Tampil di Exotic Tenun Fest 2022, Dirut Bank NTT: Tenun Adalah Karya Intelektual Hebat Wanita NTT

  • Bagikan
Gubernur NTT Viktor B Laiskodat (kedua kanan) bersama Kepala BI Perwakilan NTT I Nyoman Ariawan Atmaja (kanan), Dirut Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo (BPOLBF) Shana Fatina (kedua kiri), dan Dirut Bank Pembangunan Daerah (BPD) Bank NTT Harry Alexander Riwu Kaho berbincang saat membuka Festival Exotic Tenun 2022 di Kota Kupang, NTT, Jumat (12/8/2022). Bank Indonesia (BI) Perwakilan NTT kembali mengelar Festival Exotic Tenun 2022 dengan melibatkan 62 pelaku UMKM tenun maupun kuliner yang berlangsung hingga Minggu (14/8/2022). ANTARA FOTO/Kornelis Kaha/rwa.

DELEGASI.COM, KUPANG – Direktur Utama Bank NTT Harry Alexander Riwu Kaho hadir sebagai salah satu keynote speaker dalam event Exotic Tenun Fest 2022.

Event itu dilaksanakan di Lippo Plaza Kupang, Sabtu 13 Agustus 2022, dan dihadiri oleh Gubernur NTT Viktor Laiskodat, Kepala BI Perwakilan Provinsi NTT I Nyoman Ariawan Atmaja, Kepala OJK NTT Japarmen Manalu, serta para pelaku UMKM di bidang tenun ikat.

Selain Dirut Bank NTT, tampil juga sebagai pemateri adalah Ketua Dekranasda Kabupaten Manggarai Meldayanti Hagur Nabit, dan National Chairman of Indonesian Fashion Chamber Ali Carisma, dengan moderatornya adalah Senandung Nacita.

Direktur Utama Bank NTT Harry Alexander Riwu Kaho dalam pemaparannya menyampaikan bahwa, tenun adalah maha karya intelektual kaum wanita NTT yang sangat luar biasa.

Menurut Dirut Bank NTT setiap wanita yang menenun punya daya imajinasi yang sangat tinggi. Karena itu, para penenun bisa menghasilkan berbagai motif tenun dengan karakter yang berbeda.

“Itulah karya intelektual hebat dari kaum wanita Nusa Tenggara Timur,” kata Dirut Bank NTT Harry Alexander Riwu Kaho.

Ia menjelaskan, daya saing tenun NTT saat ini sudah mendunia, karena memiliki karakteristik khusus dan nilai yang berbeda serta unggul secara kualitas.

Namun dengan perkembangan jaman di era milenial, perlu dipikirkan untuk mendesain dan menghasilkan tenun yang sesuai dengan segmentasi pasar demi keberlangsungan usaha.

“Tenun yang bisa menghidupi rumah tangga, memberikan lapangan pekerjaan atau menjadi bisnis tertentu, harus menyesuaikan dengan dunia dan tuntutan konsumen,” tegasnya.

Sosok yang akrab disapa Alex Riwu Kaho ini menegaskan, ke depan motif tenun NTT wajib didorong untuk mendapatkan hak paten atau indikasi geografis, untuk memitigasi duplikasi dari pihak luar.

Bank NTT sebagai salah satu mitra UMKM yang bergerak di bidang tenun ikat, selalu mendorong para pelaku usaha untuk masuk ke dunia pasar.

Salah satunya adalah menghadiri berbagai event festival tenun baik yang diselenggarakan di level daerah, provinsi, nasional maupun internasional.

 

 

Dirut Bank NTT menambahkan, tantangan yang dihadapi dunia usaha tenun ikat dan para pelaku UMKM adalah daya tahan serta kurangnya edukasi keuangan tentang cara mendapatkan akses modal.

Karena itu, Bank NTT telah bekerja sama dengan pemerintah Kabupaten/Kota untuk membuka aksesibilitas modal usaha hingga ke tingkat desa.

“Secara internal, Bank NTT merupakan satu-satunya lembaga di NTT, yang empat hari dalam seminggu menggunakan tenun. Jadi hari selasa kita menggunakan kain sarung dan aksesoris lainnya, rabu motif, kamis juga motif, jumat kembali menggunakan sarung dan aksesoris,” jelas Dirut Bank NTT.

Ia berharap, mudah-mudahan cara memperkenalkan dan mempromosikan kain tenun serta motif NTT ini, bisa menginspirasi dan diikuti oleh instansi lain di Provinsi NTT.

Sementara itu, Ketua Dekranasda Manggarai Meldayanti Hagur Nabit mengatakan, tenun memberikan harapan yang luar biasa untuk masyarakat pencinta fashion.

Ia menjelaskan, Dekranasda Manggarai saat ini sedang melakukan penelitian dan penelusuran untuk setiap arti dari motif tenunan khas Manggarai.

“Sehingga setiap orang pakai tenun, yang dia pakai itu adalah maha karya, karena di setiap motif ada narasi dan ceritanya. Tidak serta merta narasi itu ada, tapi itu warisan dari leluhur kita. Bagi kami tenun itu bagian dari kehidupan kami setiap hari,” kata Meldayanti Hagur Nabit.

Sedangkan National Chairman of Indonesian Fashion Chamber Ali Carisma mengatakan tenun dari sisi budaya harus dihormati baik secara proses maupun karya yang dihasilkan.

Karena itu menurut Ali Carisma, harus ada subsidi atau bantuan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, untuk membantu proses produksi tenun NTT.

“Dari kaca mata bisnis, tenun harus bisa dikembangkan seluas-luasnya disesuaikan dengan semua target pasar,” ujar Ali Carisma.

 

//delegasi (*)

Komentar ANDA?

  • Bagikan