dan bunga bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Flores Timur.

Peluncuran program pembiayaan ekosistem pertanian ‘Kredit Merdeka’ ini, dilakukan langsung oleh Direktur Kredit Bank NTT, Steven Mesakh, saat turun langsung bersama Bupati Anton Hadjon, dalam hajatan Deklarasi STBM Desa Bokang Wolomatang, yang dipaketkan dengan ‘Sosialisasi Pembiayaan Ekosistem Pertanian’, Kamis, 09/12/2021, Pagi.

Seperti pantauan langsung Delegasi.Com, Steven Mesakh, yang didampingi Kepala Divisi Mikro, Kecil dan Konsumen Bank NTT, Jhoni Tadu, Kepala Sub Divisi Pertanian Bank NTT, Ian Mesakh, Kepala Sub Divisi Peternakan Soni, juga Kepala Cabang Bank NTT-Flotim, Hari Yohanes dan Kepala Unit Bank NTT Boru, Ismail Mukin, tiba bersama Bupati Anton Hadjon, Ibu Lusia Gege Hadjon, dan rombongan, dijemput semarak secara adat, hingga ke tenda acara.

Meski cuaca sempat mendung dan gerimis, tak membuat kendor semangat Deklarasi STBM dan Sosialisasi Pembiayaan Ekosistem Pertanian tersebut.

Baca juga: Mentok dan Damai, PADMA Indonesia Ambil Langkah Luar Biasa Kejar PT. BPR Bina Usaha Dana

Bupati Anton Hadjon dan Ibu, Direktur Kredit Bank NTT Steven Mesakh, dan jajarannya, Camat Titehena Mans Korebima, Kepala Desa Mustafa Dapi, Tamu Undangan dan Seluruh warga, tetap terlihat semangat ‘gas pool’.

Acara tetap berjalan meriah hingga pukul 16.00 Wita.

Usai makan siang dan santai riah bersama.

Kolaborasi Supporting Bupati Anton Hadjon bersama Bank NTT untuk Desa Bokang Wolomatang, melalui program ‘Kredit Merdeka’ Pertanian dan Peternakan bagi Petani dan Simpanan Pelajar (Simpel), mendapat apresiasi yang luar biasa dari Kepala Desa Mustafa Dapi.

“Saya bersama seluruh warga, memberikan apresiasi yang luar biasa dan terima kasih banyak kepada Bapak Bupati Anton Hadjon dan Ibu, juga kepada Direksi Bank NTT, Pak Steven Mesakh, bersama jajarannya dari Propinsi, juga Kepala Cabang Bank NTT Flotim, Bapak Hari Yohanes, Kepala Unit Bank NTT-Boru, Ismail Mukin, yang telah hadir menyukseskan hajatan Deklarasi 5 Pilar STBM, serta Sosialisasi Pembiayaan Ekosistem Pertanian ini.

Sekali lagi, terima kasih banyak karena telah memilih Desa Bokang Wolomatang menjadi Desa Model Ekosistem Pertanian Bank NTT, melalui pembiayaan ‘Kredit Merdeka’ tanpa agunan dan bunga,”ujar Mustafa, penuh gembira dan semangat.

Walaupun, sempat tertunda lama dan sempat bosan menunggu dari Januari 2019, setelah oleh Tim Verifikasi dari Dinas Kesehatan Flotim dan pihak terkait lainnya, Bokang Wolomatang dinyatakan layak STBM pada tahun 2018.

Namun, akhirnya hari ini, Kamis, 09/12/2021, dideklarasikan oleh Bupati Anton Hadjon, yang datang bersama Bank NTT, mensupporting Bokang Wolomatang menjadi Desa Model Ekosistem Pertanian Bank NTT,”pekik Mustafa, dalam sambutannya.

Tak cuma itu, Kades Mustafa pun kian tersanjung ketika Steven Mesakh, turut mendonasikan dana Rp. 10 juta, ke Rekening Koperasi Ile Jadi, untuk pengurusan Akta Badan Hukum.

Serta Bupati Anton Hadjon yang menyanggupi membantu lonceng gereja dan bantuan 50 ekor anak Babi, pada tahun 2022, melalui Pos APBD Flotim.

Sementara itu, Steven Mesakh saat memberikan sosialisasi pembiayaan ekosistem pertanian, maupun kepada awak Media menjelaskan, Desa Bokang Wolomatang menjadi satu-satunya Desa di Flotim, bersama sejumlah desa lainnya pada 9 Kabupaten di NTT, mulai tahun 2021, akan dijadikan model pembiayaan ekosistem pertanian Bank NTT.

