LARANTUKA, DELEGASI.COM – Taman kota Felix Fernandez tampak kering dan gersang. Udara pun terasa panas menyengat tubuh, saat berada sejenak di areal tersebut.
Sementara mata pun terasa silau ketika coba menatap rumput dan sebagian bunga yang nampak layu kering, hingga membuat tanah bekas timbunan proyek pun berdebu.
Seakan ikut menambah kurang selera dan daya tarik taman kebanggaan Flores Timur, yang hampir setiap tahun didandani oleh APBD Kabupaten Flores Timur, dan menjadi rebutan para konsultan dan kontraktor, hingga calo-calo proyek di lingkaran kekuasaan.
Demikian bentangan fakta dan laporan pandangan lensa mata Delegasi.Com, saat melintasi trayek jalan negara sepanjang kawasan Taman Kota Larantuka, mulai dari Patung Pahlawan Herman Fernandez, persis depan Rumah Jabatan Bupati Flotim dan Gedung Bale Gelekat Lewotanah, hingga Taman Felix Fernandez, pada Rabu, 30/09/2020, Pagi.
Pasalnya, keadaannya seperti tak terurus lagi.
Dimana, hampir semua kawasan Taman, salah satu hasil karya monumental Bupati Felix Fernandez (Almahrum) tak seindah dulu lagi.
Walau ironisnya, di beberapa bagian taman Felix Fernandez, nampak ada hiasan baru seperti Bola Dunia berwarna merah, putih, hitam dan seperangkat kursi meja yang dipasang.
Mungkin, karena ada proyek pengadaan barang seperti bola dunia dan perangkat kursi meja yang baru diluncurkan Pemda Flotim melalui dinas terkait.
Apesnya, meski ada barang baru yang dipajangkan, namun tak elok, karena tanah, rumput, bunga dan pohon yang ada terlihat sangat kering dan berdebu.
Sehingga praktis membikin Taman sepi dan tak punya daya tarik pada pagi hingga siang hari.
So begitu, malam hari pun begitu gelap, karena tak punya lampu hias Taman.
Beberapa warga yang pernah ditemui Media pun berkomentar sinis.
Bahkan, mereka nyatakan sudah enggan berkunjung atau sekedar nongkrong.
Kalaupun datang, itu biasanya pada sore dan malam hari saja.
“Iyah benar Pak..sekarang sangat kering dan gersang. Bunga dan rumput pada layu. Pohon-pohon juga tidak lebat daunnya, sehingga udara panas.
Sehingga jarang dikunjungi dan berekreasi.
Coba disirami pagi dan sore pasti segar, hijau, subur dan menarik dilihat,”ujar Vincent, Papi dan Yuliana, secara terpisah ke Delegasi.Com.
Vincent Lazar bahkan meminta Bupati Anton Hadjon mencopot stafnya yang tidak bisa urus Taman Kota, mulai dari Patung Herman Fernandez hingga Felix Fernandez.
Menurutnya, mestinya Taman Kota itu ditata dengan baik.
Bukan sekadar tambal sulam seperti ini.
Lalu, tanamannya dibiarkan mati.
Padahal, Taman Kota yang hijau kan menjadi paru-paru Kota, sehingga membuat orang tertarik.
“Inikan, membuktikan kalau Kita urus taman tapi bermental proyek. Padahal, semua yang ada di Taman, punya nilai anggaran semua,”pungkasnya, seraya menambahkan, anehnya datangkan barang baru, tapi tanaman yang sudah hidup dibiarkan kering, layu dan mati.
Soo..tanahnya pun gersang dan berdebu.
“Coba lihat sendiri sekarang Taman Kota di Patung Herman Fernandez dan Felix Fernandez saat ini.
Makin buruk dan tak punya daya tarik. Padahal, anggarannya besar untuk proyek penataan kawasan ini hingga Pantai Besar.
Dari Ratusan juta Sampai Rp. 20 an Milyar, saat ini,”kritiknya.
Vincent Lazar pun mempertanyakan asas manfaat dari proyek penataan kawasan ini.
“Apa manfaatnya sekarang? Mendingan anggaran itu buat urus air, jalan, listrik.
Atau pemberdayaan ekonomi masyarakat yang lebih dibutuhkan saat ini.
Jangan bikin proyek hanya untuk dapat untung. Apalagi, kontraktornya pun tak punya ketrampilan urus taman.
//delegasi (BBO)