DELEGASI.COM, KUPANG – Dewan Pengurus Cabang (DPC) Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI) St.Fransiskus dari Assisi Kolhua – Kupang sukses melaksanakan Program Penguatan Psikososial bagi warga terdampak bencana Seroja pada awal April 2021.
Kesuksesan ini antara lain ditandai pelaksanaan program berjalan lancar, peserta disiplin dan antusias mengikuti kegiatan yang berlangsung selama sepuluh (10) minggu.
Selain itu, peserta program bertambah menjadi 608 orang dari target sebelumnya sebanyak 510 orang peserta.
Demikian disampaikan Ketua DPC WKRI Assis Kolhua, Emi Ceunfin, Pastor Paroki Fr.Fransiskus dari Assisi Kolhua-Kupang, Romo Longginus Bone, Pr, anggota Presidium DPP WKRI, Lusia Willar, dan Ketua Pengembangan Program DPP WKRI, Liest Pranowo.
Mereka menyampaikan hal ini saat menutup kegiatan Program Penguatan Psikososial warga terdampak Seroja tahun 2021 di Gerjea St. Fransiskus dari Assisi Kolhua Kupang, Minggu 13 November 2022.
Rangkaian acara penutupan itu dihadiri Liest Pranowo, Ketua Divisi Pengembangan Program DPP WKRI, bersama anggota Presidium DPP WKRI, Lusia Wilar, Ketua DPD WKRI NTT, Yosefina Seran-Gheta
Misa penutupan dipimpin Pastor Paroki St.Fransiskus dari Assisi Kolhua-Kupang, Romo Longginus Bone, didampingi pastor tamun Romo Okto Kosat.
Usai misa dilanjutkan pembagian 154 paket sembako (Beras 5 kg, Minyak Goreng dan Gula Pasi) peserta Program Penguatan Psikososial Terdampak Bencana di tiga lokus, yaitu lokus Kolhua, lokus Bello dan lokus Oelomin.
Dalam sambutannya, Ketua DPC WKRI St. Fransisikus dari Asisis Kolhua, Emi Ceunfin mengatakan, setelah menjalankan program penguatan psikososial warga terdampak badai Seroja April 2021 selama 10 minggu, hari ditutup.
Emi menjelaskan, visi WKRI yakni organisasi yang mandiri, bersifat aktif, memiliki kekuatan moral dan kemampuan yang handal dalam menjalankan karya-karya pengabdian mewujudkan kesejahteraan bersama dan menegakkan harkat serta martabat manusia.
Merespons situasi bencana siklon Seroja, Dewan Pengurus Pusat WKRI mengeluarkan kebijakan program penguatan psikososial warga terdampak bencana.
Program ini bertujuan memberikan pendampingan psikososial kepada warga terdampak bencana dengan metode dukungan kelompok.
Karena, bencana tidak cukup direspons pada saat tanggap darurat bencana saja.
Dukungan kelompok menjadi metode pendekatan pemulihan bagi para korban dengan membentuk kelas-kelas pendampingan penguatan psikososial sesuai kategori umur.
Program yang dikembangkan oleh DPP ini direkomendasikan untuk dilakukan oleh organisasi WKRI, terutama yang wilayahnya terdampak bencana sebagal wujud keterlibatan aktif organisasi dalam suka dan duka umat dan masyarakat.
Merujuk pada hal tersebut DPC WKRI St.Fransiskus darl Assisi
Kolhua-Kupang terpanggil untuk menjadi agen perubahan dengan melaksanakan program penguatan psikososial.
Keputusan ini diambil karena DPC WKRI Kolhua Kupang melihat peluang untuk menjadi berkat bagi sesama, terutama para korban,dan menjadi kesempatan untuk meningkatkan kapasitas pengurus DPC WKRI sendiri.
Program Penguatan Psikososial memberikan manfaat bagi 608 orang di tiga lokus, yaitu lokus Kolhua, lokus Bello, dan lokus Oelomin.
Jumlah tersebut terdirI atas anak-anak 202 orang, remaja 183 orang dan orang dewasa sebanyak 223 orang.
Jumlah ini meningkat 18,3 persen atau mengalami penambahan 93 orang dari rencana sasaran semula sebanyak 510 orang peserta atau partisan.
Kegiatan yang dilakukan adalah sesi-sesi rutin Penguatan Psikososial bagi kelompok anak-anak, remaja, dan orang dewasa.
Sesi rutin ini menggunakan modul Penguatan Psikososial yang dipandu oleh 28 fasilitator yang telah mengikuti pelatihan selama dua hari, yaitu tanggal 13 dan 14 Agustus 2022 di Biara OCD Penfui Kupang.
Selain pendampingan, peserta juga mendapa bantuan benih kangkung,sawi, tomat, terung, cabai, dan jagung.
Program Penguatan Psikosial dibiayai penuh dari dana solidaritas khusus
yang dihimpun oleh DPP WKRI dari seluruh Indonesia.
“Dana yang dipercayakan oleh
DPP kepada kami untuk mengelola program ini sebesar Rp 242.775.000,” ungkap Emi.
//delegasi(Hyeron Modo)
Bayangkan rumah yang bukan sekadar tempat tinggal, tetapi sebuah karya seni fungsional. Rumah minimalis modern,…
Bayangkan rumah mungil yang nyaman, di mana setiap sudutnya dirancang dengan cermat untuk memaksimalkan ruang…
Bayangkan sebuah rumah, bersih, lapang, dan menenangkan. Bukan sekadar tren, desain minimalis didasarkan pada prinsip-prinsip…
Bayangkan rumah yang bukan hanya tempat tinggal, tetapi juga perwujudan harmoni antara manusia dan alam.…
Bayangkan sebuah hunian yang memadukan kesederhanaan minimalis dengan aura industri yang kokoh. Rumah minimalis dengan…
Rumah, tempat bernaung dan beristirahat, tak hanya sekadar bangunan. Ia adalah refleksi diri, sebuah ekosistem…