Kupang, Delegasi.Com – Pemerintah NTT telah menyurati Dirjen Perhubungan Darat, Kementerian Perhubungan untuk meminta bantuan satu unit kapal feri guna melayani rute Kupang (Bolok)- Aimere.
Kepala Dinas Perhubungan NTT, Isyak Nuka sampaikan ini kepada wartawan di Kupang, Selasa (20/8/2019).
Isyak mengatakan, kapal feri yang diminta itu adalah kapal Gajah Madah yang selama ini berada atau beroperasi di Surabaya. Bila Dirjen Perhubungan Darat merespon dan menyetujui permintaan itu, maka kapal feri dimaksud akan melayani rute Kupang- Aimere, PP.
“Dengan demikian rute Kupang- Waingapu akan dilayani satu kapal tersendiri,” kata Isyak.
Ia menyampaikan, selama ini rute Kupang- Waingapu harus singgah di Aimere. Akibatnya, jumlah penumpang melebihi kapasitas kapal, apalagi satu jadwal pelayaran tertunda akibat cuaca buruk. Jika demikian dapat dipastikan ada calon penumpang terpaksa ditolak karena kapasitas kapal tidak bisa menampung semua calon penumpang. Karena rute kapal itu memuat penumpang dari sejumlah kabupaten, yakni tiga Manggarai, Ngada dan sebagian Nagekeo serta empat kabupaten di Pulau Sumba.
“Kita juga berupaya agar ada satu kapal feri yang melayani rute Kupang- Labuan Bajo, Manggarai Barat,” papar Isyak.
Menjawab pertanyaan seperti apa respon Dirjen Perhubungan Darat terkait surat permintaan dimaksud, ia mengakui hingga saat ini belum ada jawaban resmi. Mengingat rute pelayaran Kupang- Aimere sangat potensial, diharapkan dalam waktu dekat surat yang telah dikirim itu segera mendapat jawaban.
Pada kesempatan itu Isyak menyampaikan, sebagai provinsi bercirikan kepulauan, NTT harus memiliki tiga unit kapal feri dengan bobot di atas 2.000 Gross Tonase (GT). Tiga kapal itu akan ditempatkan di tiga pulau. Untuk melayani masyarakat di Pulau Flores dan Lembata, kapalnya ditempatkan di Maumere, Kabupaten Sikka. Untuk melayani masyarakat di empat kabupaten di Pulau Sumba, kapalnya ditempatkan di Waingapu, Sumba Timur. Sedangkan untuk melayani masyarakat di Pulau Timor, kapalnya ditempatkan di Bolok.
“Sedangkan rute pelayaran dari Kupang ke Pulau Flores dan pulau-pulau lainnya tetap seperti sekarang yang dilayani PT ASDP Feri Indonesia,” terang Isyak.
Ia berargumen, jika tiga kapal itu bisa disiapkan, sudah dipastikan interkoneksi antarpulau bisa tercapai. Dengan demikian, laut tidak dilihat sebagai pemisah tapi menjadi penghubung antarpulau. Karena mobilitas barang dan orang terjadi setiap hari dari satu pulau ke pulau lainnya dengan kapasitas kapal yang memadai.
//delegasi(mario)