DELEGASI.COM, KUPANG – Uskup Agung Kupang, Mgr.Petrus Turang, mengingatkan Dewan Pastoral Paroki (DPP) Santu Fransiskus Dari Assisi Kolhua – Kupang harus mampu menggerakkan yang terbatas menjadi kekuatan untuk berjalan bersama-sama.
Saat berjalan bersama-sama banyak hal yang dibicarakan dan saling mendukung menjadi murid Yesus dan DPP harus mampu membuat yang tidak ada menjadi ada.
Uskup Petrus Turang menyampaikan itu saat homili misa pelantikan DPP Paroki Santu Fransiskus dari Assisi Kolhua – Kupang periode 2022 – 2025, Minggu (28/8/2022).
Menurut Uskup Turang, pelantikan DPP merupakan rasa terima kasih dari paroki bagi Anda agar bersama-sama pastor membangun iman umat. Uskup Turang menekankan pentingnya kerja sama, kebersamaan melayani umat dalam kerendahan hati, bukan kesombongan.
Uskup Turang juga bicara mengenai cuaca ekstrem.
“Sekarang ini cuaca ekstrem, Kristus juga sesekali ekstrem dalam pengajaranNya. Siapa di dunia ini yang bikin pesta dan mengundang semua orang cacat dan miskin? Tidak. Yang dia undang adalah sahabat, saudara dan teman-temannya. Tapi ada dalam gereja kita , kalau persekutuan mengadakan pesta semua orang ini (orang cacat dan miskin, Red) ada. Ini satu-satunya di dunia ada kesetaraan dalam pesta itu. Itulah budaya kehidupan manusia untuk menjalani relasi sosial yang terbatas. Hari ini kita merayakan pesta Santu Agustinus, seorang uskup dari Hippo,ujar Uskup Turang .
Santu Agustinus adalah seorang yang luar biasa, yang masuk dan merendahkan dirinya sampai bertobat dan menjadi pengikut Kristus. “Di paroki ini ada Agustinus- Agustinus yang dilantik untuk pelayanan iman,” lanjut Uskup Turang.
Uskup Turang menjelaskan, ada dua persekutuan dalam gereja Katolik, yakni persekutuan sakramental, semua sama di dunia . Di mana orang-orang yang percaya dipermandikan dalam Yesus Kristus, yang mempunyai hak dan kewajiban yang sama, yang memberikan kesetaraan sebagai anak-anak Allah.
Persekutuan sakramental yang utama, yang menggerakkan kita dari dalam hati. Berikut persekutuan hirarki, di mana orang-orang yang mengambil bagian untuk menggerakkan persekutuan sakramental itu.
Uskup Turang menekankan, selama dalam keterbatasan manusia perlu ada kelompok orang yang menggerakkan dalam kerendahan hati. Pelantikan DPP mempunyai tujuan seperti itu, untuk menggerakkan persekutuan sakramental.
Ini harus sungguh-sungguh dijalankan dalam persekutuan sakramental itu. Dan, pembangunan kapasitas iman dari dalam hati merupakan persekutuan dasar gereja Katolik yang harus dijalankan.
Uskup Turang mengingatkan, DPP Santu Fransiskus dari Assisi Kolhua – Kupang bukan pembantu pastor, tapi bersekutu, berkonsultasi dengan pimpinan di paroki untuk membuat rencana pastoral yang tepat bagi pembangunan persekutuan sakramental. Karena itu, di gereja Katolik tidak ada demokrasi .
Pengurus DPP, lanjut Uskup Turang, bisa omong tentang konsultasi sebagai murid Kristus. “Datang berkonsultasi, mediasi menemukan jalan bagaimana kita menjadi baik, bukan bersuara. Kalau bersuara itu sama dengan kita potong tempe atau tahu. Itu tidak boleh,” tegas Uskup Turang.
Jadi, tandas Uskup Turang, DPP tidak boleh menjadi tukang potong tempe atau tahu, tapi harus membangun satu kebersamaan untuk menggerakkan persekutuan, bukan mengatur.
Uskup Turang mengingatkan DPP harus mampu membuat perencanaan pastoral, dan harus membuat seluruh umat berada dalam tempat terhormat, bukan mencari penampilan untuk mendapat perhatian ketika masuk ke dalam gereja. “Jika itu yang terjadi berarti mengganggu persekutuan,” tandasnya.
Dewan inti pastoral periode 2022-2025 yang dilantik yakni, Ketua Umum, RD Longginus Bone, RD Kayetanus Un, RD Sirilus Atoin Kobesi.
Ketua Pelaksana, Adrianus Ceme, Wakil Ketua I, Yudith Salassa, Wakil Ketua II, Ishak Nuka, Wakil Ketua III, Vinsen Samara, Wakil Ketua IV, Wihelmus Wua Openg, Sekretaris I, Fransisco Piri Niron, Sekretaris II, Yohanes Soni Tokan, Sekretaris III, Samuel Jacob Megu Soi.
Bendahara I, Rosalia Margaretha D Kerong, Bendahara II, Veronika Nara Tobi, Bendahara III, Rufina Tan Lobang. Dalam kepengurusan ini dilengkapi ketua-ketua bidang dan seksi-seksi.
Uskup yang baru merayakan 25 tahun tahbisan episkopal pada 27 Juli 2022, juga menekankan DPP harus membangun satu hati sanubari, kapasitas building dari dalam supaya punya satu pegangan hidup, sehingga semua umat berada dalam satu kerendahan hati menurut versi Kristus.
Setelah misa dilanjutkan resepsi syukuran pelantikan DPP sekaligus syukuran 25 tahun tahbisan episcopal Uskup Mgr. Petrus Turang, di aula paroki.
Saat itu, Uskup Turang menekankan pentingnya koperasi sebagai wadah saling membantu sesama umat membangun ekonomi.
Uskup Turang mengimbau pengurus DPP menjadi anggota KSP Kopdit Bene Factor. Bagi pengurus yang menduduki jabatan di pemerintahan, lanjut Uskup Turang, agar uang gaji jangan simpan di bawah bantal, tapi di koperasi agar umat lain yang membutuhkan bisa meminjamnya.
Ketua Pelaksana DPP Santu Fransiskus dari Assisi Kolhua – Kupang, Adrianus Ceme, dalam sambutan singkatnya menyampaikan terima kasih kepada Yang Mulia Uskup Petrus Turang, yang telah melantik pengurus.
Adri Ceme juga menyatakan siap melaksanakan tugas sesuai pesan uskup saat homili.
//delegasi(Hyeron Modo)
Bayangkan rumah yang bukan sekadar tempat tinggal, tetapi sebuah karya seni fungsional. Rumah minimalis modern,…
Bayangkan rumah mungil yang nyaman, di mana setiap sudutnya dirancang dengan cermat untuk memaksimalkan ruang…
Bayangkan sebuah rumah, bersih, lapang, dan menenangkan. Bukan sekadar tren, desain minimalis didasarkan pada prinsip-prinsip…
Bayangkan rumah yang bukan hanya tempat tinggal, tetapi juga perwujudan harmoni antara manusia dan alam.…
Bayangkan sebuah hunian yang memadukan kesederhanaan minimalis dengan aura industri yang kokoh. Rumah minimalis dengan…
Rumah, tempat bernaung dan beristirahat, tak hanya sekadar bangunan. Ia adalah refleksi diri, sebuah ekosistem…