Kupang, Delegasi -Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Provinsi NTT akan melakukan pemantauan kondisi kekeringan yanh terjadi saat ini . Pemantauan dilakukan bersama dengan pemerintah kabupaten/kota untuk mengantisipasi rawan pangan.
Demikian dikatakan Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan NTT, Yohanes Oktovianus saat ditemui di Kupang, Jumat (2/8/2019).
Menurut John, setelah dilantik dirinya akan menggelar rapat dengan staf, kemudian mengidentifikasi persoalan yang terjadi.
“Saya akan lakukan identifikasi masalah, kemudian ambil langkah cepat untuk atasi. Untuk kekeringan, kita akan pantau,” kata Johanes
Dijelaskan, beberapa upaya yang dilakukan adalah, melakukan koordinasi lintas terkait dari pusat sampai ke daerah.
Pihanya sudah berkomunikasi denga Dinas pertanian dan ketahanan pangan kabupaten/kota, meminta untuk sesegar mungkin melakukan pendataan wilayah yang terkena kekeringan yang berdampak pada rawan pangan.
Pihaknya juga sudah meminta laporan dari tingkat kabupaten, kecamatan hingga ditingkat desa melalui instrumen Sistim Kewaspadaan Pangan dan Gizi(SKPG) yang memuat indikator sebagai penentu daeah itu terkategori rawan pangan atau tidak.
Kalau terkategori, segera berkoordinasi dgn tim DKP yang lainya misanya Dinas sosial agar segera disalurkan beras bantuan.
“Selain koordinaai lintas sektor, kita juga memantau atau memonitor dan mendata wilayah yang terancam kekeringan. Monitor juga dilakukan pada ketersediaan sumber air,” katanya.
Biasanya menurut Johanes suatu wilayah disebut rawan pangan jika beberapa indikator mulai tampak yaitu terjadinya pola konsumsi warga diluar kebiasaan. Misalnya, yang semula makan nasi, beralih ke makan jagung atau ubi. Lalu biasanya makan tiga kali sehari berubah menjadi hanya satu kali makan sehari.
“Kita harus memberikan peringatan kepada daerah-daerah utk mengantisipasi rawan panga yang nantinya akan dilaporkan ke tingkat pusat. Kalau masih ada kecendrungan ke depan kita harus segera sikapi,” tandasnya
Menurut dia, dampak kekeringan dikuatirkan berdampak pada terjadinya ledakan hama. Namun hingga saat ini belum ada laporan tejadinya ledakan hama, seperri hama belalang.
Untuk sementara belum terpantau ada ledakan hama di benerapa wilayah yg terdampak kekeringan,”kata Johanes
Karena menurutnya jika ada cuaca ekstrim panas, pasti hama seperti seranggga berkembang biak dengan cepat.
Dikatakan, dalam monitoring atau pemantauan kondisi kekeringan, pemerintah juga memantau kebutuhan sarana pendukung, serta rencana distribusi pangan antar wilayah,” ujarnya.
//delegasi(hermen/ger)