Polkam  

6 Fakta Pembantaian 31 Pekerja oleh KKB di Nduga, Ratusan Aparat Dikerahkan hingga Sulitnya Medan

Avatar photo
Sejumlah Prajurit Infanteri TNI AD Yonif 725 Woroagi melakukan pengintaian di kawasan rawa-rawa menuju perkampungan warga saat latihan penyergapan teroris di Kecamatan Kapoialaa, Konawe, Sulawesi Tenggara, Jumat (3/11/2017). Selain mengasah kemampuan prajurit untuk pengamanan pesisir pantai di perbatasan, latihan tersebut bertujuan untuk mengantisipasi masuknya teroris melalui jalur laut ke daerah itu.//Foto: Antara

Sebanyak 150 anggota keamanan segera diterjunkan ke lokasi untuk mengamankan situasi. Selain itu, para petugas akan melakukan evakuasi para korban yang diduga tewas dibantai.

Beberapa saat sebelum mendeteksi informasi pembantaian tersebut, aparat TNI-Polri memberlakukan status siaga satu di sejumlah wilayah Papua terkait acara HUT OPM pada tanggal 1 Desember 2018.

Berikut ini sejumlah fakta yang terungkap dalam kasus pembantaian di Papua:

1. Dipicu ambil foto saat KKB gelar HUT OPM 

Ilustrasi penembakan

Dari hasil penyelidikan aparat keamanan, pembantaian tersebut terjadi karena salah satu pekerja tepergok memotret upacara peringatan HUT Organisasi Papua Merdeka (OPM).

Anggota KKB tidak terima dan segera mengejar pekerja yang mengambil foto hingga ke lokasi basecamp pekerja. Anggota KKB dengan senjata lengkap memberondong para pekerja.

Sebanyak 31 pekerja dari perusahaan PT Istaka Karya, tewas. Jenazah para korban hingga saat ini belum dapat dievakuasi karena sulitnya medan.

“Ya. Saya terima informasinya seperti itu. Kalau kelompok KKB ada melakukan upacara dan salah satu dari pekerja tak sengaja melihatnya dan mengambil foto. Itu membuat mereka marah hingga kelompok ini pun membunuh para pekerja yang ada di kamp,” kata Kapolres Jayawijaya, AKBP Yan Pieter Reba, Senin (3/12/2018)

 

2. KKB memburu pekerja untuk dibantai

Ilustrasi penembakan

Kapolres Jayawijaya AKBP Reba, menjelaskan, ada 8 pekerja sempat menyelamatkan diri dengan bersembunyi di rumah anggota DPRD. Sayangnya, polisi menerima informasi 7 pekerja tersebut telah tewas.

“Informasinya 24 orang dibunuh di kamp. Lalu ada 8 orang yang sebelumnya berhasil menyelamatkan diri ke salah satu rumah keluarga anggota DPRD setempat. Kini informasinya 7 orang di antara mereka juga sudah meninggal dunia dan 1 orang berhasil melarikan diri,” katanya.

Kepala Sub Bidang Penerangan Masyarakat Polda Papua AKBP Suryadi Diaz membenarkan informasi tersebut.

“Sebanyak 31 orang meninggal dunia, 24 orang dibunuh hari pertama, 8 orang yang selamatkan diri di rumah anggota DPRD dijemput, dan dibunuh, 7 orang meninggal dunia. Satu orang belum ditemukan atau melarikan diri,” ujar Suryadi Diaz melalui keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Senin (3/11/2018) malam.

 

3. Lokasi kejadian terpencil dan tak ada jaringan seluler

Ilustrasi TNI di Papua

Menurut Wakapolres Jayawijaya Kompol A Tampubolon, untuk sampai ke lokasi kejadian dari Wamena ibu kota Kabupaten Jayawijaya perlu perjalanan sekitar delapan jam dengan menggunakan kendaraan. Setelah itu, perjalaan dilanjutkan dengan berjalan kaki beberapa kilometer.

“Lokasi di sana tidak ada sinyal. Jalan mulai dari kilometer 46 sudah tidak beraspal dan menanjak. Di sana cuaca dingin, sekitar enam derajat celcius. Ini menjadi tantangan buat anggota di lapangan untuk menuju ke sana,” jelasnya.

Tampubolon menegaskan, tugas anggota yang berangkat ke lokasi, yang utama mengecek informasi yang mereka terima dari monitor radio milik warga di sana, tentang adanya 31 orang pekerja pembangunan jembatan tewas dibunuh kelompok KKB.

“Intinya, kalau yang terburuk terjadi. Tugas utama pasukan akan melalukan evakuasi jenazah dari lokasi kejadian ke Wamena. Tapi kita berdoa, hal itu tak terjadi,” pungkasnya.

 

4. 150 personel dikerahkan untuk memburu KKB 

Ilustrasi

Sebanyak 150 personel aparat gabungan dari TNI dan Polri telah diberangkatkan ke Kali Yigi – Kali Aurak, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua, Selasa (4/12/2018).

Keberadaan aparat TNI dan Polri di Nduga guna mengecek informasi adanya 31 pekerja PT Istaka Karya, yang mengerjakan pembangunan jembatan di Kali Yigi – Kali Aurak tewas dibunuh anggota KKB.

Wakapolres Jayawijaya Kompol A Tampubolon mengungkapkan, saat ini sekitar 150 personel gabungan Polri dan TNI sudah berangkat ke lokasi untuk mengecek kebenaran informasinya.

 

5. Jenazah para korban masih belum dievakuasi

Ilustrasi

Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Ahmad Mustofa Kamal mengungkapkan, saat ini aparat TNI dan Polri tengah berada di lokasi kejadian untuk mengecek informasi tersebut.

“Kami selalu siap untuk mengevakuasi para korban dan juga menangkap para pelaku,” kata Kamal, Senin (3/12/2018) malam.

Sebagai informasi, sebanyak 31 orang pekerja pembangunan jembatan di Kali Yigi-Kali Aurak, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, dikabarkan dibunuh oleh KKB. 31 pegawai PT Istaka Karya tersebut sedang bekerja untuk membuka isolasi di wilayah pegunungan tengah itu.

Sampai saat ini jenazahnya belum bisa diambil lantaran lokasinya jauh dari ibu kota Nduga dan Kabupaten Jayawijaya yang terdekat dari wilayah pembangunan jembatan.

 

6. Pangdam dan Kapolda turun tangan pantau kondisi Nduga

Anggota Kopassus mengikuti apel siaga menjelang pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih, di Parkir Timur Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (16/10/2014). Apel gabungan ini melibatkan 2.400 personel dari tiga angkatan di TNI dan Polri untuk pengamanan acara pelantikan 20 Oktober mendatang.

Pangdam XVII/Cendrawasih Mayjen TNI Yosua Pandit Sembiring bersama Kapolda Papua Irjen Pol. Martuani Sormin Siregar akan memimpin langsung penyelidikan kasus pembantaian 31 pekerja bangunan di Nduga.“Besok saya dengan Kapolda Papua akan menuju pegunungan tengah untuk mengecek kebenaran informasinya. Nanti, kalau informasinya sudah didapat akan kami sampaikan publik,” kata Pangdam Mayjen TNI Yosua Pandit Sembiring.

“Kami tahu di lokasi informasi kejadian ini, tidak ada sinyal sama sekali,” katanya.

//delegasi(Kompas/hermen)

Komentar ANDA?