Kupang, Delegasi.com– Hasil evaluasi dan penilaian menunjukkan, sebanyak 300 lebih dari total 4.037 koperasi di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) tidak sehat dalam menjalankan peranan sebagai wadah koperasi.
Kepala Dinas Koperasi Provinsi NTT, Thomas Bangke sampaikan ini kepada wartawan di Kupang, Jumat (9/12/2016).
Thomas mengatakan, menyikapi persoalan di atas, pemerintah melalui Dinas Koperasi menjalankan tiga strategi untuk mereorintasi dan merevitalisasi ulang koperasi- koperasi yang ada, baik yang ada di ibu kota kabupaten/kota maupun di desa- desa.
“Kita juga terus melakukan pengawasan terhadap setiap koperasi sesuai UU nomor 25 Tahun 1992 tentang Koperasi, terutama untuk 300- an koperasi yang dinyatakan tidak sehat itu,” kata Thomas.
Ia menyampaikan, dalam konteks pengawasan dan pembinaan, Dinas Koperasi melakukan pendataan koperasi berbasis online atau Informasi Teknologi (IT). Langkah yang diambil untuk melakukan pendataan secara online, reorientasi dan revitalisasi ulang atau mengaktifkan kembali koperasi- koperasi yang tidak aktif, telah menempatkan Dinas Koperasi sebagai juara satu pada tahun 2015 lalu.
“Koperasi yang tidak melakukan revitalisasi, akan dinonaktifkan. Kebijakan ini efektif berlaku mulai Januari 2017 dan hanya diberi waktu selama enam bulan dengan koperasi- koperasi itu bisa bersaing secara sehat dengan pihak swasta,” papar Thomas.
Dinas Koperasi juga bertugas untuk mengembangkan koperasi dari primer ke sekunder. Hasilnya memperlihatkan peningkatan jumlah koperasi setiap tahun yang mana hingga tahun 2016 mencapai 4.037 koperasi dengan total aset yang dimiliki mencapai Rp5,7 Triliun. Harapannya, pada tahun-tahun mendatang total aset akan terus meningkat karena koperasi merupakan salah satu penopang ekonomi masyarakat.
“Untuk tingkatkan aset koperasi dan beroperasi secara sehat, juga harus dilakukan pemeriksaan keuangan oleh akuntan publik untuk mengetahui kondisi keuangan koperasi,” ujar Thomas.//Delegasi (Lia)
