SOE, DELEGASI.COM – Oknum pelaku pembunuhan sadis Di TTS dikenal suka mengancam menggunakan benda tajam. Demikian keterangan Yosina Seo, istri pelaku pembunuhan sadis di Desa Nunusunu. Menurut Yosina Seo, Yohanis Sabat diketahui pelaku suka mengambil barang tajam (pisau atau parang ) untuk mengancam istri dan anaknya jika sedang marah.
Karena tak tahan dengan sikap pelaku, Yosina memutuskan untuk keluar dari rumah sejak Februari 2019 lalu.
Sebelum keluar dari rumah, Yosina sempat mendapat ancaman dari pelaku dengan menggunakan pisau dan parang. Pelaku marah lantaran Yosina meminta uang PKH yang sudah diambil pelaku.
“Saya terpaksa keluar dari rumah karena sudah tidak tahan lagi. Pelaku ancam mau melukai saya dengan menggunakan pisau dan parang. Dia marah karena saya minta uang PKH senilai Rp.1.150.000 yang sudah dia diambil. Dia selama ini kalau marah suka ambil pisau atau parang lalu mengancam kami,” ungkap Yosina, dilansir Pos Kupang.com.
Setelah kepergian Yosina, pelaku dan anaknya, Maria Sabat tinggal berdua di dalam rumah yang terletak di RT 21/ RW 10, Desa Nunusunu. Sedang anak-anak pelaku lainnya, sudah di rumah masing-masing.
Selama ini dikatakan Yosina, diduga pelaku mengalami gangguan jiwa sehingga suka mengambil pisau atau parang untuk mengancam ia dan anaknya.
Dirinya kaget ketika mendengar informasi dari anaknya, Ardi Sabat jika pelaku ditemukan meninggal dunia gantung diri tak jauh dari rumah pelaku Mendengar informasi tersebut, Yosina langsung bergegas menuju rumah pelaku guna mengecek keadaan anaknya.
Dirinya shock, saat mendapati anaknya sudah terbaring bersimbah darah di dalam rumah.
” Saya bergegas mengecek anak saya di rumah begitu mendapat informasi pelaku sudah meninggal gantung diri. Firasat saya tak enak. Dan benar, anak saya sudah terbaring tak bernyawa di atas lantai,” tuturnya.
Untuk diketahui, Pembunuhan sadis kembali terjadi di TTS. Kali ini, seorang ayah di Desa Nunusunu, Kecamatan Kualin tega menghabisi anaknya sendiri dengan menggunakan sebilah pisau. Usai menghabisi nyawa anaknya, pelaku lalu mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri.
Kasat Reskrim Polres TTS, Iptu Hendricka Bahtera kepada POS -KUPANG. COM, Selasa (19/1/2021) mengatakan, kasus pembunuhan sadis tersebut terjadi pada Senin (18/1/2021).
Yohanis Sabat (50) tega menghabisi nyawa putrinya, Maria Sabat (14) diduga akibat kesal karena korban hendak keluar dari rumah. Yohanis selama ini dikenal tempramen dan tak segan main tangan jika ada hal yang tak ia sukai.
” Diduga ada permasalahan dalam rumah pelaku. Korban hendak keluar dari rumah dan meninggal pelaku. Hal ini membuat pelaku marah dan menghabisi nyawa korban di dalam rumahnya,” ungkapnya melalui sambungan telepon.
//delegasi(*PK)
Bayangkan rumah yang bukan sekadar tempat tinggal, tetapi sebuah karya seni fungsional. Rumah minimalis modern,…
Bayangkan rumah mungil yang nyaman, di mana setiap sudutnya dirancang dengan cermat untuk memaksimalkan ruang…
Bayangkan sebuah rumah, bersih, lapang, dan menenangkan. Bukan sekadar tren, desain minimalis didasarkan pada prinsip-prinsip…
Bayangkan rumah yang bukan hanya tempat tinggal, tetapi juga perwujudan harmoni antara manusia dan alam.…
Bayangkan sebuah hunian yang memadukan kesederhanaan minimalis dengan aura industri yang kokoh. Rumah minimalis dengan…
Rumah, tempat bernaung dan beristirahat, tak hanya sekadar bangunan. Ia adalah refleksi diri, sebuah ekosistem…