KUPANG, Delegasi.Com – Idealnya, banyak tokoh politik maupun tokoh masyarakat yang mendaftar sebagai bakal calon Bupati dan wakil Bupati Belu 2020/2025. Sayangnya, hingga saat ini, calon Bupati dan Wakil Bupati yang mendaftar di partai politik maupun melalui jalur indepemden masih sangat sepih.
Rendahnya minat kader politik dan tokoh masyarakat yang mendaftar sebagai calon pemimpin politik melalui partai politik maupun perseorangan di kabupaten Belu menyongsong Pilkada 2020 menunjukan rendahnya keinginan tokoh politik dan tokoh masyarakat untuk bertarung menjadi calon pemimpin politik di kabuapten perbatasan itu.
Demikian pendapat salah satu pengacara Kondang dari Kabupaten Belu, Helio Caitano Moniz, saat diskusi bersama Delegasi.Com di Kupang, Senin (30/9/ 2019)
Dilihat dari dinamika politik yang berkembang, pada saat setiap partai politik membuka pendaftaran bagi bakal calon Bupati dan Wakil Bupati Belu periode 2020 – 2024 nampak sepih bakal calon yang mendaftar.
Informasi yang diperoleh, kata Helio Caitano, baru dua calon Bupati yakni, Willybrodus Lay, Agustinus Taolin sementara bakal calon wakil bupati ada beberapa kandidat yakni Yulius Talok, Anton Bele, Arnaldo D. Tavares dan Marsianus Loe.
Dengan kondisi ini, Helio mengharapkan mestinya banyak kader politik yang ikut berkompetisi dalam proses pilkada di kabupaten Belu.
Rendahnya minat kader politik bertarung dalam pilkada belu mungkin di sebabkan beberapa faktor karena pertimbangan dukungan basis dan financial dan sejumlah syarat bagi ASN yang wajib mengundurkan diri ketika.ditetapkan.menjadi calon
Dari peta politik figur yang ada Willybrodus Lay – J.T. Ose Luan (paket SAHABAT ) masih layak memimpin Kabupaten Belu untuk periode yang kedua, karena memiliki wawasan enterpreneur dalam menata pembangunan di kabupaten matahari terbit itu.
Willy juga dinilai mampu memajukan pembangunan inftrakstruktur jalan dan pembangunan pariwisata sebagai hal yang baru dan beda dari kabupaten lain selama ini.
Selain itu program yang sudah dilakukan dari tangan Paket SAHABAT adalah program air bersih yang selama ini sudah terbukti sambungan baru sisitem perpipaan Molosoan ke kota Atambua.
Pengadaan sumur bor hingga kedalaman 300 meter serta Intervensi ke PDAM yang dulunya selalu rugi sekarang sudah sehat dan pada tahun depan jika tidak ada rintangan akan di bangun bendungan Welikis di Desa Lookeu.
“Kendati banyak isu miring tentang kedua sosok ini, Namum itu menjadi hal yang lumrah dalam kepemimpinan politik dan itulah bumbu dalam kehidupan berdemokrasi,” jelas Heilo
Sementara itu aktivis pemuda Belu, Jonas Beremau, mengharapkan Ema Ray Belu kedepan harus memiliki intuisi pemimpin yang tidak ego dan mampu memperkecil gengsinya, lebih fokus pada masa depan Belu.
Dan yang juga tidak kalah pentingnya menurut Beremau, pemimpin Belu ke depan bisa membuka sekat birokrasi sehingga terjadi reorganisasi dan restrukturisasi manejemen birokrasi di kabupaten Belu.
Hal ini penting, demi good govermen dan clean govermen dengan melibatkan semua steackholder mulai dari perencanan, pelaksanan dan evaluasi program pembagunan.
“Hal ini wajib dilakukan seorang pemimpin politik demi percepatan pelayanan dan pembangunan kemasyarakatan,” tanfas Beremau.
//delegasi(ger wisung)