KUPANG, DELEGASI.COM – Ditengah berlangsungnya seleksi Sekretaris Kota Kupang saat ini, salah satu tokoh masyarkat Kota Kupang, Enos Neparasi meminta Tim Seleksi perlu mempertimbangkan unsur geopolitik dalam penentuan calon Sekretaris Kota Kupang.
“Kalau Boleh Tim Seleksi mesti mengedepankan unsur keterwakilan dari aspek geopolitik. Kalau Wali Kota dari etnis Sabu, terus Pak Wakil Wali Kota etnis Flores dan Ketua DPRD nya dari etnis Rote, ya.., paling tidak Sekrestaris Kotanya dari Atoin Meto (Etnis Timor),” kata Enos Neparasi di Kupang, Jumat (26/6/2020).
Pernyataan yang agak kontroversi dengan UU ASN ini menurut Neparasi lebih mempertimbangkan unsur kebergaman.
“Izinkanlah, Perkenankanlah. Kami meminta kalau boleh kali ini Atoin Meto diberi kesempatan menjadi Sekretaris Kota Kupang. Saya meyakini kota ini akan menjadi indah sebab di isi oleh keberagaman yang luar biasa. Semoga dalam tes nanti nilai yang diperoleh teman-teman Atoin Meto tidak mengecewakan dewan juri”, harapnya.
Pernyataan yang agak provokativ ini menurut Neparasi tidak berlebihan. Pasalnya ada beberapa kader dari Atoin Meto yang layak dan pantas menduduki jabatan strategis itu.
Dia menjelaskan ada beberapa kader Atoin Meto seperti Yuma Fonay yang kini menjabat Kepala Dinas kelautan dan Perikanan Kabupaten Kupang, Valens Fonay saat ini menjabat Kadis Sosial Kabupaten Kupang dan Kris Koro salah satu ASN yang dari segi kepangkatan telah memenuhi syarat.
“Beberapa nama tersebut pangkatnya telah memenuhi. Beberapa nama tersebut, kantornya saja yang di Oelamasi tetapi sesungguhnya mereka merupakan warga kota Kupang”, ujarnya.
Selain unsur keberimbangan, sebagai warga Kota Kupang Enos Neparasi masih ingat betul janji Kampanye Wali Kota Jefri Riwu Kore tiga tahun silam.
Waktu itu pernyataan politik Jefri Riwu Kore menjanjikan jika dirinya jadi Wali Kota Kupang, maka Sekretaris Kota dipegang oleh Etnis Timor (Atoin Meto)
“Saat kampanye pemilihan kepala daerah biasanya kandidat-kandidat selalu menjual isu ini. Kita tidak boleh menyikapi isu ini secara negatif. Apabila Tuhan berkenan, Sekot kali ini dari Atoin Meto,” .
“Sebelumnya ada beberapa Sekot yang merupakan etnis Atoin meto seperti Bernadus Benu dan Tanel Namseok. Sehingga tidak salah bila Sekot kali ini dari Atoin Meto”, pungkas Enos yang juga ASN pada Biro Perekonomian dan Kerjasama Setda NTT itu.
Dia menilai, dampak kekosongan jabatan Sekot selama ini sangat terasa sehingga sudah saatnya Kota Kupang memiliki Sekot defenitif agar tidak merepotkan kinerja Walikota dan Wakil Walikota.
“Kami meminta rekrutmen Sekot terbuka sehingga panitia mempertimbangkan segala aspek yang termuat dalam UU. Menurut ketentuan UU ASN, yang namanya rekrutmen terbuka untuk Eselon II/A, seluruh Indonesia juga memiliki hak untuk mendaftar. Tentunya ada syarat lainnya yang tetapkan oleh panitia seperti pangkat dan usia dan lainnya”, tambah Enos.
//delegasi (*/tim)