Dampak dari air yang mengalir tidak lancar seperti yang diberitakan pos kupang.com, sebagian warga tidak mau membayar rekening air lalu membiarkan petugas BLUD SPAM mengunci meteran.
Warga pun mencari jalan lain dengan membeli air tangki seharga Rp 150 ribu. Yang mana setiap bulan warga mengisi air dua kali.
Ada juga yang berjalan kaki sejauh 1 km menuju ke Kali Tiwu Rumbit guna mengambil air dan mandi serta cuci.
Sampai kapan air bersih di Kisol yang bisa membuat masyarakat tidak mengeluarkan uang dan berjalan kaki semuanya ada ditangan pemerintah.
Kekecewaan pelayanan air bersih di Kisol ini disampaikan para kaum ibu saat ditemui pos kupang.com, Selasa. (11/9/2018) siang.
Mama Maria mengungkapkan, awalnya warga sempat protes lantaran masalah meteran. Di mana ada diberikan meteran gratis dan ada yang tidak.
“Setelah pasang meteran dua bulan air jalan satu kali saja. Makanya kami tidak bayar lalu petugas datang kunci. Sampai sekarang kami beli air saja. Air tidak lancar tapi bayar setiap bulan. Biar saja kami beli air yang penting kalau mau cuci turun ke kali,” kata Mama Maria.
Kisol yang berada di ruas jalan negara hampir setiap hari warga masih memegang jerigent mencari air.
Pemandangan warga berjalan kaki masih ditemukan dari pagi hingga malam hari.
//delegasi(pos kupang/ger wisung)