Ruteng, Delegasi.Com– Sebanyak 20 orang dengan HIV/AIDS (ODHA) di Kabupaten Manggarai menerim bantuan sembako dari Dinas Sosial. Demikian disampaikan Kasi Pelayanan Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan Korban Bencana Martinus Amat kepada swarantt.net di kantor KPAD Kabupaten Manggarai Rabu (19/06/2019), dirilis Swarntt.net.
Bantuan ini jelas Marthinus dalam bentuk barang yaitu sembako berupa beras 50 kg, minyak goreng Bimoli 5 liter 1 jerigen, kacang hijau 10 kg dan susu bubuk full cream 800 gram 1 dos.
Hal senada juga disampaikan oleh kepala Dinas Sosial Drs. Rafael Paseli Ogur. Lebih lanjut Kadis Rafael menjelaskan program ini untuk membantu para ODHA dalam meringankan beban ekonomi keluarga serta bentuk perhatian pemerintah.
Sementara itu Pengelola Program Komisi Penanggulan AIDS Daerah (KPAD) Boni Mardianus mengucapkan terima kasih kepada Pemkab Manggarai yang sudah memberikan bantuan kepada para penderita HIV/AIDS (ODHA), karena KPAD hanya memfasilitasi saja.
Selain dari Pemkab Manggarai lanjut Boni bantuan yang sama sebelumnya juga sudah diberikan oleh Pemerintah Propinsi NTT melalui Dinsos Propinsi pada bulan Mei lalu. Dinsos Propinsi juga kata Boni selain memberikan bantuan, mereka juga membekali para ODHA dengan memberikan pelatihan pembuatan minyak kelapa murni dan pakan ternak.
“KPAD hanya memfasilitasi saja, jadi barang-barangnya semua dari Dinas sosial Kabupaten Manggarai, tetapi sebelumnya juga ada itu bantuan dari Dinas sosial Propinsi NTT, karena itu terima kasih kepada Dinos Manggarai dan juga Dinsos Propinsi NTT” kata Boni.
Soal tujuan dari bantuan ini kata Boni untuk memberdayakan para penderita (ODHA) secara ekonomi. Barang-barang yang diberikan jelas Dia bukan untuk dikonsumsi tetapi untuk dijual kembali sehingga dari penghasilan itu bisa memenuhi kebutuhan keluarga atau bisa sebagai modal untuk mengembangkan lagi usahanya.
Dengan demikian kata Dia secara ekonomi para penderita ODHA ini diberdayakan. Dengan membuka kios atau tempat usaha lainnya yang bisa menghasilkan uang guna memenuhi kebutuhan keluarga.
Pada tempat yang sama seorang penderita menyampaikan terima kasih kepada pemerintah atas bantuan yang diberikan. Dia berharap bantuan ini dilaksanakan secara terus menerus karena menurut Dia masih ada teman-teman yang lain yang belum mendapatkan bantuan serupa.
Dia juga berharap agar ketersediaan obat Antiretroviral (ARV) juga selalu ada. Dia juga menyayangkan ketiadaan alat test CD4 di BLUD Mboi Ruteng sehingga salah satu temannya harus di rujuk ke Maumere untuk mengecek CD4.
“ini ada kasus ini,ada teman saya yang nanti harus dirujuk ke Maumere untuk cek dia punya CD4, karena di rumah sakit Ruteng tidak ada itu alat cek CD4” katanya.
CD4 merupakan istilah untuk sel darah putih limfosit dalam tubuh. CD4 menandakan ukuran daya tahan tubuh seseorang yang menjadi sasaran HIV. Pada umumnya, kadar CD4 berkisar di atas 600. Umumnya odha wajib menjalani pengobatan ARV jika CD4-nya sudah di bawah 350.
//delegasi(SN/ger)