KUPANG, Delegasi.Com – Untuk memenuhi standar kesejahteraan hidup masyarakat yang layak, Real Estate Indonesia (REI) NTT hadir bersama pemerintah menyediakan perumahan layak huni bagi masyarakat berpenghasilan ekonomi rendah.
Sebab salah satu indikator kemiskinan adalah rumah yang tidak layak huni.
Demikian Ketua REI NTT Bobby Pitoby dalam sambutanya saat pembukaan Musyawarah Daeah(Musda) REI ke VII 2019 di kupang, Kamis(7/11/2019).
Menurut pengusaha sukses itu, NTT merupakan provinsi termiskin kedua setelah Papua jika dibandingkan dengan provinsi lain di Indonesia.
Hal ini disebabkan aspek minimnya penyediaan rumah layak huni.
Dengan melihat fakta tersebut, sampai tahun 2019 REI NTT berhasil menjual 10 ribu rumah khusus subsidi dan non subsidi.
Dengan rincian, pada tahun 2016,berjumlah 1.564 unit, tahun 2017 terbangun 2.411 unit rumah dan sampai bulan Mey 2018 baru mencapai 1800 unit dari target 3000 unit rumah pada tahun 2018.
Sehingga tahun 2019 target 10.000 unit rumah dapat terbangun.
REI mengharapkan adanya kemudahan dari pemerintah terhadap pemberlakuan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) yang masih diberlakukan lebih besar dari Pajak Bumi dan Bangunan untuk obyek pajak dengan Nilai Jual Obyek Pajak (NJOP) di bawah Rp1 miliar.
“Mestinya juga BPHTB ikut dibebaskan untuk memudahkan masyarakat memperoleh rumah subsidi, dan diharapkan pada tahun 2019 – 2020 ada penambahan kuota rumah subsidi,” kata Bobby.
Bobby REI berharap kedepannya pemerintah membantu proses perijinan dan BPHTB, karena masih menjadi kendala bagi masyarakat berpenghasilan rendah mendapatkan rumah layak huni. Karena komponen BPHTnilainya cukup besar yaitu Rp4,9 juta, sementara harga rumah subsidi Rp158 juta.
“Diharapakan kedepan ada perhatian dari pemerintah dan DPR agar diskon BPHTB bisa mencapai angka sebesar 50 persen,” jelas Bobby.
Sementara Wakil Ketua umum Bidang Organisasi dan Anggota REI Indonesia, Joko Slamet Utomo menyampaikan terimakasih kepada pemerintah provinsi NTT yang telah memberi dukungan kepada REI untuk melaksanakan Musda.
Sebab Musda adalah kegiatan organisasi sesuai amanat AD/ART dan sudah menjadi agenda untuk.melakukan evaluasi tiga tahunan kepengurusan.
Musda ini juga untuk menilai dan menetapkan kembali kepemimpinan REI masa bhakti 2019 – 2020,di harapkan ke depan REI terus memberikanpelayanan terbaik kepada masyarakat dengan dukungan pemerintah.
Karena tugas REI menurut Slamet sebagai pelaku pembangunan melalui program pemerintah untuk menyediakan rumah bagi masyarakat, dimana pengembangan property juga menggerakan kegiatan ekonomi untuk menumbuhkan dan meningkatkan daya beli serta mampu menyerap tenaga kerja.
Joko berharap ke depan, REI secara internal teruslah membenahi diri dan tetap berusaha menjadi pengembang property yang baik dan penyedia jasa perumahan bagi masyarakat.
Sementara itu Gubernur Provinsi NTT dalam sambutanya yang di bacakan Kepala Biro Humas dan Protokol Setda NTT, Marius Jelamu, menyampaikan selamat bermusyawarah bagi REI NTT untuk terus melakukan kegiatan dalam rangka evaluasi oeganisasi serta menyusun program dengan tetap berkoordinasi dengan pemerintah untuk menyediakan rumah yang layak huni bagi penduduk di wilayah NTT.
“REI diharpakan mampu memainkan peran untuk membangun rumah sebagai salah satu kebutuhan dasar manusia,” jelas Jelamu.
Jelamj mengingatkan semua peserta Musda yang berada dalam ruangan ini mampu membeli tiket ke Hongkong, Amerika, Inggris apalagi New Selan, namun kita semua belum mampu membeli tiket ke surga, maka selama kita masih hidup teruslah berbuat baik kepada masyarakat dan khususnya REI perbuatan baik itu dengan menyediakan rumah layak huni kepada masyarakat di NTT.
//Delegasi.Com(ger wisung)