Kupang, Delegasi.com – Anggota Komisi V DPRD NTT, Winston Rondo mengecam tindakan Kabid SMA Dinas Pendidikan NTT, Ayub Mooy “bermain kuda kayu’ dan sewenang-wenang menutup SMA Negeri 3 Amabi Oefeto Timur tanpa mempertimbangkan dampak sosial terhadap 127 siswa yang sudah mengikuti KBM di sekolah itu.
Dinas Pendidikan beralasan sekolah tersebut tidak memenuhi persyaratan dan tidak memiliki ijin operasional.
Menurut Winston penutupan tersebut menyusahkan anak-anak untuk mengenyam pendidikan. karena setelah dialihkan anak-anak harus jalan kaki lagi ketempat sekolah filial yang jaraknya sangat jauh.
” Itu Kabid nya (Ayub Mooy) tidak becus karena mereka berlindung dengan Permendiknas Nomor 36 tahun 2014. Ketika masih diurus oleh kabupaten masih luwes tapi diurus pemprov mereka langsung mau tutup” kata Winston Rondo kepada Wartawan, Rabu, (30/8/2017) di ruang Fraksi Demokrat DPRD NTT.
Winston menuding Dinas Pendidikan NTT bermain kuda kayu dalam mengurus SMAN Amabi Oefeto Timur. karena dalam proses pengurusan adminstrasi oleh pihak Dinas Pendidikan NTT mengabaikan proses konsultasi dan pembinaaan.
” mereka Dinas kirim waktu hanya satu minggu saja” kata Winston
Keputusan Dinas Pendidikan NTT kata Winstona tidak mempertimbangkan aspek sosial dan topografi di wilayah itu. menurutnya antusiasme anak anak untuk bersekolah sangat tinggi tidak boleh dimatikan oleh hal-hal yang tidak substantif.
Winston mengatakan Faktanya yang saya dengar dari pihak sekolah bahwa, proses itu belum sampai satu minggu, dan pada waktu surat dari dinas pendidikan itu datang, ketua panitia pembangunan sekolah sedang mengalami kedukaan, sehingga dia izin dua hari. Dan ketika dia masuk kembali, sudah ada surat dari dinas untuk tutup sekolah itu,” terangnya.
Karena itu, Winston menduga ada sesuatu yang tidak beres dan bermuatan kepentingan dibalik proses penutupan sekolah dimaksud. Menurut Winston, semestinya pemerintah memikirkan nasib dari 120-an siswa yang ada di sekolah itu.
“Ini luar biasa, karena kalau baru buka sekolah begitu dan jumlah siswanya diatas 100 itu sangat sulit, sehingga ini sebenarnya sebuah prestasi atau rekor. Artinya, minat siswa untuk sekolah sangat tinggi,” tegasnya.
Dia menegaskan, pemerintah perlu mempertimbangkan berbagai aspek untuk menutup sekolah tersebut. Pasalnya, ratusan siswa yang bersekolah pada sekolah tersebut tidak semuanya berasal dari wilayah Amabi Oefeto. Karena sebagaian datang dari wilayah Amarasi Timur dan juga Kabupaten TTS.
“Anak- anak ini harus menempuh jarak 15 kilometer untuk bersekolah di situ, sehingga kalau pindah ke SMA 1, itu jaraknya 20 kilometer, dan dapat dipastikan mereka tidak akan sekolah di situ yang ujung- ujungnya anak- anak ini akan putus sekolah,” tegasnya.
Winston menambahkan, DPRD meminta dinas pendidikan provinsi untuk lebih bijaksana dalam mengambil keputusan yang menyangkut nasib anak bangsa. Jangan sampai, pemerintah sendiri yang justru mematikan antusiasme anak didik dengan hal- hal yang tidak substantif. Karena pemerintah hadir untuk memberikan solusi, bukan menjadi ancaman.//delegasi(/ger/hermen)
Belgia, negara kecil di jantung Eropa, terkenal dengan keindahan arsitektur, budaya, dan kulinernya. Salah satu…
Belgia adalah negara yang kaya akan budaya dan sejarah, salah satu keindahan destinasi wisata yang…
Delegasi.com - Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Rote Ndao kembali mengambil langkah maju dalam penguatan…
Delegasi.com - Bawaslu Kabupaten Kupang langsung menanggapi laporan dugaan Politik Uang yang dilakukan salah satu…
Delegasi.com - Tokoh aktivis perempuan dan lingkungan hidup Nusa Tenggara Timur (NTT), Aleta Baun mengatakan…
Delegasi.com - Insiden mengejutkan terjadi saat kampanye dialogis pasangan calon gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT)…