Kupang,Delegasi.Com – Keterbatasan dan ketertinggalan yang dihadapi daerah ini tidak boleh dimaknai sebagai belenggu untuk tidak bangkit keluar dari situasi dan kondisi yang ada.
Gubernur Viktor Bungtilu Laiskodat sampaikan ini dalam pidatonya pada peringatan detik-detik proklamasi HUT RI ke-74 di alun-alun rumah jabatan gubernur, Sabtu (17/8/2019).
Menurut Laiskodat, keterbatasan dan ketertinggalan yang sedang dihadapi hendaknya dijadikan sebagai motivasi sehingga akhirnya menjadi pemenang. Prinsipnya, harus mampu keluar dari kemiskinan, keterbatasan dan ketertinggalan dengan memanfaatkan sumber daya yang dipunyai.
“Spirit NTT bangkit, NTT sejahtera merupakan sebuah ajakan kolektif untuk berpartisipasi membangun daerah ini,” kata Laiskodat.
Pada kesempatan itu ia mengungkapkan, upaya percepatan penanggulangan kemiskinan juga secara kolektif dan integratif terus dilakukan melalui perubahan pembangunan. Dimana gerakan pembangunan yang dilaksanakan itu melalui sejumlah sektor, yakni sektor pertanian, sektor peternakan, dan penghapusan rumah tak layak huni.
“Kita punya marungga sebagai pohon ajaib, bukan hanya untuk atasi stunting dan gizi buruk, tapi juga memiliki nilai ekonomis tinggi. Kita juga mau mengembalikan kejayaan sapi sebagai andalan masyarakat NTT,” tandas Laiskodat.
Ia menyatakan, tahun ini pemerintah provinsi (Pemprov) juga meluncurkan minuman alkohol lokal yang diberi nama Sopia. Ini sebagai wujud komitmen pemprov untuk memberdayakan minuman lokal dalam rangka meningkatkan kualitas dan martabat produk-produk asli masyarakat NTT. Juga sekaligus meningkatkan derajat ekonomi masyarakat.
“Ini (sopi/moke ) sudah lama ada dan berkembang di masyarakat. Kita ingin mengembangkannya agar lebih berkualitas melalui hasil uji laboratorium agar memiliki nilai tambah ekonomi,” terang Laiskodat.
Lebih lanjut ia menyampaikan, NTT memiliki potensi sumber daya yang kaya. Misalkan, NTT memiliki potensi pariwisata berkelas dunia. Taman pariwisata Pulau Komodo merupakan kawasan wisata yang sudah mendunia. Karenanya pemprov menjadikan pariwisata sebagai penggerak utama ekonomi.
Laiskodat menjelaskan, saat ini pemprov sedang membangun komunikasi intensif dengan pemerintah pusat. Tujuannya agar pengelolaan Taman Nasional Komodo (TNK), termasuk kawasan wisata Pulau Komodo diserahkan ke pemprov.
“Kita berharap ada upaya proteksi terhadap habitat dan populasi binatang purba Komodo,” imbuh Laiskodat.
//delegasi(mario)