Kupang, Delegasi.com – Masih terkatung-katungnya proses hukum kasus asusila anggota polisi berinisial IS di wilayah hukum Polda NTT, Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) cabang Kupang,Rabu (18/10/2017) sekira pukul 10.00 WITA mendatangi kantor Polda NTT guna meminta klarifikasi Kapolda terkait kasus pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh seorang anggota polisi berpangkat AKP yang bertugas di Polda NTT.
“Kami (PMKRI) mendatangi kantor Polda untuk bertemu lansung bapak Kapolda guna meminta klarifikasi beliau terkait pelanggaran kode etik oleh salah satu okum polisi yang sampai hari ini belum diproses,” kata ketua PMKRI Cabang Kupang, Marko Gani kepada wartawan ketika ditanya terkait kehadirannya bersama anggota PMKRI ke markas Kapolda NTT.
Langkah menemui kapolda ini lanjut Gani, setelah sebelumnya PMKRI menerima surat kuasa dari korban sekaligus pelapor, Mince (Nama samaran) untuk mendampingi kasus tersebut.
“Ibu mince memberi surat kuasa kepada kami (PMKRI-red) untuk mendampingi beliau dalam kasus ini,”tandas mahasiswa Fisip UNWIRA ini, sambil menunjukkan surat kuasa dan kopian berkas laporan yang diterimanya.
Senada dengan Marko, Germas PMKRI Oswin Goneng mengatakan PMKRI adalah organisasi pembinaan dan perjuangan. karna itu PMKRI merasa terpanggil untuk melakukan pendampingan terhadap korban, dan bertemu langsung Kapolda adalah langkah awal kami dalam mengawal kasus ini.
“Kami ingin kasus ini segera diusut dan diselesaikan sehinngga pelaku dapat mempertanggung jawabi perbuatannya,” tegas Goleng
Sementara Kapolda Nusa Tenggara Timur Irjen Agung Sabar Santoso kepada rombongan PMKRI membenarkan adanya laporan terkait pelanggaran Kode Etik berupa asusila hingga pelapor hamil dan memiliki seorang anak tanpa ikatan perkawinan yang sah yang dilakukan (IS) berpangkat AKP.
“Kami (Polda) sementara pelajari kasusnya dan dan sementara sedang dalam proses, Untuk sementara kasusnya ada di bagaian Propam,” kata Santoso.
Ketika ditanya soal sanksi disipliner apa yang nanti diberikan terhadap pelaku yang adalah bawahanya, Santoso menyatakan akan bertindak sesui dengan prosedur disipliner yang berlaku di kepolisian. Dia menjelaskan Kapolda intinya sebatas memberikan tindakan terkait kedisiplinan dan kode etik. tetapi kalau terbukti ada pelanggaran pidana maka ada pasal yang akan mengatur itu. Tegas Agung.//delegasi(juan pesau)
Myanmar, negara yang kaya akan budaya dan sejarah, juga menawarkan keindahan alam yang luar biasa,…
Laos, negara yang terkenal dengan kekayaan alam dan keindahan alamnya, memiliki banyak tempat wisata yang…
Afrika Selatan selalu menjadi destinasi yang memikat hati para wisatawan dengan kekayaan alam dan budaya…
Afrika Selatan terkenal dengan keindahan alamnya yang memukau dan sejarah budaya yang kaya, salah satu…
Pretoria, ibu kota administratif Afrika Selatan, adalah sebuah kota yang kaya akan sejarah, budaya, dan…
Afrika Selatan dikenal dengan keindahan alamnya yang menakjubkan, mulai dari pantai yang indah hingga pegunungan…