Kupang, Delegasi.Com – Provinsi Nusa Tenggara Timur meraih juara dua tingkat nasional lomba program transmigrasi lokal (Translok) teladan 2019.
Peraih juara itu atas nama Robert Male yang menempati UPT Permukiman Laimbaru, Kabupaten Sumba Timur sejak Desember 2015.
Peraih juara, Robert Male kepada wartawan di Kupang, Jumat (23/8) mengatakan, ada beberapa aspek penilaian dalam perlombaan dimaksud.
Ia menjelaskan, sejumlah aspek yang dinilai dalam perlombaan itu antara lain ekonomi, sosial, budaya, permukiman, pendidikan dan kesehatan. Dari aspek ekonomi misalnya, yang menjadi penilaian adalah pendapatan yang diperoleh dalam setahun.
“Dari aspek ini, saya kalah dari peserta translok di Mataram, dimana pendapatan yang saya peroleh dari berbagai usaha yang dijalankan Rp213,6 juta per tahun, sedangkan peserta asal Mataram Rp600 juta per tahun,” kata Robert.
Tentang alasan mengikuti program translok, perawat yang mengajukan pensiun dini dari PNS ini menyampaikan karena realita hidup yang dihadapinya. Walau dirinya berpenduduk asli Waingapu, Sumba Timur, tapi tidak memiliki lahan dan rumah sendiri. Karena itu dirinya mendaftarkan diri untuk mengikuti program translok. Dirinya mendaftar dengan nomor urut 99 dari 100 kepala keluarga yang dibutuhkan.
Selain rumah, lanjutnya, setiap peserta mendapatkan pekarangan dengan ukuran 20 kali 50 meter persegi. Juga diberikan lahan usaha seluas 1,5 hektar. Di atas lahan usaha itu, dirinya menanam berbagai jenis tanaman seperti kelapa, mahoni, jati putih, jambu mete dan nangka. Juga tanaman umur pendek seperti jagung dan kacang-kacangan.
“Kami juga merintis kegiatan lainnya yakni koperasi dan kelompok tenun ikat. Dengan latar belakang sebagai seorang perawat, saya juga membuka apotek,” papar Robert.
Pada kesempatan itu ia menyampaikan sangat bangga dengan penghargaan yang diperoleh. Karena tidak semua orang terima penghargaan, apalagi tingkat nasional dengan meraih juara dua.
“Saya mengajak masyarakat NTT untuk tidak bersikap pesimis mengikuti program transmigrasi karena ada banyak manfaat yang kita peroleh,” ajak Robert.
Pembina Permukiman Transmigrasi NTT UPT Laimbaru, Sumba Timur, Djoh David mengatakan, jumlah warga yang tinggal di UPT tersebut sebanyak 1.007 jiwa sedangkan jumlah kepala keluarga (KK) sebanyak 200 KK. Ada berbagai kegiatan pembinaan yang dilakukan, antara lain menyangkut aspek sosial, budaya dan spiritual serta usaha ekonomi produktif.
Kepala Dinas Koperasi, Tenaga dan Transmigrasi NTT, Sisilia Sona menyampaikan, sudah ada 12 kabupaten di NTT yang sudah memiliki UPT Permukiman Transmigrasi. Dari jumlah tersebut, fokus perhatian saat ini untuk dua UPT yakni di Sumba Timur dan Malaka. Untuk di Malaka, direncanakan pada 23 September mendatang, warga sudah menempati permukiman transmigrasi itu.
“Selama setahun pemerintah akan memberi jaminan hidup kepada semua warga penghuni permukiman transmigrasi,” kata Sisilia.
//delegasi(mario/ger)