“Desa-desa tersebut akan mendapatkan program ‘Kredit Merdeka’ Bank NTT tanpa agunan dan bunga, dengan plafon Rp. 5 hingga Rp.10 juta, untuk bidang pertanian.

“Ada 346 hektar yang diback up, dengan total anggaran Rp. 8 Milyar, untuk 9 Kabupaten di NTT.

Dan, sudah dikucurkan dananya sekitar Rp. 3,4 Milyar,”ujar Steven Mesakh, dalam keterangan Pers kepada Awak Media.

Ia berharap, target 80 hektar kebun Jagung di Bokang Wolomatang, dan juga di wilayah Titehena lainnya, bisa tembus.

Dikatakannya, dengan pembiayaan terekosistem ini, terjadi peningkatan produktivitas hasil hingga nilai jual di pasar.

“Selama ini dilakukan secara parsial, sehingga tidak selalu menguntungkan petani.

Karena itu, Bank NTT melalui kerjasama dengan Bupati, Ofteker dan semua stackholders, juga petugas pertanian di lapangan, untuk melakukan pembiayaan terekosistem.

Walaupun, dengan biaya kecil Rp. 3-5 juta, bagi petani produktif, bisa memotong para rentenir di pasar.

Begitupun, hasil produktivitas, yang biasanya 3-5 ton/hektar, diharapkan bisa tembus 7 ton/hektar.

Oleh sebab, melalui pembiayaan terekosistem, petani akan dibantu mulai dari bibit terbaik, pupuk terbaik, teknologi alat sistem pertanian hingga harga jual terbaik.

Biasanya, harga terendah jagung Rp. 3.200/Kg, maka bisa over ke Rp. 4.000/Kg,”beber Steven.

Ia juga menginformasikan, pihaknya telah bekerjasama dengan PT. Gama Agro Industri, sebagai penyedia jasa bagi para petani.

Sedangkan, Bupati Anton Hadjon, dalam sambutannya meminta Petani, dan Pemerintah Desa Bokang Wolomatang agar memanfaatkan momentum deklarasi STBM, dan juga bantuan dari Bank NTT, melalui Kredit Merdeka ini dengan sebaik-baiknya.

“Ini berkah yang luar biasa. Bank NTT hadir langsung membantu gerakan revolusi pertanian yang telah berjalan itu.

Kita punya tanah yang luas dan subur, mari Kita tanam sebanyak mungkin.

Tingkatkan produktivitas dan hasil jualnya ke pasar.

Harga jagung bulat telah Kita menangkan dengan Rp. 4.000/Kg, sedangkan Beras Jagung Rp. 9.000/Kg, ini akan mendatangkan uang yang banyak bagi masyarakat Flotim, jikalau lahan-lahan kebun yang ada, terus ditambah,”ujarnya memberi semangat.

Anton Hadjon bahkan menegaskan, keberhasilan Pemda Flotim mengintervensi harga jagung di pasar dengan Rp. 4.000/Kg, kini telah mendatangkan keuntungan bagi petani, sehingga akan lebih maju ketika banyak pihak terlibat di pasar.

Selain, jagung bulat, beras jagung, tapi masih banyak usaha dari hasil produksi jagung yang bisa diciptakan.

“Misalnya, jual Jagung Muda Bakar, juga banyak pangsa pasarnya.

Hanya saja, di sepanjang Boru hingga Tanjung Bunga, ini belum terlihat.

Yang sudah mulai adalah Petani Kamilus Tupen Jumat, di Honihama Witihama dengan Mall Bayolewun, miliknya.

Omset jual jagung muda miliknya, tahun ini tembus sampai Rp. 16 juta.

Selain, tepung ubi untuk Putu (Makanan Lokal dari Ubi, red),”sambung Anton Hadjon, menceritrakan pengalaman petani Kamilus Tupen Jumat, untuk memotivasi warga Bokang.

Ia berharap, dukungan Bank NTT ini, kian menjadi gerakan revolusi pertanian di Bokang, dan wilayah Titehena maju pesat.

Apalagi, harga Jagung Rp. 4.000/Kg, itu sudah pasti menjadi posisi tawar tetap bagi sejumlah pelanggan, seperti peternakan ayam petelur Konga, Mas Adji, dengan jumlah ayam sekitar 20.000 ekor, dan juga pembeli lainnya dari Surabaya, yang sudah mulai datang.

“Saya kira, dengan hadirnya Bank NTT, dan terdeklarasinya STBM, memotivasi tumbuhnya wirausahawan baru, di Bokang.

Anak-anak Muda bisa menjadi penjual jagung muda bakar, yang baik dan sukses, di sepanjang jalan negara, juga dalam wilayah Titehena, bahkan di Kota Larantuka,”tutupnya.

(Delegasi.Com/BBO)

Komentar ANDA?