Sole Oha Massal Akhiri Festival Lamaholot 2019

  • Bagikan
Tarian Tradisional Sole Oha Massal di Lapangan Sepak Bola Karing Lamalouk akhiri Festival Lamaholot Nusa Tadon 2019, Minggu, 15/09/2019, Malam. (Delegasi.Com/BBO)

LARANTUKA, Delegasi.Com –Tarian tradisional Sole Oha massal sekitar 500 orang bersama Bupati Anton Hadjon dan seluruh rombongan di lapangan sepak bola Karing Lamalouk secara resmi mengakhiri seluruh rangkaian Festival Lamaholot 2019.

Pantauan langsung  Delegasi.Com, tarian Sole Oha ini berlangsung mulai pukul 23.000, setelah Bupati Anton Hadjon menyampaikan sambutan penutupnya diatas panggung utama dengan beberapa pesan pentingnya.

Bupati Anton Hadjon sedang berada di panggung utama Festival Lamaholot 2019 Nusa Tadon, Desa Karing Lamalouk menutup acara ini. (Delegasi.Com/BBO)

 

Dalam sambutan penutup Festival,  Bupati Anton mengajak seluruh warga terus memupuk semangat kebersamaan, gotong-royong, jujur dan rendah hati.

Serta memerintahkan Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Flotim bersama jajarannya segera menyusun rancangan kurikulum tentang Tenun Ikat menjadi Muatan Lokal sejak tingkat Sekolah Dasar agar dijadikan Produk Peraturan Bupati Flotim.

Usai sambutan, Bupati Anton Hadjon pun langsung mengajak seluruh warga festival Nusa Tadon bersole oha.

Tak menunggu waktu lama, seluruh peserta festival dan warga tuan rumah dipimpin Bapak Dei Lamalouk langsung tumpah ruah menggebrak memenuhi lapangan sepak bola Karing Lamalouk.

Diperkirakan ada sekitar 500 orang yang turun menari Sole Oha massal ini.

Warga pun antusias saksikan Tarian Sole Oha massal di lapangan bola kaki Karing Lamalouk. (Delegasi.Com/BBO)

 

Sementara itu, tak kurang dari 1.000 orang juga yang menjadi penontonnya.

Suasana malam penutupan festival pun kian ramai dan indah, tatkala suara merdu syair-syair adat terus dilantunkan oleh Ama Dei Lamalouk dan beberapa yang lainnya dalam tarian Sole Oha massal itu.

Pesan-pesan tentang ajakan agar terus memumpuk kebersamaan, persaudaraan, gotong royong, kejujuran, keihklasan, saling menghormati sebagai orang Lamaholot dan juga melitanikan rasa syukur dan gembira atas terselenggaranya festival ini pun tersajikan dengan indah.

Warga pun terlihat begitu gembira ria dan menikmati malam akhir festival Lamaholot ini.

Disudut-sudut lapangan yang dipenuhi stand-stand pameran berbagai produk seperti minuman Kopi Adonara, Jahe Adonara tetap ramai.

Meski angin malam pun sangat menusuk dan membuat banyak pengunjung kedinginan. Beberapa warga langsung memberi apresiasinya.

Mereka berharap festival ini terus berlanjut. Karena banyak hal positipnya. Salah satunya, membuat kampung jadi ramai.

“Ini salah satu cara untuk membuat mura ramai kampung dan mengajak masyarakat untuk mencintai kampung halamannya. Serta menemukan kembali karya seni budayanya sebagai jati dirinya. Selain itu, menjadi panggungnya masyarakat untuk terus berkreasi dan berinovasi. Sekaligus memajukan dirinya, desanya dan daerahnya. Dan, melalui ivent ini, Kita bisa bertemu dan bertukar pikiran tentang kehidupan kemarin, hari ini dan yang akan datang,”ujar tokoh masyarakat Tobi, Agustinus Beda Ama, saat ngobrol bersama media di Stand Kopi Adonara, sambil menikmati kopi hangat saat menyaksikan Sole Oha massal itu.

Dimata Agus Beda, festival ini mesti jadi ikonnya masyarakat, bukan pemerintah.

“Ini harus cepat direspons. Masyarakat yang mesti memainkan peranan penting, dengan tampil mempromosi dan menjual berbagai produk dan karya seni budaya melalui festivalnya, lalu pemerintah diundang datang menyaksikan dan membelinya. Dan, saya kira, efek festival mesti sudah saatnya direspons cepat oleh desa-desa, apalagi sudah ada dana desanya untuk memback up,”pungkasnya memberi saran.

Ia menantang Kepala Desa Karing Lamalouk, Ankletus Taka Boli, yang juga mantan Kepala Dinas Pendidikan Flotim dan seluruh tokoh masyarakatnya, Karang Taruna Karing Lamalouk untuk menjadi yang terdepan menggelar festivalnya sebagai tindaklanjut.

“Iyah, saya kira, Desa Karing Lamalouk dan Kades Ankletus Taka Boli bisa menggelar festivalnya juga. Apalagi, malam ini sudah membuktikan bisa jadi tuan rumah Festival Lamaholot 2019 di Nusa Tadon Adonara,”salutnya mengakhiri obrolan, sambil lanjut menyeruput kopi panas ditemani sebatang Surya 12 dan Dji Sam Soe sekedar mengusir dinginnya malam Karing Lamalouk. Good.. !!! //delegasi (BBO)

Komentar ANDA?

  • Bagikan