“Jadi bagaimana menemukenali masalah, potensi dan gagasan pembangunan ekonomi kampung/desa yang difasilitasi oleh Program TEKAD, yang selanjutnya dimuat dalam dokumen RPJMDes dan RKPDes 2022,” Antonius Silvester
BAJAWA, DELEGASI.COM – Tim Program Tranformasi Ekonomi Kampung Terpadu (Tekad) Kabupaten Ngada Nusa Tenggara Timur menggelar Rapat Koordinasi tentang Perencanaan Partisipatif Pembangunan Ekonomi Kampung (P3EK) Jumat,(17/12/2021).
Rakor yang dipimpin langsung Koordinator Kabupaten (Korkab) TEKAD Ngada, Antonius Silvester didampingi Fasilitator Kabupaten (Faskab) Bidang Pengembangan Ekonomi, Tri Yanthi N. Djono.
Rakor TEKAD di Ngada dipantau langsung oleh Tim Monitoring dan Evaluasi (Monev) TEKAD dari provinsi . Rakor ini selain diikuti diikuti Fasilitator Kecamatan juga dihadiri 20 Kader Desa yang menjadi sasaran program TEKAD di wilayah itu.
Menurut Anton, Rakor kali ini sebenarnya fokus pada evaluasi terhadap pelaksanaan proses dan hasil Perencanaan Partisipatif Pembangunan Ekonomi Kampung/Desa (P3EK)
Baca Juga:
Program TEKAD Masuk Kampung Gelorakan Pendekatan Rumah Tangga
“Jadi bagaimana menemukenali masalah, potensi dan gagasan pembangunan ekonomi kampung/desa yang difasilitasi oleh Program TEKAD, yang selanjutnya dimuat dalam dokumen RPJMDes dan RKPDes 2022,” tandas Anton.
Fasilitasi program dimaksud menurut Anton terkait kegiatan pemberdayaan ekonomi desa dimuat dalam dokumen RKPDes utk hal hal yang menjadi skala program desa dibiayai dana desa didampingi program TEKAD.
Data ini juga kata Anton, nantinya akan digunakan untuk proses sinkronisasi perencanaan pembangunan desa dengan Perencanaan Pembangunan Kabupaten dan Provinsi, dimana di kabupaten Ngada dilakukan melalui tahapan kegiatan konsolidasi perencanaan pembangunan desa 2022 di tingkat kabupaten.
Proses sinkronisasi ini diharapkan adanya dukungan kebijakan dan teknis dari OPD di kabupaten dalam pelaksaan program TEKAD di desa.
“Saya kira data ini harus dirampungkan proses sinkronisasi program tersebut. Itu dimensi rakor kita kali ini,” tutup Anton.
Sementara Fasilitator Kabupaten (Faskab) TEKAD Bidang Pengembangan Ekonomi, Tri Yanthi N. Djono menjelaskan Rakor yang menghadirkan seluruh tim TEKAD Kabupaten Ngada itu untuk mengetahui sejauh mana Hasil verifikasi identifikasi potensi Desa yang ada di desa sasaran TEKAD.
Ia menjelaskan bagaimana para Fasilitator Kecamatan dan Kader Desa mampu mensinkronisasi antara hasil identifikasi potensi pertanian dan perkebunan dengan format komoditas unggulan Utama , kedua dan ketiga (form B2-B4 dengan format F3). Data-data dimaksud menjadi base line data ekonomi yang ada di setiap desa lokasi TEKAD.
“Kadang kekeliruan input potensi desa tidak sesuai format yang disajikan (potensi perkebunan masuk dalam potensi pertanian dan lain lain. Ini yang disebut tidak sinkron. Ini yg menjadi fokus kita juga dalam Rakor kali ini,” kata Tri Yanthi N. Djono yang biasa disapa Tri itu.
Baca Juga:
Tri menjelaskan, dalam mengidentifikasi potensi desa, baik pertanian maupun perkebunan harus dipisahkan komoditi mana yang lebih banyak hasil produksinya di desa tersebut. Itu yang menjadi perhatian para kader desa TEKAD
Diketahui program TEKAD merupakan sebuah program yang diluncurkan dari Kementerian Desa-PDTT yang bertujuan peningkatan pertumbuhan ekonomi di daerah terpencil, khususnya sektor pangan di Indonesia wilayah timur, dapat menunjukkan keberhasilan.
Program ini atas kerjasama dengan International Fund for Agriculture Development (IFAD) itu sengaja dilakukan di kawasan Indonesia timur untuk mempercepat pembangunan, khususnya di sektor pangan
“Diperlukan sosialisasi dan koordinasi di internal pelaksana program, dari nasional hingga desa, agar seluruh sumber daya yang ada dalam struktur pelaksana program dapat dioptimalkan untuk pencapaian sasaran program,” katanya.
Dalam pelaksanaannya, TEKAD harus dilaksanakan berdasarkan data-data mikro yang dimiliki desa dan telah dimutakhirkan desa.
Dengan demikian, program ini akan mendukung percepatan pencapaian tujuan-tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) Desa, khususnya di desa-desa sasaran program TEKAD.
Penyusunan program di desa harus berdasarkan data, bukan berdasar keinginan. Perdebatannya pada data yang dimiliki desa, bukan pada keinginan elite saja.
//delegasi(Hermen Jawa)
Bayangkan rumah yang bukan sekadar tempat tinggal, tetapi sebuah karya seni fungsional. Rumah minimalis modern,…
Bayangkan rumah mungil yang nyaman, di mana setiap sudutnya dirancang dengan cermat untuk memaksimalkan ruang…
Bayangkan sebuah rumah, bersih, lapang, dan menenangkan. Bukan sekadar tren, desain minimalis didasarkan pada prinsip-prinsip…
Bayangkan rumah yang bukan hanya tempat tinggal, tetapi juga perwujudan harmoni antara manusia dan alam.…
Bayangkan sebuah hunian yang memadukan kesederhanaan minimalis dengan aura industri yang kokoh. Rumah minimalis dengan…
Rumah, tempat bernaung dan beristirahat, tak hanya sekadar bangunan. Ia adalah refleksi diri, sebuah ekosistem…