Kupang, Delegasi.Com– Sekitar 1.800 mahasiswa dari 25 universitas di Indonesia sudah terpapar paham radikal dengan 23,5 pesen berkiblat ke ISIS, 12 persen berpaham khilafah dan selebihnya siap berjihad untuk mendirikan negara khilafah.
Kepala Badan Intelijen Daerah (Kabinda) Provinsi NTT, Daeng Rosada ketika tampil menjadi narasumber kebangsaan bertemakan “Merekatkan Kembali Nilai Kebangsaan” memperingati Hari Lahir Pancasila yang diinisiasi Pengurus Wilayah Gerakan Pemuda (GP) Ansor NTT di Kupang, Jumat (1/6).
Ia menyampaikan, paham radikal mulai menyasar kaum muda dan mahasiswa untuk dijadikan sasaran paham yang bertentangan dengan nilai Pancasila itu. Perguruan tinggi yang harus jadi pusat ilmu pengetahuan dan riset, saat ini mulai dijadikan sebagai basis terorisme.
“Mahasiswa tidak lagi melakukan diskusi ilmiah dan riset tetapi sudah beralih ke diskusi kelompok dogmatis,” kata Daeng.
Ia mengemukakan, ajaran kebencian mulai tervirus merasuk ke lembaga perguruan tinggi melalui kelompok-kelompok yang dibentuk. Bahkan di beberapa derah, virus ini sudah menyasar ke kaum perempuan.
“Kiblatnya jelas ke Timur Tengah dan melalui kelompok pengajian dan semacamnya,” ungkap Daeng.
Ia berargumen, semua aksi yang dilakukan prnganut paham radikal tak tersangkut agama. Misalnya yang terjadi di sejumlah gereja di Surabaya dan di Mapolda Riau tak tersangkut sedikitpun dengan agama. “Ini oknum yang terpapar dan pelaku juga korban,” ujar Daeng.//Delegasi (germanus)