Khatera dan beberapa kerabatnya sekarang hidup dalam persembunyian di Kabul dan tidak berhubungan dengan keluarga besar mereka, yang menyalahkannya atas penangkapan ayahnya. Ia berharap suatu saat, dengan bantuan dokter asing, penglihatannya bisa kembali.
“Jika memungkinkan, penglihatan saya kembali, saya akan melanjutkan pekerjaan dan bertugas di kepolisian lagi,” kata Khatera.
Dalam beberapa bulan terakhir, serangkaian wanita terkenal juga menjadi sasaran, termasuk Saba Sahar, salah satu sutradara film wanita pertama di negara itu, dan Fawzia Koofi, seorang politisi yang merupakan bagian dari negosiasi pemerintah dengan Taliban di Doha, Qatar. Kedua wanita itu selamat dari upaya pembunuhan pada bulan Agustus lalu.
Berbicara tentang meningkatnya jumlah serangan berbasis gender, Samira Hamidi, juru kampanye Amnesty International Afghanistan, mengatakan: “Meskipun situasi bagi perempuan Afghanistan dalam peran publik selalu berbahaya, lonjakan kekerasan baru-baru ini di seluruh negeri telah memperburuk keadaan.”
“Langkah besar yang dilakukan pada hak-hak perempuan di Afghanistan selama lebih dari satu dekade tidak boleh menjadi korban dari kesepakatan damai apa pun dengan Taliban,” tukasnya.