KUPANG, Delegaai.Com – Partai Golkar mendorong enam orang kadernya untuk maju dalam pentas pemilu kepala daerah (Pilkada) di tiga kabupaten pada 2022 mendatang, yakni Manggarai Barat, Manggarai, dan Ngada.
Demikian, Tim Pilkada Daratan Flores Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar NTT, Maximilianus Adipati Pari kepada wartawan di Kupang, Kamis (12/9/2019).
Maxi, demikian ia biasa disapa mengatakan, pada 9 September kemarin, tim pilkada Golkar NTT bersama DPD Golkar tiga kabupaten itu menggelar rapat kerja daerah (Rakerda) di Labuan Bajo.
Ada sejumlah rekomendasi yang dihasilkan dalam rakerda dimaksud. Untuk pilkada Ngada, pleno menetapkan calon tunggal untuk maju menjadi bakal calon bupati, Andreas Paru.
Golkar memiliki tiga kursi di DPRD Ngada. Dibutuhkan minimal dua kursi lagi untuk memenuhi syarat 20 persen pengusungan pasangan calon bupati dan wakil bupati (Wabup).
“Proses bakal calon wabup belum ditetapkan karena masih harus dikomunikasikan dengan pihak lain. Bakal calon wakil bisa dari kalangan birokrasi, partai politik atau kalangan profesional lainnya,” kata Maxi.
Wakil rakyat asal daerah pemilihan Manggarai Raya ini menjelaskan, untuk pilkada Manggarai, salah satu kader yang direkomendasikan untuk didorong adalah ketua Golkar Manggarai, Simprosa Gandut.
Selain itu, kader lain yang juga digadang-gadang adalah Sekretaris Golkar Manggarai, Yoakim Jehati.
Khusus untuk ketua Golkar Manggarai, lanjut Maxi, ada tiga opsi yang direkomendasikan.
Opsi dimaksud yakni mendorong Simprosa Gandut maju sebagai bakal calon bupati.
Opsi kedua, membangun komunikasi dengan Bupati Kamilus Deno.
Opsi ketiga adalah membangun komunikasi dengan wakil bupati sekarang karena beliau dikabarkan akan maju sebagai bakal calon bupati.
“Golkar harus berkoalisi dengan partai politik lain untuk menggenapi delapan kursi dalam syarat pengusungan bakal calon karena Golkar baru memiliki lima kursi,” terang Maxi.
Ia menyampaikan, untuk pilkada Manggarai Barat (Mabar) ada tiga kader Golkar yang direkomendasikan, yakni Mateus Hamsi (Ketua Golkar Mabar), Blasius Jeramu (anggota DPRD Mabar) dan Maximilianus Adipati Pari (anggota DPRD NTT).
Dengan memiliki tiga kursi di DPRD Mabar, Golkar harus berkoalisi dengan partai politik lain untuk menggenapi syarat minimal enam kursi.
Maxi mengungkapkan, semua kader yang direkomendasikan itu diminta untuk membangun komunikasi politik dengan partai politik lain, melakukan konsolidasi organisasi hingga ke tingkat paling bawah, dan melakukan sosialisasi secara luas. Sehingga salah satu persyaratan dalam pengusungan bakal calon adalah survei. Hal ini sesuai dengan peraturan organisasi yang harus ditaati semua kader.
“Saat ini partai sedang melakukan survei bakal calon bupati dan wabup guna menentukan figur yang tepat untuk diusung pada pentas pilkada,” tandas Maxi.
Ia menambahkan, dalam kepentingan pilkada, Golkar pada prinsipnya mendorong figur terbaik maju sebagai kepala daerah. Selain nama yang sudah direkomendasikan, partai juga masih membuka pintu bagi kader Golkar lain atau figur lain yang memiliki niat untuk maju menjadi bupati atau wabup dari Golkar.
Wakil Sekretaris DPD PDIP NTT, Eman Kolfidus menyampaikan, DPD sedang turunkan tim ke kabupaten penyelenggara pilkada tahun 2022 mendatang. Tim ini bertugas untuk melakukan konsolidasi kesiapan DPC partai untuk memulai proses rekruitmen bakal calon kepala daerah dan wakil kepala daerah, serta menyiapkan segala persyaratan administrasi.
“Pembukaan pendaftaran akan dimulai secara serentak di masing- masing sekretariat partai,” papar Eman.
//delegasi(hermen)