Sosbud  

Diduga Stres, Seorang Petani di Sikka Tewas Gantung Diri

Avatar photo
ILUSTRASI //Foto: Istimewa

MAUMERE, Delegasi. Com – Mikael Mitang,(60) petani asal Dusun Utan Wair Desa Nangahale Kecamatan Talibura Kabupaten Sikka, nekat mengakiri hidupnya dengan gantung diri pada ranting pohon mete,Rabu (25/9/19) pagi.

Korban yang dikenal memiliki kepribadian pendiam dan tertutup ini, diduga mengalami stress akibat istri pertamanya meninggal dunia.
Kapolres Sikka, AKBP Rickson P. Situmorang,SIK kepada awak media menjelaskan krinologis peistiwa gantung diri ini terjadi pada hari Rabu(25/9/2019) sekitar pukul 6.00 wita.

Dimana sebelumnya korban bersama tetangga yang di ketahui bernama Nelis, duduk di tedang (bale-bale) miliknya meneguk kopi pagi sambil berbincang-bincang.

Usai menghabiskan kopinya, Nelis berpamitan pada korban untuk memetik buah mente dikebun miliknya.

Tak lama berselang sekitar pukul 7.00 wita, anak korban bernama Darius Dare (40) hendak pergi memberi makan sapi milik mereka. Namun Darius begitu kaget menemukan/melihat ayahnya sedang tergantung di ranting pohon mete dengan menggunakan seutas tali nilon.

Jarak antara rumah dan tempat korban di temukan hanya sekitar 10 meter dari rumah korban. Saat ditemukan, korban sudah tidak bernyawa lagi atau sudah meninggal dunia.

Melihat kejadian itu, anaknya langsung melapor ke kepala dusun Utanwair Robertus Nong Pas (40).
Saat itu juga, sekitar jam 7.30 Wita, Robertus Nong Pas langsung menuju Kantor Polsek Waigete guna melaporkan peristiwa gantung diri tersebut.

“Ada kejadian gantung diri di dusun Utan Wair Desa Nangahale Kecamatan Talibura. Korbannya di ketahui bernama Mikhael Mitang, umur 60 tahun.

Dimana kronologis kejadiaannya, pagi itu korban bersama tetangganya bernama Nelis, minum kopi pagi bersama di bale-bale di rumah korban. Setelah menghabisan kopinya, Nelis pamit ke korban untuk memetik buah mente.

Selang berapa lama, anak korban Darius Dare hendak memberi makan sapi milim mereka, namun tiba-tiba kaget melihat ayahnya sudah tergantung di ranting mente yang jaraknya sekitar 10 meter dari rumah korban. Saat di temukan anaknya korban sudah meninggal dunia.

Melihat kondisi itu, anak korban langsung melapor ke kepala dusun. Saat itu juga kepala dusun mendatangi Polsek Waigete dan melapor kejadian tersebut ” Kata Situmorang.
Lebih lanjut Kapolres menjelaskan, usai mendapat laporan dari pelapor, timnya yang di pimpin Kapolsek Waigete IPDA Razes P. Manurung, S. Tr. K, bersama Paur Identifikasi Polres Sikka, Aipda David Daud Jeradu, langsung mendatangi Tempat Kejadian Perkara (TKP) untuk mengamankan TKP, mengolah TKP dan membuat permintaan VER serta membuat laporan polisi.

“Setelah mendapaf laporan Tim saya yang dipimpin Kapolsek Waigete bersama Paur Identifikasi Polres Sikka langsung turun ke TKP untuk mengamankan dan mengolah TKP serta mrmbuat laporan polisi, ” Kata Situmorang.
Untuk di ketahui, korban dalam kesehariannya, memiliki sifat pendiam dan sangat tertutup.

Diduga korban mengalami stress karena istri pertamanya meninggal dunia. Saat sebelum meninggal, selama ini korban tinggal bersama istri keduanya dan anak perempuannya Anastasia Anas (32 thn) Pagi itu, istri keduanya bersamana anak perempuannya menghantarkan cucu mereka ke sekolah.

Mereka kaget mendengarnya dan sangat terpukul dengan kejadian tersebut. Korban telah di periksa/visum luar oleh dokter Puskesma Watubaing, dr. Erwin Yudistira dan di ketahui tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. Keluarga korban menerima kejadian tersebut sebagai musibah.

//delegasi (yanni lioduden)

Komentar ANDA?