Labuan Bajo.Delegasi.Com – Wisatawan pria asal Thailand Mr. Norathep Vanapirome (69), meninggal dunia saat tracking puncak Pulau Padar, Taman Nasional Komodo (TNK), Minggu (23/6/2019) pagi, dirilis pos kupang.com.
Wisatawan tersebut sempat dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Komodo Marombok Labuan Bajo namun tidak bisa tertolong.
Informasi yang dihimpun seperti dirilis pos kupang, wisatawan itu datang ke Labuan Bajo bersama teman-temannya dalam satu rombongan berjumlah 16 orang.
Pada pagi hari Minggu itu mereka mengawali wisatanya ke Pulau Rinca, lalu ke Pulau Padar untuk melakukan pendakian atau tracking ke puncak demi menikmati panorama.
Namun tragis, dalam pendakian di tengah perjalanan Norathep jatuh diduga karena kelelahan dan akhirnya meninggal dunia.
Selanjutnya sejumlah orang yang ada di lokasi itu melakukan pertolongan, korban diangkat menggunakan tandu buatan dari kain sarung dan kayu untuk kembali ke Pantai Padar dan selanjutnya dievakuasi menggunakan speed boat dihantar ke Labuan Bajo dan langsung ke RSUD Komodo.
Kapolres Manggarai Barat (Mabar) AKBP Julisa Kusumowardono, SIK membenarkan bahwa korban merupakan wisatawan asal Thailand.
“Korban Mr Noratep Vanapirome, Laki – laki, umur 69 tahun, warga negara Thailand meninggal pada saat trekking di Pulau Padar sekitar jam 10.30 Wita,” kata Julisa kepada pos kupang melalui layanan WhatsApp.
Sampai berita ini ditulis Minggu sore, korban masih berada di RSUD Komodo Labuan Bajo.
Kapal Wisata Tenggelam di Pulau Padar, 6 Wisatawan Hilang
Sementara itu, kecelakaan di Pulau Padar juga pernah terjadi pada tahun 2018.
Kapal wisata KM Lahila tenggelam di wilayah perairan Pulau Padar, Kawasan Taman Nasional Komodo (TNK), Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), Minggu (23/12/2018).
Koordinator Pos SAR Manggarai Barat Edi Suryono mengatakan, kapal nahas itu mengangkut 11 orang wisatawan domestik.
“Dari 11 penumpang tersebut, lima orang dilaporkan selamat dan enam orang lainnya belum diketahui keberadaan mereka,”ungkap Edi kepada Kompas.com, Minggu siang.
Data yang diperoleh sementara, lanjut Edi, kapal itu dinahkodai oleh Sudarlim (L) dan tiga orang kru kapal masing-masing Nurtin, Hartono, dan Elias.
Sedangkan 11 orang wisatawan domestik sebut Edi, diantaranya Dr Yudi Prayudi, Dr Tyas Priyayi, Sekar Ayu Padmadhani, Raditya Arif Pambudi, Pramathya Hadi Wicaksono, Ervin, dan Grogorius.
Menurut Edi, setelah menerima laporan, tim SAR gabungan kemudian berangkat dari Pelabuhan Labuan Bajo untuk melaksanakan pencarian di tempat kejadian dan akan mengevakuasi korban yang selamat.
“Untuk kronologi lengkap dan penyebab kecelakaan itu masih kami himpun,” tutupnya.
Ini Kronologi Peristiwa Wisatawan Asal Singapura Digigit Komodo di NTT
Nasib nahas dialami Loh Lee Aik (68). Fotografer asal Singapura ini digigit komodo di Desa Komodo, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Rabu (3/5/2017).
“Wisatawan asing asal Singapura yang juga adalah fotografer ini digigit oleh seekor komodo di wilayah pegunungan atau sekitar 200 meter dari arah pustu (puskesmas pembantu) Desa Komodo,” kata Kepala Bidang Humas Polda NTT AKBP Jules Abraham Abast kepada Kompas.com, Rabu (4/5/2017) malam.
Jules menjelaskan kronologi peristiwa tersebut. Menurut dia, kejadian itu bermula ketika pada Senin (1/5/2017), Loh berangkat dari Labuan Bajo (ibu kota Kabupaten Manggarai Barat) menuju Kampung Komodo dan menginap di rumah warga masyarakat bernama H Kasing, dengan tujuan untuk mengumpulkan foto aksi komodo.
Kemudian, pada Selasa 2 Mei 2017, saat Loh berjalan-jalan mengelilingi Kampung Komodo tersebut, ia melihat ada seekor kambing yang digigit oleh seekor komodo di kompleks Pekuburan Umum dekat pustu Desa Komodo, namun dia tidak sempat mendokumentasikannya.
Selanjutnya, Loh mendapatkan informasi dari warga setempat bahwa apabila sudah ada kambing yang digigit komodo dan kemudian mati, pasti komodo akan turun dari gunung untuk memangsa kambing yang sudah mati itu.
Setelah itu keesokan harinya yaitu Rabu 3 Mei 2017 Sekitar pukul 08.00 Wita, Loh datang ke tempat bangkai kambing yang telah mati di pegunungan sekitar 200 meter dari arah Pustu Desa Komodo tanpa didampingi ranger atau warga masyarakat untuk melakukan pengambilan gambar.
“Setelah sampai di lokasi kejadian, korban (Loh) melihat seekor komodo sedang memangsa seekor kambing, sehingga korban pun berusaha untuk mengabadikan momen tersebut. Namun korban tidak tahu ada seekor komodo kecil yang berada di sekitar korban yang kemudian langsung menggigit betis kaki bagian kiri hingga mengalami luka robek,” kata Jules.
Kemudian sekitar pukul 08.30 Wita, masyarakat memberitahu Bhanbinkamtibmas Desa Komodo yakni Bripka Anhar bahwa ada orang yang digigit komodo, sehingga anggota polisi itu yang dibantu warga langsung melakukan pertolongan terhadap dan mengevakuasi korban ke pustu Desa Komodo untuk dilakukan pertolongan pertama dengan melakukan jahit di lukanya dan diberikan anti biotik.
“Setelah itu Bhabinkamtibmas Bripka Anhar dibantu warga, lalu mengantarkan korban ke perahu milik nelayan setempat untuk dibawa menuju Labuan Bajo guna pengobatan selanjutnya. Di tengah perjalanan, korban dijemput oleh Tim Basarnas dan Pos AL agar lebih cepat sampai Labuan Bajo untuk dibawa menuju Rumah Sakit Siloam Labuan Bajo,” ucapnya. //delegasi(PK/hermen)
Bayangkan rumah yang bukan sekadar tempat tinggal, tetapi sebuah karya seni fungsional. Rumah minimalis modern,…
Bayangkan rumah mungil yang nyaman, di mana setiap sudutnya dirancang dengan cermat untuk memaksimalkan ruang…
Bayangkan sebuah rumah, bersih, lapang, dan menenangkan. Bukan sekadar tren, desain minimalis didasarkan pada prinsip-prinsip…
Bayangkan rumah yang bukan hanya tempat tinggal, tetapi juga perwujudan harmoni antara manusia dan alam.…
Bayangkan sebuah hunian yang memadukan kesederhanaan minimalis dengan aura industri yang kokoh. Rumah minimalis dengan…
Rumah, tempat bernaung dan beristirahat, tak hanya sekadar bangunan. Ia adalah refleksi diri, sebuah ekosistem…