Kupang, Delegasi.com – Kendati investasi di sektor lain masih sangat rendah, namun minat investor asing untuk berinvestai di bidang pariwisata di Provinsi Nusa Tenggara Timur cukup tinggi. Meningkatnya Penaman Modal Asing (PMA) di sektor pariwisata ini terkait dengan geliat promsi pariwisata di NTT juga cukup baik.
Demikian, Kepala BKPM NTT, Semuel Rebo kepada delegasi.com di ruang kerjanya, Rabu (7/12). Rebo dimintai tanggapanya terkait soal lesunya para investor , khususnya PMA yang berinvestai di wilyah NTT selama ini.
“Umumnya para investor dari luar negeri banyak yang bergerak di sektor pariwisata. Ada beberapa yang bergerak di bidang usaha perhotelan dan lain lain yang berkaitan dengan pariwisata. Mereka bangun beberapa hotel di bebrapa daerah yang menjadi destinasi wisata di NTT seperti di Labuan Bajo, Ende, Maumere, Alor dan sejumlah tempat pariwisata lainya,”kata Rebo.
Kendati sector pariwisata yang menjadi primadona PMA di NTT, nmun tidak bermaksud bahwa investor asing enggan melirik ke sector lain seperti sector perikanaan laut, sector peternakan, sector pertambangan dan lain lain sector lainya
“Diantaaya perusahaan PT TOM dari Jepang yang bergerak di budidaya mutiara, Perusahan Sun Chan yang memproduksi rambut untuk diekspor ke Amerika, dan masih ada beberapa perusahaan asing yang bergerak di sektorpertmbangan di daerah ini,” kata Rebo.
Ketika menyinggu soal kemungkinan ada investor luar negeri yang melakukan investasi tenaga listrik menggunakan panas bumi, yang dikabarkan dalam waktu dekat akan masuk di daratan Flores seperti di Kabupaten Flores Timur, Kabupaten Ende, Kabupaten Ngada dan Kabupaten Manggarai, Semuel Rebo mengaku belum mengetahui rencana itu. Karena sesuai dengan UU 23 tahun 2008 dan aplikasinya djabarkan melalui PP 18 tahun 2016, bahwa kewenangan untuk mengeluarkan ijin adalah pemerintah kabupaten setempat.
“Provinsi tidak megeluarkan ijin. Yang keluarkan itu adalah pemerintah Kabupaten setempat. Kita hanya sebatas kelurkan rekomendasi”, kata Rebo
Sementara itu, berkaitan degan rencana pembangunan Gedung NTT Fair di Lasina – Kupang. yang dibiayai dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Murni tahun 2016 senialai Rp 15,5 milyar, Rebo menjelaskan akan segera rampung dan dapat dimanfaatkan sebagai Sarana Promosi Investasi NTT.
“Kita harapkan, setelah pembangunan selesai dilaksanakan oleh kontraktor, kita dapat gunakan sebagai sarana promosi investasi NTT,” ujarnya.
Menurut Semuel, NTT Fair akan dilengkapi dengan berbagai sarana penunjuang untuk kegiatan-kegiatan promosi investasi di NTT. “NTT Fair merupakan sarana promosi yang representatif untuk kegiatan promosi seperti NTT Expo, pemeran-pameran kerajinan daerah, dan kegiatan-kegiatan promosi lainnya,” katanya.
NTT Fair, lanjut Semuel, tidak hanya dimanfaatkan oleh untuk kegiatan instansi-instansi pemerintah saja. “Pihak swasta juga dapat memanfaatkan sarana dan fasilitas di NTT Fair dengan tujuan promosi peluang dan potensi investasi di NTT,” jelasnya.
Ia memaparkan, Pemerintah Provinsi NTT pada tahun 2015 juga telah mengalokasikan dana sekitar Rp 5 milyar untuk pekerjaan Landscape dan pembangunan pagar keliling arena NTT Fair. “Pekerjaan tahap I tersebut telah selesai dan pada tahun 2016, dialokasikan anggaran sekitar Rp 15,5 milyar untuk pembangunan Gedung NTT Fair,” kata Semuel.
Seperti disaksikan Media ini, pada pertengahan November 2016, Pembangunan Gedung NTT Fair yang dilaksanakan oleh PT Kencana Raya Abadi Sentosa hampir rampung. Tampak beberapa tukang sedang melakukan pekerjaan finishing bangunan tersebut. Dinding gedung telah dicat dan pintu kaca depan telah dipasang. // delegasi (Ger/Hermen)