Polkam  

WHO Peringatkan Covid-19 Tahun Ini Bakal Lebih Parah

Avatar photo
Dalam file foto tanggal 29 April 2021 ini, kerabat menghindari sengatan panas dari beberapa tumpukan kayu pemakaman korban Covid-19 di sebuah krematorium di pinggiran New Delhi, India. (AP PHOTO/AMIT SHARMA)

JENEWA,DELEGASI.COM– Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan, wabah Covid-19 pada tahun ini bisa lebih parah daripada sebelumnya. Badan kesehatan di bawah PBB itu menyerukan agar skema COVAX, pemberian vaksin ke negara miskin, bisa digenjot. Dalam konferensi pers, Direktur Jenderal Tedros Adhanom Ghebreyesus menyoroti mulai turunnya proses vaksinasi di dunia.

 

Suasana kremasi massal jenazah pasien Corona di Kota Delhi Foto: AP/Altaf Qadri

 

Tedros menyoroti bagaimana negara kaya hanya fokus pada inokulasi warganya sendiri, dan seakan tak peduli pada negara menengah ke bawah. “Kita di tengah jalur bahwa pandemi Covid-19 di tahun ini bakal lebih parah daripada sebelumnya,” ujar Tedros.

Karena itu, WHO meminta agar negara kaya mempertimbangkan lagi memvaksinasi warganya yang berusia muda. Vaksin itu, menurut Tedros, sebaiknya didistribusikan ke negara yang lebih membutuhkan melalui skema COVAX.

 

Badan kesehatan tersebut mengkritik pemerintah yang hanya peduli untuk memberikan vaksin ke 100 persen warganya.

Dilansir Russian Today Jumat (14/5/2021), menurut WHO seharusnya semua negara bekerja sama menangkal virus corona dalam skala global.

Tedros menerangkan, dia memaklumi jika negara tersebut mengedepankan pendekatan mengentaskan urusan domestik mereka.

Di Kota Delhi, korban meninggal akibat COVID-19 sampai harus dikremasi secara massal. Pihak berwenang pun sampai diminta untuk menebang pohon di taman kota untuk membantu proses kremasi korban COVID-19. //foto: AP/Altaf Qadri

Tetapi dalam pandangannya, pemerintah negara kaya juga harus memperhatikan negara dengan pendepatan menengah ke bawah. Sebab, seperti dijelaskan Tedros, mereka bahkan tidak punya cukup vaksin untuk melindungi tenaga kesehatan.

Skema COVAX ini didirikan oleh WHO, Komisi Eropa, dan Perancis dalam upaya pendistribusian vaksin secara adil ke seluruh dunia. Sejak dibentuk, skema ini dilaporkan sudah mengirim 59 juta dosis vaksin virus corona ke 122 negara peserta.

Pernyataan Tedros itu terjadi di tengah kekhawatiran varian baru corona, terutama galur India, bisa menyebabkan peningkatan kasus global. Meski belum ada bukti varian ini kebal terhadap vaksin, pakar kesehatan khawatir varian ini jauh lebih menular dan menghambat upaya vaksinasi.

Seorang wanita kerabatnya di krematorium saat kremasi massal korban COVID-19 di Kota Delhi. Foto: AP/Channi Anand

//delegasi(kompas)

Komentar ANDA?