LEWOURAN-DELEGASI.COM–Perayaan Syukuran Perak Imamat Pater Markus Solo Kewuta,SVD, yang akrab disapa Padre Marco,SVD, 14-15 September 2022, di Kampung Lewouran-Ile Bura-Flores Timur-Indonesia, sungguh menjadi momentum sakral untuk memuji dan memuliakan Tuhan, tepat terjadi seperti yang disampaikan Padre Marco,SVD dalam kotbahnya, saat puncak Ekaristi Kudus Perak Imamatnya, Kamis, 15/09/2022, Pagi.
Dihadapan ribuan umat, para Undangan, Imam-Imam Konselebran, juga Yang Mulia Uskup Larantuka, Mgr.Fransiskus Kopong Kung, Pr dan Provinsial Keuskupan Agung Ende, Pater Lukas Djua,SVD, Sang Yubilaris menegaskan, sesungguhnya refleksi perjalanan Imamatnya selama 25 tahun, dengan suasana syukuran perayaan Perak Imamat, sejak penjemputan yang begitu meriah, Rabu, 14/09/2022, Sore, lalu puncak Ekaristi Kudus, Kamis, 15/09/2022, Pagi menjadi syukuran bersama bagi Kita semua untuk memuji dan memuliakan Tuhan.
Sebab, tanpa campur tangan kehendak Tuhan, segala sesuatu tak mungkin terjadi.
“Sekalipun, ada banyak tantangan dan kesulitan yang Saya alami ni.
Dan, syukuran hari ini juga bertepatan dengan Gereja sejagat merayakan Pesta Salib Suci sebagai Keselamatan, Kehidupan dan Harapan,”ujar Padre Marco,SVD mengawali Kotbahnya, di halaman Gereja St.Petrus, Stasi Lewouran.
Padre Marco,SVD, lantas menyalin kata-kata bernas Antonio Machado, Penyair ternama berkebangsaan Spanyol dari akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, dalam puisinya berjudul, ‘Caminante’ yakni Musafir.
“Suatu waktu di titik ini, ketika daun hijau berselimutkan duri, terdengar suara seorang Penyair: Musafir, sesungguhnya tidak ada jalan, karena jalan terbentuk dengan berjalan,”.
Bagi Padre Marco,SVD, refleksi perjalanan Imamat 25 tahun, mengantarnya kepada 2 teks yakni Kisah panggilan dan perutusan Nabi Yeremia dan Undangan Yesus, “Marilah kepada-Ku semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu” (Mat,11,28).
“Sesungguhnya Saya diciptakan secara sangat pribadi dengan anugerah panggilan yang begitu indah.
Dan, bahwa Saya diperbolehkan masuk dalam persekutuan Trinitas, Bapa-Putera dan Roh Kudus, dalam cinta tak terukur dan yang sama!!! Sungguh sebuah kebahagiaan terbesar,”kata Padre Marco, lagi.
Baginya, kedua teks yakni Kisah panggilan dan perutusan Nabi Yeremia, serta Undangan Yesus (Mat: 11,28), menampilkan simpul-simpul atau benang-benang merah kuat, hadir ibarat cermin, dan di dalamnya Saya menemukan kembali diri dan sejarah panggilan hidup Saya.
“Saya sadar, penemuan diri Saya kembali di dalam refleksi ini, bukan merupakan sebuah jawaban final terhadap berbagai pertanyaan hidup dan panggilan Saya, tetapi minimal membantu membuka jalan permenungan Saya lebih jauh untuk lebih bisa memaknai dan memahami panggilan dan perutusan Tuhan atas diri Saya kedepannya,”tambahnya.
Perayaan Syukuran ini berjalan hikmad, agung dan meriah, dihadiri ribuan orang.
Tenda perayaan penuh sesak di seluruh bagian halaman Gereja St.Petrus Lewouran.
Mgr.Frans Kopong Kung,Pr Uskup Larantuka dan Provinsial Pater Lukas Djua,SVD pun tetap segar dan bersemangat sampai selesai perayaan.
Provinsial Lukas Djua,SVD bahkan dalam sambutan mengapresiasi Orang Tua, Saudara-Saudari dan semua pihak serta Keuskupan Larantuka yang telah memberikan seorang Putera terbaik untuk ikut serta membantu Gereja
Sedunia membangun dialog perdamaian antar umat beragama.
“Ini hal yang sangat luar biasa, karena kehendak dan panggilan Tuhan bagi seorang Padre Markus Solo Kewuta, Imam Serikat Sabda Allah, yang hari ini Kita rayakan syukuran Perak Imamatnya, yang sebenarnya telah terjadi pada 3 Mei 2022,”ujar Pater Lukas Djua,SVD.
Dan, benar Padre Marco,SVD telah menulis jalan panggilannya hingga 25 tahun.
Perayaannya berjalan semarak sejak penjemputan, perayaan misa syukuran, ramah tamah, hiburan dan aneka seni, hingga malam konser musik yang dimeriahkan Justin Kewuta,Ancis Matarau, Ibu Helmi, Polce Hokeng,dkk.
Padre Marco,SVD menulisnya demikian,:
Jalanku
Aku telah melihat,
aku telah menyaksikan,
aku telah mengalami
bahwa Mawar mekar
di antara duri.
Mulianya Tabor,
sakitnya Getsemani,
Tuhan tahu.
Ia telah memanggilku,
Ia juga memutuskan,
di mana Aku harus melangkah.
Terjadilah kehendakNya!
Syukur kepada Tuhan,
terima kasih untukmu semua.
Aku telah mencintai yang asing,
dengan segala kejujuran,
dan Aku dicintai kembali
seratus kali lipat. (WAR/Delegasi.Com)
Bayangkan rumah yang bukan sekadar tempat tinggal, tetapi sebuah karya seni fungsional. Rumah minimalis modern,…
Bayangkan rumah mungil yang nyaman, di mana setiap sudutnya dirancang dengan cermat untuk memaksimalkan ruang…
Bayangkan sebuah rumah, bersih, lapang, dan menenangkan. Bukan sekadar tren, desain minimalis didasarkan pada prinsip-prinsip…
Bayangkan rumah yang bukan hanya tempat tinggal, tetapi juga perwujudan harmoni antara manusia dan alam.…
Bayangkan sebuah hunian yang memadukan kesederhanaan minimalis dengan aura industri yang kokoh. Rumah minimalis dengan…
Rumah, tempat bernaung dan beristirahat, tak hanya sekadar bangunan. Ia adalah refleksi diri, sebuah ekosistem…