MATARAM, DELEGASI.COM – Sebanyak 75 warga Nusa Tenggara Timur (NTT) masih tertahan di pelabuhan Lembar, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), karena tidak bisa pulang.
Hal ini akibat kebijakan beberapa pemerintah daerah di Provinsi NTT yang melarang warga dari luar daerah dan luar negeri masuk ke wilayah NTT, selama pandemi Covid-19.
“Masih tertahan 75 orang di Lembar untuk tujuan Waingapu, Pulau Sumba,” terang Kepala Dinas Perhubungan Provinsi NTB, Lalu Bayu Windia, diberitakan kompas.com melalui pesan singkat, Senin (20/4/2020).
Mereka adalah warga NTT yang selama ini bekerja di Jawa, Bali dan lainnya yang pulang kampung karena aktivitas di tempat bekerja sudah sangat terbatas akibat Covid-19.
Warga NTT yang akan kembali ke daerah asalnya tersebut tertahan karena kebijakan pemda di NTT yang menutup pintu masuk melalui laut selama pandemi Covid-19.
Pemerintah Provinsi NTB melalui Dinas Perhubungan telah melakukan langkah-langkah strategis tentang kepulangan warga NTT dengan tujuan antara lain Sumba, Manggarai, Ende, Bajawa dan lainnya.
Bayu mengatakan, proses negosiasi dengan pemerintah NTT masih terus dilakukan untuk memulangkan warga.
Rencananya, warga NTT yang tertahan di pelabuhan Lembar akan diberangkatkan menggunakan kapal Pelni KM Egon.
Namun, warga belum bisa pulang karena belum mendapatkan izin dari pemda setempat. “Kapal sudah ada. Tunggu izin pemkab setempat, masih nego,” kata Bayu.
Selain di pelabuhan Lembar, Lombok Barat, warga NTT juga sempat tertahan di pelabuhan Sape, Bima.
Warga NTT yang sebelumnya sempat tertahan di pelabuhan Sape, Kabupaten Bima, telah dipulangkan hari ini, Senin (20/4/2020).
Bayu menyebutkan, ada 159 orang telah diberangkatkan dari pelabuhan Sape dengan tujuan Labuhan Bajo dengan menumpang kapal Ferry.
Surati Gubernur NTT
Sementara itu, Kepala Biro Humas dan Protokol Setda NTB, Najamuddin Amy, mengatakan, Gubernur NTB Zulkieflimansyah sudah melakukan komunikasi dengan Gubernur NTT tentang persoalan ini.
“Gubernur Zul sudah bersurat resmi ke Gubernur NTT Viktor Laiskodat agar meninjau kembali kebijakan pemda di wilayahnya,” kata Najam, melalui rilis resmi.
Pemprov NTB melalui Dinas Sosial Provinsi NTB juga ikut membantu menyediakan makanan untuk warga NTT yang saat ini masih tertahan di Pelabuhan Lembar.
Najam menambahkan, Pemerintah Provinsi NTB terus berikhtiar memutus mata rantai penyebaran Covid-19, namun tetap dengan langkah yang bijak sebagai bangsa yang besar.
“Kalau Pemrov Jateng memperhatikan warga NTB yang tidak mudik di Semarang itu adalah contoh baik, betapa rasa ke-Indonesiaan kita sangat terasa saat kita berada dalam musibah dan nasib yang sama.
Dan itu adalah modal sosial yang tidak boleh hilang dan tergerus dari sisi kemanusiaan kita, NTB juga demikian,” ujar dia.
//delegasi(*/hermen jawa)