DELEGASI.COM, VATIKAN – Takhta Suci Vatikan menegaskan akan terus memperjuangkan perdamaian antara Ukraina dan Rusia yang berperang hampir satu tahun dan belum ada tanda-tanda berhenti. Oleh karena itu, Vatikan mendukung Paguyuban Wartawan Katolik Indonesia (PWKI) yang berkampanye untuk terwujudnya perdamaian dunia.
Baca Juga:
Tiba di Vatikan PWKI Bawa Hadiah Istimewa dan Khusus Untuk Paus Fransiskus
Hal ini dikemukakan Sekretaris Negara Vatikan, Kardinal Pietro Parolin, saat menerima delegasi PWKI di kantornya, Vatikan, Selasa, (15/11/2022).
Sebanyak 18 orang delegasi PWKI yang berkunjung resmi ke Vatikan, kali ini.
Dipimpin Mayong Suryolaksono sebagai Ketua Delegasi, dan Penasehat PWKI, AM.Putut Prabantoro.
Dua dasar penting yang dijadikan pijakan PWKI mengkampanyekan perdamaian dunia, yakni Pembukaan UUD 1945 dan Dokumen Abu Dhabi, Februari 2019.
“Vatikan akan terus memperjuangkan perdamaian di dunia, khususnya di Ukraina.
Perang Ukraina yang berlangsung setahun, tapi belum ada tanda-tanda bakal berakhir ini sangat memprihatinkan,”tutur Mgr.Parolin dihadapan delegasi PWKI.
Olehnya, Vatikan sangat mendukung penuh langkah PWKI untuk menyebarkan semangat perdamaian dan persaudaraan, mengingat saat ini perdamaian di dunia sulit dicapai.
Dan, bahkan untuk dapat membuka ruang negosiasi.
Baca Juga:
“Vatikan sudah menawarkan diri kepada kedua belah pihak yang bertikai sebagai point netral pertemuan atau negosiator, namun belum ada tanggapan hingga kini.
Sementara, perang sudah banyak menelan korban,”ujar Kardinal Parolin.
Lebih jauh diungkapkan, dari peta dunia, bukan hanya Ukraina yang dilanda perang, namun banyak tempat di dunia dilanda perang, hingga situasi yang buruk.
“Paus Fransiskus bersama Sheikh Ahmad al-Tayyeb, Imam Besar Al Azhar, pada 4 Februari 2019 di Uni Emirat Arab menerbitkan dokumen Abu Dhabi tentang Human Fraternity atau Persaudaraan Insani (Manusia,red) untuk perdamaian,”katanya.
Pasca Pandemi Covid-19, lanjut Parolin, dunia jadi berbeda.
Gereja Katolik memberikan solusinya, human fraternity sebagai jawaban yang paling tepat,”tegasnya, lagi.
“Karena itu, Vatikan berterima kasih jika Jurnalis Katolik Indonesia, memperjuangkan human fraternity,”pungkas Parolin, memberikan dukungan penuh.
Parolin juga merasa prihatin, Wartawan yang seharusnya mendukung perdamaian, akhir-akhir ini justru sebaliknya membuat kekacauan dengan berita-berita negatif, melalui berita bohong, hoaks, yang lebih menimbulkan konflik dan menjauhkan perdamaian.
“Maka tepat sekali jika PWKI memilih Thema human fraternity sebagai basis perjuangan, yang cocok bagi tugas Wartawan,”ujar Parolin.
Ia berpesan, agar Wartawan tak membuat tembok penghalang atau pembatas, tapi membangun jembatan persaudaraan agar perdamaian tercapai.
Salah satunya bekerja sama dengan pihak lain.
Pada bagian lainnya, Kardinal Parolin secara terbuka sampaikan, pihaknya memahami Indonesia dengan pluralisme sangat tinggi, dengan umat Katolik yang minoritas, sehingga persaudaraan menjadi sangat penting untuk terus diperjuangkan.
Sementara fakta lain menjelaskan bahwa pasca PD II dan multilateralisme berakhir, terang Parolin lebih lanjut, semangat berdialog pun terus melemah.
Multilateralisme hilang dan berganti dengan interest pribadi.
Negara mulai berani angkat senjata untuk mendukung interest pribadi dan egoism negaranya.
Baca Juga:
Nafsu dan kerakusan menjadi nomor satu atau passion yang buntutnya menimbulkan perang.
“Disinilah misi Jurnalis terutama Jurnalis Katolik untuk mengajak atau mengedukasi masyarakat menjadi orang baik yang bisa melawan nafsu, egoisme dan kerakusan dalam diri mereka.
Saya melihat PWKI punya energi untuk melakukan itu,”tukas Kardinal Parolin, menyakinkan.
“Kampanye perdamaian ini sebagai bentuk nyata dari pelaksanaan amanat Pembukaan UUD 1945 tentang perdamaian dunia.
Setiap warga negara Indonesia harus terlibat dalam perwujudan perdamaian dunia.
Dan, sebagai orang Katolik, kampanye perdamaian ini didasarkan pada Dokumen Abu Dhabi,”tegas Putut Prabantoro.
Ia menegaskan, meski upaya mewujudkan perdamaian seperti menegakkan benang basah, namun harus ada yang terus menggaungkannya.
Sebab, perdamaian lebih baik daripada perang seadil apapun,”tutup Penasehat dan Pendiri PWKI ini saat berdialog dengan Kardinal Parolin.
//delegasi (wAR)
Bayangkan rumah yang bukan sekadar tempat tinggal, tetapi sebuah karya seni fungsional. Rumah minimalis modern,…
Bayangkan rumah mungil yang nyaman, di mana setiap sudutnya dirancang dengan cermat untuk memaksimalkan ruang…
Bayangkan sebuah rumah, bersih, lapang, dan menenangkan. Bukan sekadar tren, desain minimalis didasarkan pada prinsip-prinsip…
Bayangkan rumah yang bukan hanya tempat tinggal, tetapi juga perwujudan harmoni antara manusia dan alam.…
Bayangkan sebuah hunian yang memadukan kesederhanaan minimalis dengan aura industri yang kokoh. Rumah minimalis dengan…
Rumah, tempat bernaung dan beristirahat, tak hanya sekadar bangunan. Ia adalah refleksi diri, sebuah ekosistem…